Mohon tunggu...
Zuraini Basyar
Zuraini Basyar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

menulis untuk berbagi info dan pengalaman.\r\n\r\nmenulis juga di zurainibasyar.wordpress.com.\r\n\r\ntwitter: @zuraini_basyar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gesitnya Tukang Tambal Ban, 30 Menit Puluhan Ribu Rupiah

25 Januari 2014   17:49 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 13441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_292016" align="alignnone" width="336" caption="penambal ban (dok. pribadi)"][/caption]

Pulang dari kantor kemarin sore, saya pulang bareng suami.  Suatu hal yang nyaris  rutin sebenarnya untuk periode dua tahun yang lalu. Tapi setelah kantor suami pindah dari Jakarta ke Serpong, dijemput suami pulang kantor menjadi sesuatu yang langka :-).  Kemarin suami ada acara di Jakarta sehingga beliau bisa pulang bareng. Jadi, saya sudah bersiap menikmati waktu berduaan dengan suami di sepanjang jalan  pulang ke rumah. Saatnya menyusuri jalan kenangan. Ehmmm.

Tapi..., baru saja saya mau naik ke mobil,  ketahuan ban mobil sebelah kanan kempes. Ketahuan kempesnya juga setelah diberitahu oleh salah seorang rekan kerja saya yang saat itu sedang berdiri di halaman kantor. Tidak mau mengambil resiko, suami saya segera mengarahkan mobil ke bengkel terdekat. Ada dua bengkel di belakang kantor saya. Namun sayang, kedua bengkel tersebut sudah tutup. Jam kerja bengkel cuma sampai jam empat sore, dan saat itu sudah mendekati pukul lima sore.

Perlahan mobil menyusuri jalan mencari tukang tambal ban. Setelah tiga kali menepi untuk bertanya dimana tempat tambal ban, akhirnya kami menemukannya. Tempatnya di sebuah halte bis, tidak jauh dari jalan Thamrin yang merupakan jalan protokol di Jakarta. Lapak tambal ban ini perlengkapannya sangat sederhana. Sebuah ember hitam berisi air, pompa ban,  beberapa perkakas dalam sebuah kotak, dan sebuah compressor beserta selangnya yang diletakkan di belakang halte, di pinggir got yang dihubungkan dengan beberapa bilah papan ke jalan.

Waktu kami datang, di lapak ini sudah ada dua motor yang antri untuk dilayani. Si empunya lapak, seorang laki-laki berperawakan kurus yang mengenakan kaos bergaris-garis dan bercelana pendek,  sedang menambal ban motor. Tak lama kemudian ia menerima pembayaran jasanya. Uang itu ia masukkan ke dalam kaleng bekas tempat biskuit.

Menunggu giliran ban mobil ditambal, saya dan suami duduk di halte. Sambil mengobrol dengan suami, saya memperhatikan si bapak bekerja. Saya perkirakan umur si bapak sekitar empat puluh tahunan. Ia bekerja dengan cepat. Tadinya saya pikir ia hanya sendirian. Tapi ternyata ada yang membantunya untuk menghidupkan compressor dan membantu memeriksa ban dalam motor. Hmmm, tapi cuma sedikit saja membantunya. Satu kali menghidupkan compressor, satu kali memeriksa ban dalam. Lalu orang yang membantu itu meninggalkan lapak.

Satu ban dalam motor yang sudah ditambal si bapak, dia beri pemberat. Si bapak melanjutkan ke motor berikutnya. Saya menduga diberi pemberat mungkin supaya tambalannya melekat erat. Tak lama, dua motor selesai, berikutnya giliran mobil kami diperiksa. Ditemukan sebuah paku sepanjang telunjuk. Bagian bawah ban bocor tertusuk paku. Oooo, kena dimana ya…. Ya sudahlah, yang penting bisa segera ditambal.

[caption id="attachment_292017" align="alignnone" width="448" caption="panjang paku yang menusuk ban dibandingkan pulpen"]

1390646756612457950
1390646756612457950
[/caption]

Karena tidak ada yang membantunya lagi, si bapak menghidupkan compressor sendiri. Menyeberangi got yang lebar, ia melompat ke batu-batu dimana compressor diletakkan. Dinyalakannya compressor, dan ia segera bergegas menyeberangi got kembali untuk meneruskan pekerjaannya.  Gesit sekali. Saya sampai takjub melihatnya, seandainya si bapak tidak sibuk sekali, rasanya ingin saya mewawancarainya. Senangnya melihat seseorang yang bekerja penuh semangat dan sangat cekatan.

Tak lama kemudian ban mobil kami selesai ditambal. Saya lihat dua motor sudah menunggu untuk dilayani. Sejak kami datang hingga ban mobil selesai ditambal, saya hitung sekitar setengah jam. Tiga motor dan satu mobil yang sudah ia tangani. Ongkosnya? Tambal ban mobil Rp. 20.000,-, tambal ban motor Rp. 15.000,-.  Jadi dalam waktu setengah jam, sudah Rp. 65.000,- yang berhasil dikumpulkannya. Kalau dalam sehari lapaknya buka 4 jam saja, sudah lebih dari setengah juta. Kalau sebulan? Wah..., pendapatan yang cukup besar yang insya Allah halal dan berkah.

Mobil sudah beres, waktunya bernostalgia di sepanjang jalan kenangan :-)

*****

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”(Al-Jum’at: 10)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun