Mohon tunggu...
Zuraini Basyar
Zuraini Basyar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

menulis untuk berbagi info dan pengalaman.\r\n\r\nmenulis juga di zurainibasyar.wordpress.com.\r\n\r\ntwitter: @zuraini_basyar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengalaman Mendampingi Remaja di Media Sosial

15 Desember 2012   02:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:37 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sudah sering kita mendengar kasus remaja diculik dan mengalami kekerasan seksual akibat pergaulan di dunia maya. Hal ini membuat kita sebagai orang tua menjadi sangat khawatir dan perlu waspada. Tak terkecuali buat saya dan suami yang memiliki remaja putri. Putri-putri kami sebagaimana teman sebayanya, memiliki akun facebook dan twitter. Mereka sudah memiliki akun-akun ini sekitar empat tahun yang lalu. Berangkat dari kekhawatiran pertemanan di dunia maya yang rawan kejahatan, kami melakukan beberapa hal untuk mendampingi mereka di dunia maya. Inilah hal-hal yang kami lakukan:

1.Pada awal pembuatan akun facebook, kami meminta mereka melakukan penyaringan untuk orang-orang yang akan menjadi teman mereka. Filter yang kami minta mereka terapkan adalah: Pertama, pada prinsipnya yang boleh menjadi teman di dunia maya adalah teman mereka juga di dunia nyata.  Kedua, bila ada yang meminta menjadi teman yang merupakan teman dari teman sebelumnya, periksa dulu identitas termasuk fotonya. Apakah memang bisa ditelusuri dengan baik keberadaannya? Apakah memang sebaya? Bila hal ini terpenuhi, mereka boleh mengkonfirmasi permintaan pertemanan. Namun pengecekan secara berkala tentang siapa saja temannya, terus kami lakukan. Kami pernah meminta putri kami menghapus teman yang kami anggap tidak jelas identitasnya, dan terlihat dari fotonya bahwa yang bersangkutan bukan lagi remaja.

2.Kami juga meminta agar wall mereka di-setting hanya bisa diakses teman. Tidak bisa diakses publik. Walaupun hanya bisa diakses teman, mereka tidak boleh menuliskan alamat lengkap, nomor telepon dan lain-lain yang merujuk pada lokasi keberadaan mereka pada wall.

3.Pengawasan terhadap foto-foto yang mereka upload juga saya lakukan. Foto-foto yang diupload harus yang berpakaian sopan.

4.Untuk mengetahui apa saja yang mereka bicarakan di dunia maya, saya dan suami sepakat yang akan mengawasi mereka adalah saya. Karenanya saya membuat juga akun facebook dan twitter. Secara rutin, saya membaca wall dan tweet mereka. Sesekali saya ikut berkomentar. Dengan ikut aktif di dunia maya, saya dapat memantau aktivitas mereka secara optimal. Saya arahkan mereka agar hati-hati bila menulis di wall atau nge-tweet. Tulisan jangan sampai menyakiti atau menyinggung orang lain. Pernah terjadi, salah satu putri kami bertengkar di facebook dengan seorang temannya yang berujung pada permusuhan di sekolah. Alhamdulillah, hal ini segera terpantau, dan kami minta ia menyelesaikan masalahnya dengan saling berma’afan dan  menghapus tulisan di wall yang menjadi sumber pertengkaran.

5.Terakhir namun yang paling penting, saya membuat mereka agar nyaman untuk ngobrol apa saja dengan keluarga terutama dengan saya. Biasanya pada akhir minggu, sambil tidur-tiduran di kamar, kami ngobrol apa saja. Mereka cerita pengalaman mereka, saya juga cerita-cerita pengalaman saya. Mulai dari masalah pelajaran, cita-cita, fashion, cowok, bahkan jerawat :).  Pokoknya apa saja diobrolin. Inilah saatnya saya sebagai orang tua menyampaikan berbagai pesan yang dibungkus cerita, termasuk agar mereka berhati-hati terhadap bujukan dan rayuan dari lawan jenis baik di dunia nyata maupun di dunia maya.  Saya berharap, bila sudah dapat tempat curhat yang nyaman di keluarga tentunya mereka tidak perlu curhat di luar.

Demikian pengalaman saya, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun