[caption id="attachment_324150" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]
Yang merasa sebagai ABG Eksis atau mau jadi ABG Eksis, boleh banget baca ini :-D.
Sebutlah namanya Dina. Baru kelas satu SMA. Sejak masih di SMP, Dina yang imut ini sudah bertekad mau ngeksis kalau sudah di SMA. Eksis? Maksudnya? Ya, jadi populer di sekolah gitu, tapi yang dimaksud populer yang positif lho. Semacam selebnya sekolah deh. Banyak yang kenal, dan mungkin banyak juga pengagumnya baik terang-terangan maupun rahasia. Hahaha….
Menurut si imut Dina, macam-macam jalur buat jadi eksis, buat orang jadi nyadar kalau kamu itu sesuatu (pake banget juga boleh). Maksudnya Dina, ini eksis yang pake usaha. Bukan karena bawaan lahir seperti karena kamu ganteng banget atau cantik banget, jadi orang-orang pada kenal.
Jalur pake usaha itu apa aja? Bisa jalur prestasi, baik prestasi akademik, seni maupun olahraga. Artinya kamu terkategori anak yang pinter abis, masuk rangking atas terus, atau bahkan peraih medali olimpiade nasional/internasional. Kalau punya prestasi olimpiade seperti ini, foto kamu bakalan dipampang di spanduk di gerbang sekolah. Hehehe, jadi ngetop kan.
Jalur prestasi seni dan olahraga, mirip seperti jalur akademik. Kamu bakalan dikenal kalau prestasi kamu mengharumkan nama sekolah. Misalnya jadi juara menari tarian tradisional tingkat provinsi, atau jadi anggota tim basket sekolah yang jadi juara se-kabupaten. Selain karena mengharumkan nama sekolah, kamu bisa ngetop kalau sering tampil di acara-acara sekolah. Ya, ikut kontribusi menari atau buat acara ngebasket di sekolah.
Jalur lain buat eksis adalah ikut organisasi dan aktif di ekstrakurikuler. Bisa ikut OSIS, Dewan Perwakilan Kelas (DPK), Palang Merah Remaja (PMR), Paskibra dan lain-lain. Ikut organisasi kayak gini bisa bikin kamu jadi percaya diri, melatih kamu berargumentasi dalam suatu rapat, belajar menghargai pendapat orang lain, tahu cara-cara jadi pemimpin, belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi dll.. Pokoknya banyak deh.
Nah, Dina milih jalur organisasi ini. Dia pengen belajar berorganisasi sekaligus bisa eksis. Dina aktif di DPK dan PMR. Ternyata mau jadi DPK, harus lewat seleksi ketat dulu rupanya. Yang nyeleksi calon DPK, kakak kelasnya yang anggota DPK juga.
Dina lolos seleksi, dan dapat salah satu jabatan sekretaris DPK. Usai resmi dilantik, Dina mulai sibuk rapat. Setiap minggu pasti ada rapat DPK, minimal sekali dalam seminggu. Belakangan ini, dia sibuk rapat untuk menyiapkan event Pentas Seni (Pensi).
Nggak berhenti cuma di rapat, Dina dan kawan-kawan juga melakukan penggalangan dana buat Pensi. Caranya? Setiap anggota DPK diminta jualan suatu produk, yang keuntungannya dijadikan sumbangan buat dana Pensi. Dijualnya kemana? Jelas, ke teman-temannya sendiri, bisa teman sekelas atau teman sesekolah kalau mampu :-D
Macam-macam jualan anggota DPK. Yang dijual makanan kecil seperti lumpia, coklat, bakwan, dll.. Dina sendiri memilih jualan bakpao. Sehari sebelum jualan, Dina bawa beberapa bakpao untuk jadi tester. Dia minta pendapat beberapa temannya mengenai rasa dan kepantasan harga jual bakpao. Kata teman-temannya, bakpaonya enak. Mereka juga bilang harga yang pantas dan terjangkau buat kantong anak SMA tapi masih mendatangkan untung. Hasilnya? Laris manis dong bakpaonya, pas dijual besoknya.
Sekarang pertanyaannya: Dina udah merasa eksis belum? Pede abis, dia jawab: Udah. Ngukurnya dari mana eksis atau tidak? Banyak yang kenal, kalau ketemu suka disapa atau dikasih senyum. Kok bisa banyak yang kenal? Soalnya sering keluar-masuk kelas ngasih pengumuman DPK, eh iya satu lagi, keluar-masuk kelas karena jualan. Hahaha…
Ehm, punya pengagum rahasia nggak? Jawabnya, ada sih…tapi rahasia juga :-D
based on a true story
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H