Heboh video lagi, ribut lagi. Dulu soal mempermainkan ritual sholat dalam parodi joget yang dilakukan oleh sekelompok pelajar di Makassar sana. Sekarang tentang adegan mesum dalam ruangan kelas yang dengan sengaja direkam oleh sekelompok pelajar pula.
Kalau mau jujur, sebenarnya kasus begini cuma sebagian kecil yang terungkap ke permukaan. Anda bisa googling atau buka YouTube bahwa betapa banyaknya generasi yang sudah salah melangkah.
Seperti biasa, masyarakat kita hanya bisa mengelus dada, mengecam, mengutuk, dan segala sumpah serapah lainnya pada pelaku TETAPI LUPA mengoreksi keluarga sendiri. Malahan ada yang sibuk download, cpd. Anehnya, media menjadikan berita miris tersebut sebagai trending topic, bukan menutupi agar tidak menjadi contoh bagi remaja yang menontonnya.
Ada apa gerangan?
Saya menuliskan ini sambil belajar melihat dari sisi pelaku yang tergolong masih ababil dan unyu-unyu itu. Anggaplah saya kelas dua SMP, dan inilah pemikiran saya.
+ Gak masalah, tuh om-om kita yang duduk di DPR, yang menjadi pejabat ini itu pada bikin video mesum juga. Padahal mereka panutan rakyat.
+ Gak masalah, tuh ayah teman saya yang katanya dipanggil ustadz malah ketangkap basah lagi berduaan di hotel. Ngapain hayo?
+ Gak masalah, tuh artis pujaan saya dulu pernah begituan sama istri orang tapi sekarang tetap laris manggung sana sini.
+ Gak masalah, habisnya orang tua saya super sibuk cari uang. Mau halal haram yang penting kami gak kekurangan. Boro-boro perhatian dan mikirin siraman rohani, sholat aja mereka nggak ngerti.
+ Gak masalah, selain penasaran gimana rasanya ternyata UENAK LHO!
Nah, sebelum sibuk mengurusi orang lain, lihat bagaimana kondisi anak kita masing-masing. Jangan asik menghakimi ternyata beberapa waktu ke depan anak kita sendiri yang menjadi pelaku mesum.