Maaf, judul ini adalah pertanyaan usil yang mungkin pernah terbesit di dalam hati peragu dan para pencari Tuhan. Saya sendiri terus belajar untuk mempercayai kalau Allah itu pasti ada di setiap peristiwa (termasuk tragedi Xenia), tinggal bagaimana kita menyikapi lalu mengambil hikmah dari musibah tersebut.
Dalam Islam, perihal takdir masuk sebagai rukun iman yang keenam, yaitu percaya pada Qadha (ketetapan) dan Qadar (kenyataan). Artinya, sebagai orang yang MENGAKU BERIMAN tentu harus RELA menerima segala ketentuan Allah terhadap dirinya, entah itu yang baik atau buruk.
"Siapa yang tidak ridho dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang Aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku."(HR. Tabrani)
Takdir merupakan kehendak-Nya, karena itu sudah pasti tidak akan selalu sesuai dengan keinginan manusia. Jika menerima takdir baik = bersyukur, berarti menerima takdir buruk = tawakal, serta yakini saja bahwa dibalik setiap musibah ada hikmah yang tidak/ belum kita ketahui.
Nah, di jaman sekarang ini, untuk menjalankan teori di atas sungguh bukan perkara mudah karena begitu banyaknya godaan. Tetapi disitulah letak ujian dan tolok ukurnya, apakah kita benar-benar beriman atau cuma taat musiman.
Salam Pedez
*Maut tidak memilih mana orang kaya/ miskin, tua/ muda, bejat/ alim, tapi jika memang sudah waktunya, ia akan tetap datang menghampiri dengan BERBAGAI CARA.
Turut berduka cita untuk keluarga korban Xenia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H