Mohon tunggu...
Zuragan Qripix™
Zuragan Qripix™ Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap ketikan yg dibuat kelak menjadi prasasti saat kita wafat.. So, tuliskan hal2 yg baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Qur'an, Kitab Yang Terlupakan

25 Juli 2010   04:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:37 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_203877" align="alignright" width="300" caption="Berapa kali dalam sebulan kita membaca Qur'an ketimbang baca koran ?"][/caption]

Bagi umat Islam, hendaknya Al-Qur’an dijadikan sebagai kitab pedoman hidup untuk kebahagiaan di dunia dan akherat. Tetapi harus diakui, mendekati akhir zaman ini Al-Qur’an sudah menjadi kitab suci yang mulai terlupakan oleh sebagian umatnya. Jangan lagi ditanya apa itu ilmu tajwid atau fiqih, mungkin malah akan membuat mereka semakin bingung dan serba salah.

Lihat saja kenyataan di sekitar kita atau bahkan dalam keluarga, setelah Maghrib tiba jarang terdengar lantunan ayat suci dari tiap-tiap rumah muslim. Gaungnya sudah dikalahkan oleh suara sinetron dan acara televisi lainnya.

“Ngapain lagi baca Qur’an? Kan yang penting saya ini sudah rajin sholat dan berbuat baik….”

Jangan pernah berkhayal akan masuk surga hanya dengan melakukan sholat. Buang jauh-jauh pemikiran egois tersebut dari otak kita. Kenapa? Sekedar rajin sholat belumlah cukup bila tidak diiringi dengan perbuatan yang penuh manfaat, dan tentunya setiap perbuatan harus mengacu pada Qur’an dan Hadist. Bagaimana kita mau memahami isinya jika Qur'an hanya menjadi pajangan saja?

Contoh kecil, banyak umat Islam yang membiarkan dan mendukung cinta sejenis dengan alasan HAM. Apakah dia telah lupa bahwa di dalam Al-Qur’an, Allah sangat melaknat perbuatan tersebut dan melarang umatnya untuk tolong menolong dalam kebathilan? Tugas kita hanya menyampaikan kebenaran dan membimbing orang yang khilaf, bukan memaksakan apalagi makin menjerumuskan ke lembah nista. Bila mereka tidak mau mendengar ocehan kita, biarlah itu jadi urusan dia dengan Tuhan.

“Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tapi tdk digunakan untuk memahami (ayat2 Allah), dan mereka mempunyai mata tapi tidak digunakan untuk melihat (tanda2 kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tapi tidak digunakan untuk mendengar (ayat2 Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang2 yang lalai.” (QS AL-A’raf 7:179)

Mari, sesama muslim makin meningkatkan Ukhuwah Islamiyah. Jangan mudah dipecah belah dan gemar debat kosong soal akidah. Kita terus belajar dan menambah ilmu agama, tetap fastabiqul khairat. Saling mengingatkan itu lebih baik daripada merasa yang paling benar…

Qripix

*Baca juga artikel yang lain…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun