Mohon tunggu...
zunilidza
zunilidza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menengok Roda Kehidupan Wanita Lansia

28 April 2022   12:57 Diperbarui: 28 April 2022   13:01 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Haii artikel kali ini akan bercerita mengenai kehidupan seseorang. Seperti yang kita tahu setiap orang mempunyai kisah yang berbeda-beda dalam kehidupan ini. Kisah yang akan saya ulas ini adalah kisah kehidupan seseorang yang menyangkut mengenai keadaan ekonomi, kondisi keluarga, kesulitan yang pernah dialami hingga cara untuk bertahan agar dapat sampai di kondisi yang sekarang. Jika kita berpikir sekali lagi tentang kehidupan pasti ada rintangan dan cobaan yang pernah dialami oleh setiap orang. Kehidupan memang tak seindah drama korea, faktanya kehidupan tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita inginkan. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak seseorang tentu butuh perjuangan dan kerja keras untuk dapat mencapainya.

Pada hari Sabtu, 16 April 2022 tepatnya pukul 10.00 WIB saya melakukan kunjungan ke rumah salah satu warga yang berada di dusun Sukorejo desa Jogomerto, Nganjuk bernama ibu Sutiyem. Saya berkujung menuju rumah beliau dengan jalan kaki karena rumah ibu Sutiyem sangat dekat dengan rumah, lebih tepatnya belakang belakang rumahku.

Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan wawancara mengenai kehidupan Ibu Sutiyem. Ibu Sutiyem memiliki umur 85 tahun, di usia beliau yang bisa dibilang cukup tua ini orang --orang memanggil ibu Sutiyem dengan sebutan mbah Yem. Dengan usia beliau yang tua maka kondisi kesehatannya juga berkurang, seperti penglihatan dan pendengaran yang buruk, hingga kondisi badan yang tidak dapat digerakan. Dengan kondisi yang seperti itu mbah Yem hanya bisa berbaring bertahun-tahun diatas ranjang setiap harinya. Mbah Yem merupakan janda yang ditinggal lama suaminya meninggal. Beliau miliki dua orang anak laki-laki, anak pertamanya tinggal bersama dengan keluarganya di Jawa Tengah sedangkan anak keduanya tinggal bersama beliau.

Ketika aku masuk kedalam rumah mbah Yem aku melihat kondisi rumah beliau. Sebenarnya saya tidak terkejut dengan keadaan rumahnya karena memang setiap hari saya telah melihatnya, namun berbeda dengan kalian yang pertama kali melihat kondisi rumahnya mungkin kesan pertama kalian akan terkejut. Rumah mbah Yem sangat kecil dengan sirkulasi udara yang pengap dan kondisi rumah yang cukup gelap serta lantai rumah yang lembab karena memang lantai rumah masih berupa tanah. Dengan keadaan seperti itu membuat kita berpikir kondisi rumahnya kurang baik untuk kesehatan beliau sekarang.

Saat saya datang ke rumah mbah Yem, beliau bertanya "ada apa?" kemudian saya menjelaskan maksud dan tujuan saya berkunjung kerumah beliau. Setelah beliau mendengar penjelasan saya tersebut, beliau langsung menceritakan kisah kehidupannya dahulu dan sekarang. Dahulu mbah Yem juga pernah mengalami kehidupan menjadi orang yang kecukupan namun kehidupannya berubah setelah beliau menjual semua hewan ternak yang berupa sapi dan menjual tanah miiknya untuk kebutuhan yang mendesak. Mbah Yem juga bercerita bahwa dahulu beliau bekerja di pasar dengan berjualan kacang, lokasi tempat ia berjualan berada dipasar Baron, Nganjuk.

Melihat kondisi ekonomi mbah Yem yang kurang mampu tetangga serta masyarakat sekitar merasa kasihan. Banyak orang berdatangan ke rumah beliau untuk memberikan uang atau memberi makanan. Saat di bulan ramadhan seperti saat ini sering kali orang-orang berdatangan ke rumah beliau dengan tujuan berbagi makanan atau sembako bahkan orang-orang ramai berdatangan dengan membagikan zakat di bulan puasa ini. Tetangga sangat peduli dengan kehidupan keluarga beliau.

Mbah Yem tinggal dengan anak laki-laki keduanya yang bernama pak Wawan, beliau bekerja sebagai buruh tani di ladang para warga. Dengan penghasilan yang minim sangat sulit apabila uang yang hasil jerih payahnya bekerja digunakan untuk merenovasi rumahnya. Uang hasil kerjanya setiap hari digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melihat keadaan kesehatan mbah Yem yang hanya bisa berbaring diatas ranjang maka setiap harinya pak Wawan yang merawat mbah Yem dengan baik. Pak wawan setiap harinya memasak, mencuci baju, menyuapi ibunya bahkan setiap hari beliau yang memandikan ibunya. Sangat berbakti bukan pak Wawan terhadap ibunya. Beliau merawat ibunya dengan baik dan tulus.

Mbah Yem juga bercerita dahulu saat beliau masih sehat, mbah Yem selalu berjualan kacang di pasar Baron, Nganjuk. Untuk menuju kepasar beliau selalu berjalan kaki sekitar 2 km setiap harinya. Sepulang dari pasar karena mbah Yem adalah tipe orang yang sangat menyukai kebersihan lingkungan. Terkadang beliau sering menyapu halaman rumah para tetangganya tanpa disuruh dan beri upah, namun tetangga yang mengetahui rumahnya telah disapu bersih selalu memberikan imbalan berupa makanan dan mbah Yem sangat senang menerima makanan yang berikan tetangganya itu.

Mbah Yem bercerita bahwa beliau sangat senang berjualan di pasar setiap harinya tetapi beliau merasa sedih ketika harus berhenti berjualan di pasar. Alasan beliau berhenti berjualan di pasar karena kakinya yang keseleyo sering mengalami nyeri setelah terserempet motor di jalan raya Baron saat hendak  pulang berjualan menuju ke rumah. Setelah kejadian itu anaknya menyuruh beliau berhenti bekerja dan menyuruh beliau beristirahat di rumah.

Setelah membaca artikel kisah kehidupan mbah Yem diatas kita dapat mengambil hikmahnya bahwa kita sebagai umat manusia senantiasa harus selalu bersyukur atas nikmat yang berikan oleh tuhan. Kita harus selalu ingat bahwa kita telah hidup serba kecukupan dan jangan lupa bersyukur bahwa diluar sana masih banyak orang yang hidupnya tidak seberuntung kita. Rasa syukur dapat diwujudkan dengan mengucap terimakasih kepada tuhan yang telah memberikan nikmat ini serta saling berbagi kepada orang yang kurang mampu disekitar kita. Dengan sikap saling membantu dan berbagi antar sesama maka akan meningkatkan rasa persaudaraan kita terhadap sesama manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun