Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kembalinya Anak yang Hilang

22 Oktober 2020   14:41 Diperbarui: 22 Oktober 2020   14:48 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dialah Mamat, laki-laki berumur lima belas tahun tapi mentalnya mengalami kelambatan. Mamat merupakan dua bersaudara, kakaknya bernama Sugi. Kakak Mamat ternyata  mempunyai kondisi yang hampir sama dengan adiknya. Keluarga Purwadi dikaruniai dua anak laki-laki yang keduanya agak terlambat mental.

Seperti biasa, Mamat sepulang sekolah di sekolah khusus bermain dengan teman-teman  yang rata-rata berumur lebih muda darinya. Mamat terbiasa memilih teman yang mau menerima dirinya apa adanya. Ibu Mamat selalu berpesan  agar bermain dengan anak-anak yang tidak nakal, untuk menghindari bullyan karena kondisi mentalnya.

Bersama anak-anak lain, Mamat bermain petak umpet. Di halaman milik salah satu warga Mamat dan teman-temannya asyik berlarian ke sana  ke mari. Ketika giliran Mamat untuk bersembunyi, dia memilih di salah satu sudut makam yang berada di dekat halaman untuk bermain.

Lama Mamat bersembunyi di makam itu, hingga masuk ke dalam  makam tanpa rasa takut sedikit pun. Anak-anak seusianya pasti merasakan ketakutan bila masuk ke area makam tersebut. Selain di situ terdapat makam para ulama terkenal, ada satu alasan lain, yaitu makam tersebut termasuk kuno serta angker.

Mamat menaiki sebuah nisan milik ulama terkenal. Maklum saja, dia berhalusinasi naik sepeda motor berputar-putar mengelilingi kota bersama teman-temannya. Kadang  dia juga berhalusinasi sebagai seorang sopir bus.

Pantas saja anak-anak sering menjulukinya Mamat eng ing eng, seperti iklan yang pernah terkenal beberapa waktu yang lalu.

Ketika teman-teman lain sudah kembali ke tempat semula di halaman, Mamat masih asyik di area makam tersebut. Rupanya halusinasinya belum berakhir. Entah makhluk apa atau ada kekuatan khusus, yang membawa Mamat, tiba-tiba saja dia  menghilang.

Hingga sore hari keluarga  bingung mencari Mamat. Guru, teman dan tempat yang biasa dikunjungi anak itu,  semua sudah diminta informasi tentang keberadaan Mamat, tetapi hasilnya nihil.

Usaha lahir sudah diupayakan oleh Bapak dan Ibu Mamat. Beberapa saran orang tua dan pemuka masyarakat pun dilaksanakan. Bapak dan Ibu Mamat mengupayakan secara lahir batin.

Berita hilangnya Mamat ketika di area makam pun menjadi berita  hangat  dan sering dibicarakan di mana pun masyarakat biasa berkumpul.  Di warung, di pasar, terminal atau saat pertemuan warga di desa.

Ibu Mamat menjadi agak kurus karena memikirkan nasib anaknya. Bagaimana pun, seorang Ibu tetap mempunyai perasaan sedih bila buah hatinya menghilang tanpa kabar berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun