Mohon tunggu...
zumhari has
zumhari has Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen di Politeknik Negeri Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Pengabdian Politeknik Negeri Medan Memberi Bantuan Mesin Pemipil Jagung kepada Bapak Sudrajat

18 November 2022   16:12 Diperbarui: 18 November 2022   16:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Medan (Polmed) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) di Kecamatan beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Oktober 2022 oleh tim yang diketuai oleh Zumhari, S.T., M.T. bersama anggotanya yaitu Joko Sutrisno, S.T., M.T., Harris Aminuddin, S.S.T., M.T. dan Suadi, S.T., M.T. 

Mitra pengabdian adalah seorang petani jagung, bapak Sudrajat sebagai petani penggarap yang memiliki hak garap lahan jagung seluas 1 hektar di kelurahan Kuala Namu, kecamatan beringin. Panen yang dihasilkan mencapai 8 ton tongkol kering, setara dengan 5.5 ton jagung pipilan kering. Mitra menjual hasil panennya tersebut dalam bentuk tongkol kering seharga Rp 2.500/kg. 

Hasil total penjualan Rp 20.000.000. Cara penjualan tersebut dilakukan karena mitra tidak memiliki teknologi pasca panen berupa alat pemipil. Biaya produksi yang dikeluarkan mitra dari mulai olah lahan hingga panen mencapai Rp 12.000.000. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh mitra menjadi Rp 8.000.000. Masa produksi jagung hingga bisa dipanen rata-rata 3 bulan. 

Maka penghasilan mitra menjadi Rp 2.600.000/bulan. Mitra menginginkan bisa menjual hasil panennya dalam bentuk pipilan kering. Dimana industri makanan ternak selalu bisa menampung jagung dari petani dengan harga Rp 5.650/kg. Jika itu terjadi maka mitra akan memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 31.075.000. 

Jika dikurangi biaya produksi mitra akan memperoleh Rp 19.075.000 atau +/- Rp 6.360.000/bulan. Terdapat selisih cukup besar antara penjualan model tongkol dengan model pipilan, berkisar Rp 3.760.000/bulan. Inilah yang mendorong mitra untuk menjual hasil panennya dalam bentuk pipilan kering. Masalahnya mitra tidak memiliki dan tidak mampu membuat alat pemipil. 

Pada kondisi ini mitra memerlukan kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi yang memang memiliki kemampuan membangun alat/mesin berbasis keilmuan. 

Selain itu Perguruan tinggi juga memiliki program Pengabdian Kepada Masyarakat yang memiliki komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar bisa mandiri secara ekonomi. 

Tim pelaksana berupaya membantu mitra dengan membangun mesin dan  menghibahkannya dengan tujuan mitra bisa memipil sendiri hasil panennya.. Hasil dari program pengabdian ini adalah terbangunnya satu unit mesin pemipil jagung berkapasitas 200 kg/jam dengan ukuran: panjang 100 cm, lebar 80 cm dan tinggi 90 cm. yang dihibahkan kepada mitra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun