Mohon tunggu...
Jumali Ariadinata
Jumali Ariadinata Mohon Tunggu... -

Berasal dari kota kecil Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Hobi berwisata kuliner dan alam, meminati dunia kepenulisan dan jurnalistik, serta menggilai musik dan buku-buku. Email: jumali.ariadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curhatan Manusia Optimis

26 Maret 2010   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Barangkali kemarin aku sempat mengeluh,
atas apa yang terjadi.
Menyalahkan diri dan kehidupan.
Bahkan Tuhan pun ikut menjadi sasaran,
untuk disalahkan atas beban diri.
Duduk bersila, tangan menengadah-
sembari mulut berkomat-kamit memohon keadilan.
Dengan derai air mata, memanjat doa,
berharap Tuhan mengabulkan pinta.

Sebab beban yang kurasa tiba-tiba menjadi sangat berat,
karena keberhasilan yang terus tertunda.
Aku sempat berhenti tertawa,
pikiranku mengembara akan sesuatu yang gelap.

Tapi apakah itu cukup?
Bagiku ratapan hanya akan menjadi rantai-
yang terus menghambat langkah kaki.
Masalah ada bukan untuk dipuja.
Masalah ada agar bisa mengingatkan kita-
untuk selalu waspada.
Membuat kita bangkit.
Membuat kita bisa kembali akan apa yang telah kita rintis.

Sebab aku percaya,
bahwa jalan hidup orang itu berbeda,
ada yang terus menerus nyaman dalam dekapan hangat,
ada juga yang harus jatuh bangun-
sambil sesekali menyalahkan Tuhan dan kehidupan.
Tapi aku selalu percaya-
bahwa semua beban itu bisa diselesaikan.
Cukup berikan ruang pada perasaan-
dan biarkan insting dasar kita yang bicara.

*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun