Mohon tunggu...
Zulviana NurahmaMaulani
Zulviana NurahmaMaulani Mohon Tunggu... Perawat - @zulviananrhmaa_

Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebiasaan Malas Gerak yang Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit

17 April 2022   06:19 Diperbarui: 17 April 2022   08:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, meningkatnya urbanisasi, terjadinya perubahan iklim dan terjadinya transisi pekerjaan serta kemajuan teknologi yang membuat apapun menjadi mudah. Kemudahan tersebut dapat menimbulkan seseorang menjadi tidak produktif dan cenderung malas. Salah satu hal yang sering di jumpai saat ini ialah kebiasaan “Malas gerak”. kondisi“Males gerak atau Malas bergerak” ini dapat di golongkan kedalam“Sedentary lifestyle” yang merupakan kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori yang sangat sedikit yakni < 1,5 METs (Metabolic Equivalent of Tasks) (P2PTM Kemenkes RI, 2019). Dampak dari kebiasaan tersebut dapat membuat seseorang lebih ber resiko terhadap penyakit, salah satunya penyakit tidak menular (PTM). Penyakit tidak menular memang bukan disebabkan oleh paparan mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, protozoa) namun penyakit ini bertanggungjawab terhadap sedikitnya 70 % kematian di dunia (Kementrian Kesehatan RI, 2021)

Menurut WHO, peningkatan kejadian PTM di dorong oleh empat faktor utama yaitu pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, penggunaan tembakau dan penggunaan alcohol. Kurang aktivitas fisik menjadi faktor penyebab terjadinya PTM kedua hal ini dikaitkan dengan kebiasaan yang terjadi pada era digital yang memberikan segala kemudahan sehingga membuat seseorang cenderung memiliki kebiasaan malas gerak atau sedentary lifestyle. Lalu apasaja yang termasuk kedalam perilaku sedentary lifestyle? Berikut aktivitas sedentari menurut (P2PTM Kemenkes RI, 2018a) dan (P2PTM Kemenkes RI, 2018b)

  1. Berbaring atau duduk dalam waktu yang lama.
    Kemudahan teknologi yang dapat di akses hanya melalui genggaman tangan membuat seseorang lebih suka menghabiskan waktu nya sambil berbaring atau duduk dalam waktu yang lama untuk menonton tv, bermain game, menggunakan ponsel dan lain sebagainya. Bahkan terkadang di temani oleh makanan ringan yang membuat seseorang menjadi semakin senang melakukan hal tersebut dan membuat nya menjadi suatu kebiasaan yang akan dilakukan berulang

  2. Malas berjalan
    Seperti yang kita ketahui, kecenderungan seseorang saat ini ialah memanfaatkan kendaraan walaupun jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.

  3. Pekerjaan rumah diserahkan pada asisten rumah tangga
    Diluar konteks kesibukan, terkadang seseorang yang hanya menghabiskan waktunya dirumah saja pun menyerahkan pekerjaan rumah pada asisten rumah tangga, bahkan saat ini jasa – jasa untuk membersihkan rumah pun mudah untuk di dapatkan dan diakses melalui ponsel

  4. Kurang berolahraga
    Kesibukan bekerja, belajar dan lain sebagainya membuat seseorang menjadi lupa dan tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Hal ini sering kali kita jumpai seseorang yang memiliki berat badan berlebih  atau obesitas

  5. Penggunaan lift lebih menarik
    Di dalam gedung atau bahkan sarana apapun yang bertingkat, sudah tidak lazim pasti disediakan tangga dan lift, jika terdapat dua pilihan tersebut maka membuat seseorang lebih suka untuk menggunakan lift dibanding dengan menggunakan tangga walaupun jarak nya tidak terlalu jauh

Menurut penelitian Arihandayani & Martha (2020) jenis aktivitas sedentari yang dilakukan pada siswa SMP di kecamatan Cibinong ialah menonton tv, duduk duduk santai, bermain komputer, menonton video, membaca, duduk mengerjakan kerajinan tangan, duduk menggunakan transportasi, menggunakan computer untuk mengerjakan PR, mengikuti les diluar jam sekolah dan duduk bermain alat music. Kegiatan – kegiatan tersebut rata – rata dilakukan selama lebih dari 6 jam, jumlah ini sudah melewati batas waktu yang di rekomendasikan yaitu 2 jam per hari untuk mengurangi dampak negative pada kesehatan.

Jika kebiasaan ini terus dibiarkan, maka akan berdampak terhadap kehidupan kelak. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, salah satu akibat yang paling sering terjadi dari kebiasaan bermalas – malasan akan mengakibatkan obesitas / berat badan berlebih / overweight yang jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan berbagai penyakit yang tentunya akan membahayakan dan mengancam nyawa seseorang.

Seperti pada beberapa penelitan yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang di timbulkan dari aktivitas sedentari. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti et al., (2018) mengatakan bahwa kegiatan sedentari seperti bermain games computer, menonton televisi maupun media elektronik lain dibandingkan dengan berjalan, bersepeda maupun naik turun tangga dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas atau berat badan berlebih pada remaja SMP. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Pribadi, 2018) kegiatan sedentari dapat berpengaruh pula pada status gizi siswa kelas X MAN kota Mojokerto, hal ini dikarenakan energi yang dikeluarkan hanya sedikit dan siswa cenderung lebih suka bermain hp, mengobrol dan lainlain maka dampak nya akan mempengaruhi status gizi siswa menjadi cenderung berlebih. Selain obesitas dan status gizi berlebih, penelitan oleh (Destira & Mariani, 2021) Menyebutkan bahwa aktivitas sedentari seperti menonton televisi, bermain laptop, duduk bermain hp, duduk berkendara, belajar dan menyetir memiliki hubungan terhadap peningkatan tekanan darah pada mahasiswa dengan rentang usia 19 – 22 tahun.

Beberapa penelitian diatas telah menggambarkan dampak sedentari atau yang kerap di katakan malas gerak dapat membuat seseorang menjadi rentan dan ber resiko terkena berberapa masalah yang jika masalah tersebut tidak terkontrol dan perbaiki maka kelak masalah tersebut akan mengarah pada penyakit tidak menular. Siapa sangka, hal sepele yang terkadang tanpa disadari sering dilakukan dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jika terus dilakukan dan diterapkan tanpa merubah gaya hidup menjadi lebih baik. maka dari itu kegiatan ini perlu di batasi untuk mencegah resiko penyakit yang mengintai. Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk menghindari resiko terkena penyakit tidak menular ?

  • Tentu saja awali semua dengan niat, memunculkan niat memang tidak lah mudah namun hal ini dapat muncul dengan sendiri nya jika seseorang telah mengetahui dampak yang akan terjadi kelak dari kebiasaan sehari – hari nya
  • Mulai lah untuk berolahraga secara bertahap dan pertahankan serta tingkatkan hal kegiatan tersebut  
  • Konsumsi makanan sehat serta sesuaikan dengan kebutuhan tubuh
  • Atur waktu istirahat yang cukup

Dalam hal ini, salah satu program pemerintah yang mendukung dalam rangka pencegahan resiko penyakit tidak menular  dan untuk menjaga kesehatan guna mempersiapkan masa depan yang sehat, program tersebut ialah “CERDIK”yang merupakan singkatan dari :

  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin aktivitas fisik / olahraga
  • Diet sehat dan seimbang
  • Istirahat cukup
  • Kelola stress
    (P2PTM Kemenkes RI, 2018c)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun