Kediri, 1 Agustus 2023, telah dilaksanakan tradisi barikan di wilayah RT 04 RW 02, Desa Jagul, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Jagul, pada tahun ini dilakukan pada bulan yang spesial, baik secara kalender jawa (Suro) mapun kalender history Indonesia (Agustus). Barikan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada bulan atau hari tertenu yang dianggap sakral (biasanya pada Bulan Suro dalam Kalender Jawa) dimana warga membawa ambengan (makanan) dari rumah masing-masing untuk kemudian ditukarkan dengan warga lain setelah dibacakan tahlil oleh tokoh agama setempat. Maksud dan tujuan dari adanya tradisi barikan adalah untuk mendoakan agar diberikan keberkahan dan juga kesejahteraan serta dihindarkan dari mara bahaya (tolak bala) bagi seluruh warga desa khususnya. Selain itu, Barikan yang diselenggarakan di Desa Jagul juga menjadi sarana untuk silaturahim antar warga desa dan juga media untuk saling mengenal antara mahasiswa KKN IAIN Kediri dengan masyarakat Jagul, terutama yang berada di wilayah RT 04 RW 02. Acara digelar di pelataran jalan penghubung wilayah Jagul tengah dengan Mushola Al-Hidayah ba’da maghrib. Dalam pelaksanaan barikan, tokoh agama setempat juga mendoakan seluruh kepala desa dan perangkat yang pernah menjabat di Desa Jagul.Â
Barikan merupakan wujud implementasi pengamalan nilai-nilai pancasila. Beberapa nilai-nilai positif yang terdapat pada pelaksanaan tradisi barikan mencerminkan sikap dan karakter sebagai manusia pancasila, diantaranya kepercayaan terhadap kekuatan dan pertolongan tuhan yang maha esa, persatuan atas keragaman yang terjalin di dalamnya, serta tutur kata yang menunjukkan pribadi manusia yang beradab. Oleh karena itu, pelaksanaan tradisi barikan pada tahun ini terasa pas dengan momen bulan kemerdekaan. Di tengah sibuk dan padatnya urusan dari masing-masing penduduk, mereka pun masih dapat berkumpul di tempat yang sama, mengingatkan kita akan persatuan rakyat Indonesia yang terbentuk untuk merebut kemerdekaan dari bangsa penjajah. Semoga tradisi yang positif, seperti barikan ini, dapat terus dilestarikan di tengah perkembangan zaman yang banyak membuat manusia memiliki sikap individualis agar jati diri masyarakat Indonesia yang terkenal akan semangat guyub rukun dan gotong royongnya tidak hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H