Alhamdulillah, acara Maulid Nabi Muhammad di Masjid Baitussalam ini berlangsung lancar, berharap semoga kegiatan ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk terus mengedepankan kepedulian terhadap sesama, terutama anak-anak yatim yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.
Mengapa Dua Perayaan?
Tradisi Leluhur: Kemungkinan besar, tradisi ini telah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat setempat.
Makna yang Berbeda: Perayaan pertama yang sederhana lebih menekankan sebagai momen untuk merenungi dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Perayaan ini juga menjadi kesempatan untuk memperbaharui semangat dalam mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan perayaan kedua yang meriah lebih bersifat sosial dan juga sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan.Â
Mendorong Partisipasi: Perayaan yang berbeda-beda dapat menarik minat yang lebih luas dari masyarakat, baik yang lebih menyukai suasana yang khusyuk maupun yang lebih menyukai suasana yang meriah
Mempererat tali silaturahmi: Kenduri menjadi ajang berkumpulnya umat Islam untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan.
menumbuhkan rasa solidaritas: Dengan berbagi makanan, kita diajarkan untuk saling peduli dan berbagi dengan sesama.
Pelajaran untuk Kita
Tradisi Maulid Nabi mengajarkan kita bahwa dalam beragama, kita tidak perlu terpaku pada satu cara atau satu tradisi saja. Yang terpenting adalah niat kita ikhlas karena Allah SWT dan kita dapat mengambil hikmah dari setiap kegiatan yang kita lakukan.
Mempererat tali silaturahmi: Kenduri menjadi ajang berkumpulnya umat Islam untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan.
Menumbuhkan rasa solidaritas: Dengan berbagi makanan, kita diajarkan untuk saling peduli dan berbagi dengan sesama.