Mohon tunggu...
Zulkifli Otoluwa
Zulkifli Otoluwa Mohon Tunggu... Penulis - Yakin Usaha Sampai

"Bergerak dengan Ilmu, Berkarya dengan Toleransi, Berjuang untuk Kemanusiaan."

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nasib Jakarta Pasca Ibu Kota Negara (IKN), Tantangan dan Peluang

18 September 2024   13:32 Diperbarui: 21 September 2024   17:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dibuat oleh: https://zulkifliotoluwa.blogspot.com

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia selama lebih dari 70 tahun, memiliki sejarah panjang sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya. Namun, dengan perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur, Jakarta dihadapkan pada berbagai tantangan baru. Banyak yang mempertanyakan, bagaimana nasib Jakarta setelah tak lagi menyandang status sebagai pusat pemerintahan? Apakah kota ini akan meredup atau justru menemukan kesempatan baru untuk berkembang?

Beban Jakarta yang Terlalu Berat

Selama bertahun-tahun, Jakarta telah menanggung beban yang sangat besar sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat ekonomi. Hal ini menyebabkan banyak masalah, seperti kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara, serta urbanisasi yang tidak terkendali. Dengan perpindahan ibu kota, Jakarta berpotensi untuk sedikit 'bernapas' dari beban berat tersebut.

Salah satu dampak langsung yang bisa dirasakan adalah berkurangnya jumlah penduduk Jakarta, terutama dari kalangan pegawai negeri yang bekerja di kementerian dan lembaga pemerintahan. Ini akan meringankan tekanan pada infrastruktur kota, terutama dalam hal transportasi dan perumahan. Meski demikian, apakah perpindahan ini akan cukup untuk mengatasi masalah kronis yang selama ini melanda Jakarta? Ini adalah pertanyaan yang masih belum dapat dijawab dengan pasti.

Transformasi Menjadi Pusat Ekonomi dan Bisnis

Meski kehilangan status sebagai ibu kota negara, Jakarta masih memiliki potensi besar untuk tetap menjadi pusat ekonomi dan bisnis. Sebagai kota metropolitan dengan infrastruktur yang lebih maju dibandingkan kota-kota lain di Indonesia, Jakarta tetap menjadi magnet bagi sektor swasta, terutama dalam bidang keuangan, perdagangan, dan industri kreatif.

Perusahaan-perusahaan besar yang berbasis di Jakarta kemungkinan besar tidak akan pindah begitu saja. Selain itu, Jakarta juga memiliki daya tarik tersendiri dalam hal gaya hidup perkotaan, yang bisa menjadi modal besar untuk mengembangkan sektor pariwisata, hiburan, dan properti. Dalam konteks ini, Jakarta bisa mengambil contoh dari kota-kota besar lain di dunia yang berhasil berkembang meskipun bukan merupakan ibu kota negara, seperti New York di Amerika Serikat atau Sydney di Australia.

Tantangan Restrukturisasi dan Revitalisasi

Meskipun ada banyak peluang, Jakarta juga harus menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal restrukturisasi dan revitalisasi kota. Salah satu masalah yang harus segera diatasi adalah kualitas lingkungan. Jakarta sering kali mendapat sorotan karena polusi udara yang buruk dan banjir yang rutin terjadi. Setelah tidak lagi menjadi ibu kota, pemerintah DKI Jakarta perlu fokus pada solusi-solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.

Revitalisasi sungai, ruang terbuka hijau, serta sistem drainase yang lebih baik harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah kota juga harus mengatasi masalah pemukiman kumuh dan urbanisasi yang tidak terkendali, dengan cara memperbaiki tata kota yang lebih ramah lingkungan dan manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun