Mohon tunggu...
Zulkifli Otoluwa
Zulkifli Otoluwa Mohon Tunggu... Penulis - Yakin Usaha Sampai

"Bergerak dengan Ilmu, Berkarya dengan Toleransi, Berjuang untuk Kemanusiaan."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejakku di Tengah Ombak

15 September 2024   23:26 Diperbarui: 21 September 2024   17:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dibuat oleh: https://zulkifliotoluwa.blogspot.com

Suatu hari aku berdiri di tepi pantai, memandangi cakrawala yang membentang luas di hadapanku. Angin laut menerpa wajahku, membawa aroma asin yang mengingatkanku pada masa kecilku di Desa Bolangitang. Di desa kecil itu, aku tumbuh di antara riak ombak dan desau angin, di mana laut selalu menjadi bagian dari hidupku. Kini, setelah bertahun-tahun, laut itu kembali memanggilku.

Sejak kecil, aku memang berbeda. Aku tak pernah puas hanya melihat ombak dari kejauhan. Rasa ingin tahu membuatku selalu bertanya, apa yang ada di balik lautan luas itu? Ketertarikanku pada laut membawaku ke jalur pendidikan yang berfokus pada perikanan dan ilmu kelautan, hingga akhirnya aku menimba ilmu di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Di kampus itu, aku menemukan komunitas yang tak hanya berbagi minat akademik, tetapi juga semangat untuk bergerak dan mengubah tatanan masyarakat: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI MPO).

Di HMI MPO, aku tumbuh menjadi kader muda yang berani. Aku dikenal sebagai sosok yang mampu menyatukan orang-orang, tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang mereka. Ketika aku menjadi kader di HMI MPO Cabang Manado, aku selalu aktif dalam semua kegiatan.

Namun, ada satu hal yang selalu menjadi pusat dari hidupku: laut. Laut bagiku bukan hanya sekadar tempat untuk bekerja dan belajar. Laut adalah guru, yang mengajarkanku tentang ketenangan, kekuatan, dan ketidakpastian hidup. Di antara riak dan gelombang, Aku menemukan ketenangan yang sulit aku temukan di tempat lain.

Pada suatu hari, setelah menyelesaikan studi S-1 di Universitas Sam Ratulangi, Aku memutuskan untuk kembali ke laut. Aku mendirikan PlayStiker, sebuah blog pertamaku yang berfokus di Kelautan. Lewat PlayStiker, aku berharap bisa membawa perubahan nyata bagi para nelayan dan komunitas pesisir, yang selama ini terabaikan oleh perkembangan teknologi.

Di sela-sela kesibukanku mengelolah blog, Aku selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Desa Bolangitang. Bagiku, desa itu adalah akar dari semua yang aku capai. Setiap kali pulang, aku akan berjalan di sepanjang pantai yang sama, mengingat masa kecilku saat aku berlari-lari mengejar ombak. Di pantai itulah aku merasa paling dekat dengan diriku sendiri, dan juga dengan Sang Pencipta.

Suatu sore, saat Aku duduk di atas batu besar di tepi pantai, seorang anak kecil menghampiriku. Anak itu memegang sebuah mainan kapal kayu yang sederhana, namun di matanya terlihat mimpi besar. "Kakak, apa laut itu bisa bawa kita ke tempat jauh?" tanya anak itu dengan polos.

Aku tersenyum, mengingat diriku dulu yang juga bertanya hal yang sama. "Laut bisa membawamu ke mana pun kau mau, asalkan kau berani menghadapi ombaknya," jawabku.

Anak itu tersenyum lebar, lalu berlari ke arah air, mencoba mendorong kapal kayunya ke laut. Aku menatap anak itu, melihat refleksi dirinku yang dulu, penuh rasa ingin tahu dan keberanian. Laut telah membawaku ke banyak tempat---tempat yang mungkin tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Tapi satu hal yang selalu aku pegang erat: di manapun aku berada, aku tak pernah lupa dari mana aku berasal.

Aku berdiri, membiarkan angin laut membelai wajahku sekali lagi. Aku tahu perjalanan hidupku masih panjang, penuh tantangan dan ombak besar yang mungkin akan menghadang. Tapi seperti laut yang tak pernah berhenti mengalir, Aku yakin akan selalu menemukan jalannya, entah di mana pun aku berlabuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun