Antara Puisi, Politik, dan Bolmut

Di antara bait-bait puisi yang tenang,
Tersembunyi wajah politik yang garang,
Bolmut, tanah kelahiran cita-cita,
Di sana harapan dan janji saling bersua.

Politik adalah panggung yang ramai,
Di mana kata-kata berkelindan bagai ombak tak usai,
Namun dalam sunyi, puisi berbicara,
Menggali makna dari tiap tindakan yang bersuara.

Bolmut, tanah subur di ujung utara,
Di antara bukit dan lautan yang mesra,
Politik menjalar bagai akar di bumi,
Mencari jalan, mencipta arus harmoni.

Puisi adalah suara hati yang tak berdebat,
Di mana setiap kata mengalir tanpa sekat,
Tapi politik menuntut suara keras,
Beradu kepentingan dalam ruang terbatas.

Bolmut, di dadamu harapan tertanam,
Namun di panggung politik, kadang terlupakan,
Puisi ingin mengingatkan setiap insan,
Bahwa kekuasaan harus berpijak pada kebenaran.

Di antara puisi, politik, dan Bolmut tercinta,
Ada impian tentang rakyat yang sejahtera,
Politik boleh merajut strategi dan kuasa,
Tapi puisi tetaplah hati, penuntun jiwa yang mulia.

Mari kita satukan kata dan tindakan,
Antara puisi yang lembut dan politik yang tegas,
Agar Bolmut bersinar dalam keseimbangan,
Membangun masa depan yang penuh harapan.

Bolangitang, 13 September 2024

Mr. 20