Mohon tunggu...
Lisna Ariska
Lisna Ariska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAIN Langsa

Memulai dari NOL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ibu Produktif Demi Ekonomi Aktif

29 April 2021   13:22 Diperbarui: 29 April 2021   13:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran serta kaum perempuan dalam kegiatan ekonomi rumah tangga merupakan fenomena umum yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan menjangkau seluruh sistem sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya berperan serta dalam sektor domestik rumah tangga, tetapi juga berperan dalam sektor ekonomi.

Dekade terakhir ini, kiprah perempuan di ranah produktif mulai menunjukkan eksistensinya. Bisa kita lihat bagaimana perempuan terlibat secara aktif bekerja di semua lini, termasuk di bidang ekonomi. Perempuan yang memilih bekerja harus melakukan dua hal sekaligus, yaitu menjadi produktif dan tetap bertanggung jawab dengan pekerjaan domestik dirumah selaku ibu rumah tangga.

Seperti yang dilakukan oleh ibu Salma (36th), salah satu ibu rumah tangga di desa Batee Puteh kecamatan Langsa Lama, yang produktif dan memiliki semangat yang tinggi dalam membantu menstabilkan perekonomian rumah tangganya dengan berdagang kue. Hal tersebut dilakukan lantaran penghasilan yang diterima suaminya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, sehingga ia berinisiatif untuk membuat usaha sampingan. Dengan mengandalkan gadget sebagai market utama penjualan kue-kue yang ia produksi dirumah (home made), melalui aplikasi sosial media seperti facebook dan instagram ia mempromosikan dagangannya setiap hari, mulai dari camilan kue kering hingga kue basah, camilan yang kekinian hingga kue-kue tradisional pun ia jual dan produksi sendiri. Salah satu kue tradisional yang ia buat adalah kue timphan khas Aceh yang dari dulu hingga sekarang diminati oleh banyak orang khususnya penduduk Aceh.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Kue ini terbuat dari bahan dasar tepung ketan yang dicampur dengan labu tanah, ubi jalar, ataupun pisang, dengan isian di dalamnya berupa parutan kelapa atau srikaya dan dibungkus menggunakan daun pisang muda berwarna hijau segar. Tak dapat dipungkiri, cita rasa yang dihasilkan dari kue timphan ini pun sangat khas, perpaduan antara rasa manis dan gurih pada adonannya tentu memberikan sensasi tersendiri saat menyantapnya.  "Alhamdulillah banyak yang suka dengan hasil tangan saya.. walaupun saya membuat bermacam-macam kue tapi saya gak melupakan makanan turun temurun ini, karna timphan ini kue kesukaan saya dari kecil, peminatnya pun juga ramai", ujar Ibu Salma ketika saya wawancarai beliau.

"Saya bersyukur dengan keadaan yang sekarang, karena dulu hidup kami serba kekurangan dengan gaji suami pas-pasan, tapi Alhamdulillah sekarang udah lumayan. Kalau dibilang capek ya capek juga, tapi saya mencintai pekerjaan saya ini. Yang paling penting saya bisa menabung untuk masa depan anak-anak", imbuhnya ketika saya ajukan pertanyaan berikutnya. Menurut saya ini hal yang sangat unik, di era yang semakin canggih dan modern saat ini, dan dengan daya saing yang sangat ketat dalam dunia perdagangan online maupun offline, ibu 3 anak ini tetap percaya diri mencari rezeki walau hanya berdagang kue yang bisa dikatakan keuntungannya tidak seberapa. Semangat pantang menyerah dan tak kenal lelah memang terlihat jelas dari raut wajah beliau. Rasa cinta terhadap keluarga lah yang menguatkan beliau untuk berperan ganda sekaligus dalam rumah tangganya. Sekilas pekerjaannya memang terlihat sepele, tetapi yakinlah tidak semua perempuan bisa melakukannya. Berawal dari upaya ia mempromosikan dagangannya di sosial media yang tidak ada peminatnya, hingga kini ia memiliki banyak pelanggan tetap.

Dalam buku yang saya baca dijelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi seorang wanita untuk bekerja yaitu:

  • Faktor Internal, yaitu Faktor yang dibangkitkan dari dalam diri sendiri, tidak dipengaruhi oleh oleh aspek-aspek lain.
  • Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar akibat pengaruh lingkungan di sekitarnya, berkembang melalui interaksi dengan individu dengan lingkungan,

Bisa dikatakan faktor internal ini merupakan faktor keadaan ekonomi yang menyebabkan seorang perempuan atau ibu rumah tangga ingin bekerja, seperti akibat pendapatan suami yang relatif rendah, sekedar ingin membantu perekonomian keluarga, jumlah tanggungan keluarga, atau karena keanekaragaman kebutuhan yang belum terpenuhi. Sedangkan faktor eksternal bisa dikatakan sebagai faktor sosial budaya yang mendorong para perempuan untuk bekerja karena status sosial, contohnya seseorang memiliki motif dengan berprestasi dapat merubah ketika orang tersebut berada dalam lingkungan kelompok kerja, dimana prestasi individu sangat dihargai sehingga memunculkan motif prestasi yang tinggi.

Di era digital sekarang ini keadaan memang sudah banyak berubah. Kini para ibu rumah tangga dapat bekerja secara fleksibel tak terkecuali dirumah. Mereka tetap dapat menghasilkan dan produktif walau berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga saja. Bahkan, tidak sedikit para ibu yang berpenghasilan melebihi suaminya, oleh sebab itu, sebagai perempuan kita harus pintar-pintar membaca situasi di sekeliling kita.

Penulis: Lisna Ariska (Mahasiswi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah, IAIN Langsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun