APA ITU INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN ?
Kebanyakan orang mengonsumsi makanan dan minuman lain saat meminum obat untuk mengurangi rasa pahit obat. Namun tahukah Anda bahwa makanan dan minuman tertentu dapat membuat obat Anda menjadi kurang efektif atau bahkan menjadi lebih efektif?
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obat adalah suatu zat atau produk yang digunakan atau dimaksudkan untuk mengubah atau memeriksa sistem fisiologis atau kondisi patologis untuk kepentingan penggunanya. Efektivitas obat yang diharapkan bergantung pada banyak faktor. Efek samping yang tidak terduga atau tidak diinginkan dapat terjadi selama penggunaan obat. Efek toksik, reaksi alergi, atau interaksi obat berdampak negatif pada efektivitas obat. Obat-obatan dapat mengobati dan menyembuhkan penyakit. Namun, untuk menjamin keamanan dan efektivitas obat, obat tersebut harus digunakan dengan tepat. Idealnya, meminum obat harus mempercepat penyembuhan penyakit. Namun, efek obat berbeda-beda pada setiap orang dan bergantung pada makanan dan minuman yang Anda konsumsi atau penyakit lain yang Anda derita. Faktor pola makan dan gaya hidup seringkali berperan dalam keberhasilan pengobatan.
Interaksi obat merupakan keadaan dimana ada senyawa lain yang mempengaruhi efek obat. Hal ini dapat berupa interaksi antar obat (drug-drug interaction), interaksi obat dengan makanan (drug-foods interaction) dan antara obat dengan herbal (drug-herb interaction). Interaksi obat dengan makanan dapat di artikan adanya interaksi dari hubungan fisik, kimia, fisiologis, atau patofisiologi antara obat dengan zat gizi/senyawa pada makanan. Interaksi tersebut akan bermakna secara klinis apabila dapat mempengaruhi respon farmakoterapi.
Interaksi obat-makanan dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitas suatu obat. Sebagian besar interaksi obat-makanan disebabkan oleh senyawa dalam makanan yang menyebabkan perubahan bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas merupakan parameter farmakokinetik yang sangat penting terkait dengan kemanjuran klinis beberapa obat.
Contoh interaksi obat-makananÂ
Mengonsumsi obat yang mengandung antibiotik dengan susu, produk susu, atau teh yang dapat menghambat penyerapan antibiotik dan menjadikannya tidak efektif atau kurang efektif.
Pada kasus orang yang mengonsumsi obat antikoagulan sebaiknya hindari mengonsumsi obat yang mengandung sayuran kaya vitamin K seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat karena dapat mengurangi efektivitas obat.
Contoh makanan yang dapat mempengaruhi penyerapan obat dan berinteraksi dengan obat di dalam tubuh
Produk Susu
Kalsium dan kasein yang ada dalam produk susu dapat mengikat senyawa antibiotik sehingga tidak larut di usus dan tidak lagi diserap tubuh. Bisa dikatakan orang yang minum obat antibiotik bersamaan dengan produk susu akan mengalami penurunan efektivitas obat karena berkurangnya penyerapan obat.
Makanan yang Mengandung Tyramine
makanan yang mengandung tyramine seperti keju, ekstrak ragi, daging asap, bir, alpukat, anggur merah, yogurt, dan coklat, berinteraksi dengan  antidepresan monoamine inhibitor (MAOI) seperti phenelzine dan moclobemide. Tyramine menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan juga dapat  menyebabkan peningkatan tekanan darah.Â
Pisang
Beberapa obat antihipertensi tertentu dan diuretik dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan apabila dikonsumsi bersama dengan pisang. Makanan kaya akan kalium, seperti pisang, jeruk, dan sayuran hijau sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat yang meningkatkan jumlah kalium dalam tubuh. Golongan obat ACEI, seperti Kaptopril, Enalapril, Lisinopril yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan diuretik hemat kalium tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi bersamaan dengan makanan kaya kalium. Detak jantung yang tidak beraturan dan palpitasi merupakan gejala yang umumnya timbul pada pasien yang mengkonsumsi obat dengan pisang.
Sayuran Hijau atau Makanan BerseratÂ
Kebanyakan sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli, kaya akan vitamin K yang  membantu  pembekuan darah. Namun jika dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin, maka efek obat tersebut terhadap darah akan berkurang. Yang terbaik adalah mengonsumsi sayuran hijau dalam jumlah yang sama setiap hari untuk mengurangi risiko interaksi. Makanan kaya serat  memperlambat efek obat diabetes digoksin dan mencegah penyerapan obat kolesterol  statin. Sebaiknya makan makanan kaya serat 2 jam sebelum atau sesudah minum obat.
Jus BuahÂ
Jus jeruk bali (grapefruit) dan anggur mengandung senyawa furanocoumarin yang menghambat enzim CYP3A4 hati, sehingga meningkatkan kadar obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 Â dalam darah. Misalnya, interaksi antara jus jeruk bali dan statin, antidepresan, antihistamin, dan obat antiepilepsi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan efek samping obat tersebut.
Berikut Cara Mencegah Interaksi Obat-Makanan
Baca petunjuk pada label atau kemasan
Untuk mencegah interaksi obat-makanan dan mengurangi risiko, waktu pemberian obat yang dianjurkan adalah 1 jam sebelum atau 2 jam setelah asupan makanan
Minumlah obat Anda dengan segelas air  kecuali diarahkan lain oleh dokter Anda
Jangan mencampurkan obat dengan makanan, seperti membuka  kapsul dan mencampurkannya dengan makanan atau minuman lain. Hal ini dapt mempengaruhi khasiat obat
Jangan mencampur obat dengan minuman panas karena panas dapat mempengaruhi kerja obat
Bisa juga mengganti obat yang berinteraksi dengan obat lain yang kegunaannya sama, tetapi kurang menimbulkan interaksi.
Sumber
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3191675/
https://esmed.org/MRA/mra/article/view/2345
https://scopus.com//Analysis of the interplay of physiological response to food intake and drug properties in food-drug interactions
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!