Mohon tunggu...
Zulkarnain Hamson
Zulkarnain Hamson Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi

Saya adalah dosen dengan latar belakang jurnalis selama 27 tahun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titus dan Koloseum

8 September 2024   22:20 Diperbarui: 8 September 2024   22:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumentasi britanica

COLOSSEUM (Koloseum) adalah 'Amfiteater' Roma dibangun era kekuasaan Kaisar Flavian, satu dari sejumlah Kekaisaran Romawi. Disebut 'Amfiteater Flavian.' Bangunan berbentuk elips itu terbuat dari batu, beton, dan tuf, memiliki empat lantai di titik tertingginya. Berukuran 620x513 kaki (189x156 meter) dapat menampung hingga 50.000 penonton. Colosseum terkenal digunakan untuk pertarungan Gladiator, pementasan dan hiburan rakyat.

- - - - - - - - - - - -

Pembangunan Colosseum dimulai Kaisar Romawi Vespasianus bertahta, antara tahun 70 hingga 72 Masehi. Bangunan besar selesai diresmikan pada tahun 80 Masehi oleh Titus, putra dan penerus tahta Vespasian. Lantai empat Colosseum ditambahkan oleh Kaisar Domitian pada tahun 82 Masehi. Patut dicatat sebagai hal terpenting, seluruh anggaran pembangunan Koloseum dibayar dari hasil perang (rampasan) dari penjarahan Yerusalem dan pajak masyarakat Mesir, oleh Titus pada tahun 70 Masehi, dan dibangun oleh orang-orang Yahudi, tawanan yang diperbudak dari Yudea. Koloseum didirikan sebagai bagian dari upaya Kaisar merevitalisasi Roma, setelah tahun penuh gejolak empat Kaisar 69 Masehi sebelumnya.

Kaisar Vespasianus ingin menjadikan Colosseum sebagai tempat hiburan, pertarungan gladiator, perburuan hewan, dan bahkan pertempuran laut tiruan. Siapakah Titus? ia anak lelaki Vespasianus, sekalipun ulahnya kadang aneh, ayahnya tak dapat membendung gairahnya memimpin Roma. Kaisar Vespasianus memiliki dua orang putra dan seorang putri, buah pernikahannya dengan Flavia Domitilla. Dikisahkan Domitilla, melahirkan putra-putrinya Titus dan Domitian dan putri cantik, Flavia Domitilla (bernama sama dengan ibunya, dan kemudian didewakan). Baik istri maupun putrinya meninggal sebelum ia menjadi kaisar. Dalam kesepian hidup Vespasianus, kemudian kembali kepada gundik sebelumnya, bernama Caenis, yang pernah menjadi budak Antonia, saudara ipar Kaisar Tiberius. Caenis juga meninggal sebelum Kaisar bertahta.

Tulisan ini sebelumnya ingin saya beri judul: "Politik, Cinta dan Kekuasaan." Tetapi rasa kagum pada Koloseum maka judulnya saya ganti. Koloseum itu kini menjadi sejarah dunia, dikunjungi sekira 10 juta orang setiap tahun dari berbagai negara. Otoritas Kristen pernah memakai Koloseum sebagai pusat ibadah, namun goncangan gempa dahsyat terjadi, Koloseum rusak berat, dan akhirnya direnovasi.

Struktur bangunan Koloseum, secara resmi dimulai peletakan batu pertama pada tahun 80 M oleh Titus dalam sebuah upacara yang mencakup 100 hari permainan. Kemudian, pada tahun 82 M , Domitian menyelesaikan pekerjaan dengan menambahkan struktur paling atas. Tidak seperti Amfiteater awal. Sebelumnya hampir semuanya digali ke lereng bukit yang nyaman untuk dukungan ekstra, Colosseum.

Bangunan itu adalah struktur berdiri bebas dari batu dan beton, menggunakan sistem kompleks kubah barel dan kubah selangkangan dan berukuran 620 kali 513 kaki (189x156 meter) secara keseluruhan. Tiga bagian arena dikelilingi Arcade yang dibingkai di bagian luar oleh kolom dalam tatanan Doric,  Ionic, dan Corinthian; susunan kolom bangunan yang menjulang menjadi dasar kodifikasi era jaya Renaissance yang dikenal sebagai kumpulan tatanan. Rangka struktural utama dan fasad adalah Travertine, dinding sekunder adalah tufa vulkanik, dan mangkuk bagian dalam Koloseum juga kubah  Arcade berbahan beton. Saat ini Koloseum menjadi satu dari sekian banyak warisan peradaban dunia.

Kaisar Vespasianus mengalami kesulitan dengan putra-putranya di awal pemerintahan. Domitianus, putra keduanya bersikap sombong dan angkuh, juga tidak bertanggungjawab. Sebaliknya, Titus sang kakak, sudah menjelajahi banyak peperangan dan tetap berada di posisi junior (belum berkuasa). Vespasianus tetap menduduki puncak kekuasaan, ia belum menyerahkan kekuasaan kepada Titus,  sekalipun ketika itu pasukan Titus, telah berhasil dan berjaya memenangkan pertempuran di Yudea, menguasai Bangsa Yahudi. Meskipun kagum pada Titus putranya, Vespasianus tidak memberi ruang kemenangan secara independen, dan hanya mau menjadi mitra dalam pemerintahannya. Titus tidak lupa diri, ia hanya bekerja mengumpulkan konsulat dan penghormatan kekaisaran kepada ayahnya, dan Vespasianus memberikan tongkat komando Garda Praetorian.

Pada tahun 73 Vespasian dan Titus efektif menjadi  sensor kekuasaan di semua kantor pemerintahan, meskipun sedikit yang diketahui tentang rinciannya, mereka berdasarkan catatan sejarah, melakukan reorganisasi besar-besaran terhadap komunitas provinsi, gubenur tidak sealiran politik disingkirkan, termasuk merancang beberapa reformasi pajak. Mereka menganugerahkan hak-hak Latin di seluruh Spanyol, yang berarti bahwa semua hakim di kota memperoleh kewarganegaraan Romawi, dengan keuntungan konsekuen bagi perbendaharaan harta kekaisaran. Tidak diragukan lagi kewarganegaraan Romawi diberikan secara bebas di tempat lain. Selain itu mereka berdua merekrut banyak anggota baru dan setia, baik provinsi maupun Italia, ke Roma dan menguasai Senat.

Saya ingin menyudahi kisah ini, ada kesulitan dasar memahami tata bahasa dan alur konflik yang begitu kusut, Roma dan Kekaisarannya adalah sepenggal kisah peradaban manusia, gairah berkuasa, ambisi, hasrat menguasai, cinta dan asmara, konflik dalam keluarga, pertarungan rasa antara anak & orangtua, pembagian harta dan warisan kekuasaan. Tetapi ada yang penting harus kita ingat, bahwa sejarah selalu mengulang diri. Kisah Vespasianus dan anak lelaki juga perempuan, istri dan gundik, akan terjadi pada negeri mana saja, juga pada suku dan bangsa mana saja. Tokoh berbeda, peran bisa sama, kita hanya perlu merenungi bagaimana situasi itu kalau terjadi pada diri kita. Saya ingin mengutip kalimat akhir sang Kaisar, dalam sakit parahnya, sebelum Vespasianus menghembuskan nafas terakhir dia berkata; “Vae, Puto Deus Fio” (Ya ampun, kurasa aku menjadi dewa). Sesaat setelah kematiannya, dia langsung diberi gelar Dewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun