Mohon tunggu...
Zulkarnain Hamson
Zulkarnain Hamson Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi

Saya adalah dosen dengan latar belakang jurnalis selama 27 tahun

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Akun Palsu

22 Juli 2024   06:55 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANCAMAN paling sulit diatasi saat ini adalah 'akun palsu' disebut juga dengan 5 istilah lain, sebagai penanda. Troy Hunt, menjelaskan semua itu dalam kapasitasnya sebagai 'Konsultan dan Pelatihan Keamanan'. Hunt aktif memberikan pelatihan dan ceramah di berbagai konferensi dan acara dialog keamanan cyber di seluruh dunia. Dikenal karena kemampuannya menjelaskan konsep keamanan kompleks dengan cara yang mudah dimengerti.

--------------

Istilah sederhana untuk "akun palsu" diantaranya; a) Akun Bot: dioperasikan oleh program otomatis atau bot, sering digunakan untuk spamming atau juga manipulasi konten; b) Akun Fiktif: dibuat dengan identitas yang sepenuhnya dibuat-buat atau palsu; c) Akun Klon: dibuat meniru atau mencuri identitas orang lain, sering kali menggunakan foto, informasi yang sama; d) Akun Spam: dibuat dengan tujuan utama untuk mengirim pesan atau komentar spam; e) Akun Penipuan: dibuat untuk tujuan melakukan penipuan, seperti phising atau pencurian identitas; f) Akun Tiruan: meniru identitas orang terkenal atau organisasi untuk tujuan penipuan. Di Asia Vietnam adalah negara paling dominan.
'Peternakan' akun palsu sejalan proses demokrasi, pada pola demokrasi modern, pelaku politik juga memanfaatkan akun palsu untuk tujuan mereka. Ciri-ciri utama; tidak memakai foto resmi, konten seragam, nama selalu aneh-aneh, tidak ada sedikit deskripsi identitas, kalau toh ada misalnya kota dan sekolah tidak jelas, pekerjaan juga tidak jelas. 

Pada kejahatan pornografi umumnya memakai foto perempuan cantik, berbusana seronok. Kini tentu fenomena akun palsu merambah berbagai bidang baik ekonomi, bisnis, keuangan, pemasaran, hingga pemerintahan. Semua itu dipengaruhi iklim regulasi media, terutama media sosial. Pada sejumlah negara maju, regulasi sangat ketat.
Selama aktif memakai internet, saya mengalami setidaknya puluhan kali tindak kejahatan cyber. Tahun 2015 email resmi saya diretas dan berhasil saya pulihkan. Kloning akun yang memakai nama dan foto, pelaku berhasil meraih keuntungan finansial dari perbuatannya. Pada tahun 2016 website saya dibobol dan tidak dapat dipulihkan, Februari 2020 kejahatan cyber juga saya alami ketika media sosial saya digandakan, identitas pelaku diketahui memakai alamat Thailand. Setelah melaporkan ke manajemen media sosial, akun itu akhirnya hilang. Motif tentu saja berbeda-beda, pada kasus website dipicu tulisan saya tentang bahaya kerusakan lingkungan melibatkan nama perusahaan raksasa internasional di Indonesia.
Saat ini jenis kejahatan yang saat ini paling sulit diatasi adalah kejahatan siber (cybercrime), demikian keterangan pihak kepolisian saat saya mencoba melaporkan. Kejahatan itu mencakup berbagai aktivitas ilegal yang dilakukan melalui internet, seperti pencurian identitas, peretasan, penipuan online, dan ransomware, yang membuat kejahatan siber sulit diatasi karena 'Anonimitas' pelaku dapat beroperasi secara anonim, membuat mereka sulit dilacak dan diidentifikasi. Skala mereka global, bisa dilakukan dari mana saja di dunia, sehingga menantang yurisdiksi hukum tradisional yang bersifat lokal atau nasional. Juga teknologi berkembang pesat, membuat penegak hukum harus selalu memperbarui keterampilan dan alat mereka.
Sejak 17 Mei 2024 saya mencatat upaya tidak wajar pada 12 akun media baik untuk kepentingan kerja maupun akun media sosial. Satu diantaranya adalah menyerang pribadi semisal menyebutkan saya sebagai dosen goblok dll, melalui Instagram, juga sejumlah akun media sosial lain, dengan ciri-ciri akun palsu. 

Tidak memakai nama seperti pada umumnya, juga foto, pelaku umumnya memakai gambar kartun sebagai penanda. Terakhir pada 30 April 2024, dalam durasi waktu antara jam 23.00 hingga 24.00 WITA, ponsel saya berdering dengan nomor berganti-ganti, dan tidak memperdengarkan suara. Saya menduga ini efek dari laporan saya beberapa hari sebelumnya tentang adanya upaya pemalsuan identitas. Singkatnya saat ini siapapun beresiko mengalami upaya tindak kejahatan cyber. Selamat berakhir pekan.

Kota Watampone 14 Juli 2024
Zulkarnain Hamson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun