Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Firman Allah: "Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka". (Al-Kahfi 95) Sebelumnya sebagai da'i MTDK Muhammadiyah, Ma'hab bin Baz. Berhaluan Islam Suni, berdasarkan manhaj Salaf (mengikuti jejak sahabat Rasulullah SAW.) 081317006154

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Syariat, Jilbab, dan Mentalitas Tiran Sebuah telaah kritis terhadap tulisan Radix

3 November 2010   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Obyek Materi:

1.Radix: Sejak pertama kali digulirkan, RUU APP jelas-jelas mengusung agenda tertentu kaum konservatif, khususnya kaum Islam fundamentalis. Mereka ini membenci Bhinneka Tunggal Ika (konsep pluralisme) sekaligus kaum sekuler yang mendukung semboyan negara kita tersebut.

2.Radix: Bagi mereka, pluralisme membuka suatu kompetisi kultural, padahal mereka tidak percaya diri untuk memenangkannya. Jika setiap warga ditawari secara bebas untuk memilih antara budaya agamis atau budaya liberal, mereka kuatir prinsip hidup mereka tersebut kalah laku. Karena itu, dengan menunggangi rancangan regulasi pornografi, mereka menyusupkan agenda penyeragaman kultur berbusana.

3.Silahkan baca: http://politik.kompasiana.com/2010/02/17/syariat-jilbab-dan-mentalitas-tiran/

Menelaah poin poin tulisan berjudul "Syariat, Jilbab, dan mentalitas Tiran", tertuang suatu cita cita seorang penulisnya, rasa cemas dan takut dengan bayangan bayangan Islam dan syariatnya. Disamping upaya memperjuangkan pola fundamental sekuler yang menggagas keinginan meniadakan agama. Radix adalah cerminan sosok manusia bebas, berpotensi mengubarkan semangai anti Islam dengan kalimat kalimat menyayat dan evaluasi negative terhadap perkembangan Islam, dengan menyebut "Konsrvatif", "Islam Fundamental" . Selain menebar promosi seolah kaum pluralis adalah tuhan tuhan yang cerdas dan berhak menentukan nasib baik dan buruknya agama. Tak segan menyatakan dan menohok umat Islam dengan kalimat viodal: "ektrim", sama halnya dengan dengan komunitas belanda, ketika menyebut perjuangan Islam dahulu kala dengan kata Ektrim.

Dijaman orde baru, prakarsa anti Islam lebih banyak didalangi pejabat pejabat non Muslim dengan kode: RMS (maaf bukan Maluku selatan). Melaju bagai mobil berkecepatan tinggi dijalan tol yang lengang. Bahkan berhasil melumpuhkan gerakan gerakan Islam waktu itu melalui "Asas Tunggal Pancasila". Tanpa disadari oleh bangsa ini, Islam saat itu selalu dibuat kambing hitam dan sasaran dari sebuah" hidden mission", berkedok Pluralis, dan membesarkan agama lain. Persaingan Mayoritas menjadi tidak sehat mengahadapi minoritas kala itu, oleh sebab menggunakan jabatan pemberian orde baru sebagai sarana membesarkan agama minoritas. Bisa dibaca tulisan radix tak lepas dari sebuah scenario membahayakan kesatuan umat dengan memberikan porsi negative terhadap Islam, seolah Islam yang taat, dimata radix adalah Fundamental. Suatu anggapan keliru dan evaluative negative terhadap persepsi agama Islam.

Dengan akhlaq Intelektua radix ingin menyatakan bahwa Islam tidak pantas berkembang di Indonesia dan juga ingin membunuh karakter mulim taat, dengan slogan " Konservatif dan "Fundamental". Sosok Radix sebenarnya ,adalah sosok Pluralis konservatif dan fundamentalis, dengan suatu tekad idealism Pulralis untuk merebut kedudukan agama. Tekhnokrat tekhnokrat Pluralis, memang ingin mendesain ulang Islam menurut standar privat, bukan kepribadian. Inisialnya, untuk melunturkan pembaca terhdap Islam menggunakan kata Fundamental dan Konservatif.

Bila ada seorang Ibu perduli anaknya, itu jiwa seorang Ibu yang sedang merindukan "anaknya menjadi orang baik". Kalau seorang Ibu menginginkan anaknya pakai Jilbab, pasti itu karena dorongan ketaatan sebagai orang tua, bukan Fundamental. Bahasa "FUNDAMENTAL" mula berakar dari Kristen Fundamental, yang kemudian diadopsi oleh kalangan misionaris dengan tujuan, bisa melemahkan kekuatan agama. Kalau seorang Ibu harus melepaskan anaknya bebas seperti keinginan radix, itu justru menunjukkan seorang "Ibu Yang kurang Ajar".Sebagai analisis, dijakarta akibat prilaku libral orang tua yang sok moderen, membebaskan anaknya dalam sebuah pergaulan bebas, 70 persen anak sekolah telah mengenal sex liar, mereka adalah kaum orang yang tidak patuh pada agama. Hanya karena meluluhkan diri dalam pergaulan Jetset, tak urung anak menjadi tumbal kebebasan Orang Tua. Bila ini didasarkan pada pikiran radix, maka kaum pruralis didunia ini sebenarnya telah melecehkan kemanusiannya, dengan meletakkan asas berpikir HAM sebagai kiblat hidupnya.

Bisa dipastikan, persentase kejahatan terbesar didunia ini dilakukan oleh orang orang tak beragama, mulai dari pasar sex, mabuk mabukan, morfinis dan kejahatan kejahatan lainnya, hingga harus bebas segalanya tanpa batas. Dunia pluralis ternyata tidak mampu menyelamatkan umat dari penindasan kapitalis, kejahatan perang oleh adidaya, amerika, dan sekutunya, Negara Negara eropa telah membuat scenario besar bagaimana memulai perang ?.

Bila dipertanyakan siapa mereka ?...adalah Negara Negara non muslim yang hidup dalam tirani kebebasan atau "freedom Unite", hingga bebas menggelar kekuatan, dan membutakan mata terhadap manusia non Eropa dan Amerika. Selain kapitalisme terbesar, Negara negara G 8 dan G 7 atau G lainnya. Telah menjadi Gurita ekonomi dunia. Lewat Bank bank skuler yang menjerat Negara Negara sasaranya harus hidup miskin dan tersiksa. Persaingan global, jelas adalah produk pluralis yang bermimpi menjadi Khalifah Ekonome dunia. Sebagai bukti kongkret, IMF. Berapa banyak Negara harus gulung tikar, jatuh bangun karenanya, atau lembaga lembaga penghutang lainnya, telah memaksa pemerintahan diseluruh dunia betrtekuk lutut dengan hukum hukum yang dibuat IMF. Mengenaskan kalau membaca korban Imf didunia. Jelasnya system ekonome kapitalis ini telah melanda bangsa ini, sehingga harus mengorbankan bangsanya .

Pluralis seperti Radix, itu hanya salah satu diantara sosok yang menginginkan keadaan dunia dalam kendali agama selain Islam, meskipun tu tidak dikatakan radix secara transparan. Radix tidak akan berani menyebut kalangan pemukan agama kristen, terutama vatikan sebagai akar masalah dunia . Sebab bila momok Fundamental dan dan konservatis digunakan sebagai tolak ukur ketaatan beragama, maka hal itu tak lepas dari senjata senjata misionaris. Seorang radix berjuang untuk membumi hanguskan Islam dengan caranya di bumi pertiwi ini. Alasan saya, begitu khawatirnya radix dengan kekuasaan Islam, bahkan senandung "kebenciaannya" terhadap Islam di benturkan pada kebencian muslim terhadap "pancasila". Benarkah radix orang setia pada pancasila ?. sebuah pertanyaan besar dari saya: Bagaimana denganIslam yang sejak lama hidup dalam naungan pancasila, mereka adalah orang orang patuh pada agamanya, tetapi justru sangat antusias memperjuangkan islam lewat Pancasila. Ataukah Pancasila menjadi alasan seorang radix untuk melecehkan agama islam ?.........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun