Mohon tunggu...
Zuli Hanifah
Zuli Hanifah Mohon Tunggu... -

"Semua penulis akan mati. Hanya karyanya yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti." ~Ali bin Abi Thalib~

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku Hanya Seorang Remaja yang Berani Bermimpi

18 Desember 2016   21:30 Diperbarui: 19 Desember 2016   23:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu penulis dari Amerika yang bernama John Maxwell pernah mengatakan, "jika saat ini Anda adalah orang sukses, katakan pada orang-orang bahwa kesuksesan Anda adalah proses perjalanan, bukan hasil. Sampaikan pula Anda pernah terhempas, gagal, dan melesat."

Dari pernyataan tersebut, tentu kita tahu bahwa sebuah kesuksesan tidak dapat diraih dengan cara-cara yang instan, namun memerlukan proses yang panjang. Memang, ukuran sukses setiap orang tidaklah sama, karena yang tahu seseorang tersebut telah sukses adalah dirinya sendiri.

Berbicara mengenai kesuksesan itu sendiri, membuat saya bertanya-tanya? Apakah dalam hidup saya, saya pernah meraih sebuah kesuksesan? Pertanyaan itu mengingatkan kembali akan mimpi-mimpi saya ketika saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Kala itu saya yang duduk dibangku kelas 2 SMP pernah mendapat teguran dari Kakak saya. 

Siang itu, tepatnya sepulang dari sekolah setelah penat berfikir ketika mengerjakan UAS, dari arah pintu kamar saya, Kakak saya datang dan membuka percakapan, “Dek, kamu tuh pernah merasa nggak sih kalau hidup kamu itu standar banget? Pagi bangun tidur, terus berangkat sekolah, pulang, tidur siang, TPA, malamnya kalau nggak ngerjain PR nonton TV, setelah itu tidur lagi, bangun lagi, sekolah lagi dan kegiatan-kegiatan itu terus terulang kembali. Menurutku, hidupmu tuh kaya kurang berwarna, kurang berkesan. Kamu nggak bosan gitu-gitu aja?”

Pertanyaan itu membuat saya tersinggung, dan tentu saja saya tidak bisa menerimanya begitu saja, “siapa bilang kegiatanku hanya itu-itu saja. Aku juga mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler wajib disekolahku, yaitu Pramuka, TPA, dan Komputer (ekstrakurikuler pilihan yang sifatnya wajib, dan aku memilih ekstakurikuler komputer, karena hobiku sejak SD kelas 6 adalah bermain komputer, entah itu menggambar menggunakan aplikasi Paint ataupun bermain games dikomputer). Selain itu, aku juga punya hobi melihat film dan membaca buku, jadi nggak bisa dong seenaknya mengatakan kalau kegiatanku hanya itu-itu saja.”

Namun Kakakku ternyata tidak berhenti sampai disitu dan menambahkan, “iya-iya aku tahu maksudmu. Tapi coba deh dipikir-pikir lagi, yang kamu lakukan itu kebanyakan hal-hal yang kamu suka. Dan kamu berada dizona yang nyaman-nyaman aja. Kenapa nggak mencoba hal baru yang berada diluar zona nyamanmu? Coba ikut organisasi atau apalah yang lebih menantang.”

Seketika itu juga saya menjadi marah dan berjanji dalam hati akan membuktikan, bahwa saya bisa menakhlukkan tantangan dari Kakak saya tersebut. Sehingga hal tersebut membuat saya termotivasi untuk melakukan perubahan besar dalam hidup saya. Kemudian untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya mengikuti sebuah ajang perlombaan atas dorongan diri saya sendiri bukan karena kewajiban ataupun karena orang lain. Perlombaan pertama yang saya ikuti saat itu adalah lomba melukis dalam kegiatan Class Meeting di Tingkat Sekolah. 

Saya pun bersungguh-sungguh dalam mengikuti lomba tersebut, semalaman saya bahkan begadang untuk memikirkan tema dari gambar tersebut dan membuat sketsa berkali-kali sampai tangan saya rasanya sangat lelah. Namun, hasil memang tak pernah menghianati proses. Saat pengumuman juara disampaikan, namaku pun disebut dengan lantang oleh guru seni rupa favoritku semasa SMP, Bapak Sri Harso,

“Juara I Class Meeting cabang Melukis adalah ananda Zuli Hanifah dari Kelas IX G.”

Kemenangan yang kuperoleh dengan usaha maksimal tersebut meninggalkan kesan teramat dalam. Senyum kemenangan terkembang atas nama sebuah kebanggan karena sukses meraih impian. Sejak saat itu, saya menjadi lebih berani mencoba hal baru. Dibangku SMA pun waktu yang saya miliki, saya gunakan sebaik-baiknya untuk terus berkarya. Saya menantang diri saya untuk tidak takut bermimpi. Dikelas X, untuk mengembangkan sedikit bakat seni yang saya miliki, saya mengikuti ekstakurikuler KSS (Kreativitas Seni & Sastra), dan Bulletin Sekolah. 

Selain itu saya juga bergabung dalam Rohis, Olimpiade Geografi dan Ekonomi. Dikelas XI, selain mengikuti Rohis saya juga mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dengan mengikuti ekstrakurikuler Keramik, PMR, Dewan Ambalan dan komunitas diluar sekolah yaitu, PWCY (Persatuan Wartawan Cilik Yogyakarta). Dari kesibukan tersebut, saya pun berusaha untuk konsisten. Dan hal itu membuahkan hasil, pada Kelas X saya pun berhasil meraih juara I Lomba Menulis Surat Tingkat Provinsi yang diadakan oleh SV Prodi Bahasa Perancis UGM, Kemudian tahun 2013, saya berhasil meraih Juara II Seni Kriya Putri FLSSN Kab. Bantul, dan ditahun 2014 saya juga berhasil meraih Juara Umum Kemah Purna Gladi yang diadakan sekolah saya. Saya pun pernah mendapatkan beasiswa prestasi/ aktif dalam organisasi dari Bank Mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun