PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peranan krusial dalam membentuk karakter siswa, terutama di tingkat sekolah dasar. Di usia ini, siswa mulai berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di sekolah, bertemu dengan teman-teman yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, budaya, dan sosial ekonomi. Keberagaman ini, meskipun merupakan kekayaan bangsa, berpotensi menimbulkan gesekan dan konflik jika tidak diiringi dengan pemahaman dan sikap yang tepat. PKn hadir sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, saling menghormati, gotong royong, dan persatuan. Melalui pembelajaran PKn, siswa diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan, membangun empati terhadap sesama, serta menyadari pentingnya hidup rukun dalam keberagaman. Dengan demikian, PKn berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, harmonis, dan kondusif bagi proses pembelajaran.,
Konteks Indonesia sebagai negara multikultural dengan ratusan suku bangsa, bahasa daerah, dan agama, menuntut adanya upaya sistematis dalam memelihara kerukunan. Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan formal terdepan memiliki tanggung jawab besar dalam membekali siswa dengan nilai-nilai kebangsaan dan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk hidup berdampingan secara damai. PKn tidak hanya mengajarkan tentang peraturan dan hukum, tetapi juga tentang etika, moral, dan nilai-nilai kemanusiaan universal. Pembelajaran PKn yang efektif akan membantu siswa mengembangkan identitas diri yang kuat sekaligus memiliki kesadaran sebagai bagian dari bangsa yang besar dan beragam. Oleh karena itu, penguatan pendidikan PKn di sekolah dasar menjadi sangat penting sebagai fondasi bagi terciptanya generasi muda yang toleran, inklusif, dan cinta damai, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kerukunan dan persatuan bangsa.
PEMBAHASAN
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) membentuk karakter dan perilaku siswa, terutama di tingkat sekolah dasar. Pada usia ini, anak-anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di sekolah, bertemu dengan teman-teman yang berasal dari beragam latar belakang suku, agama, budaya, dan status sosial ekonomi. Keberagaman ini, meskipun merupakan kekayaan bangsa, berpotensi menimbulkan gesekan dan konflik jika tidak dikelola dengan baik. PKn hadir sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, saling menghormati, gotong royong, dan persatuan. Melalui pembelajaran PKn, siswa diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan, membangun empati terhadap sesama, serta menyadari pentingnya hidup rukun dalam keberagaman. Dengan demikian, PKn berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, harmonis, dan kondusif bagi proses pembelajaran.
Salah satu cara PKn menciptakan kerukunan adalah melalui penanaman nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Dalam pembelajaran PKn, siswa dikenalkan dengan berbagai macam perbedaan yang ada di masyarakat, baik perbedaan suku, agama, ras, maupun budaya. Mereka diajarkan untuk menghargai perbedaan tersebut sebagai sebuah kekayaan, bukan sebagai sumber perpecahan. Misalnya, melalui diskusi kelas, siswa dapat berbagi pengalaman tentang tradisi atau kebiasaan yang berbeda dengan teman-temannya. Hal ini membantu mereka untuk memahami dan menghargai keberagaman yang ada. Selain itu, PKn juga menekankan pentingnya sikap saling menghormati dan tidak diskriminatif terhadap siapapun, tanpa memandang latar belakangnya.
PKn berperan dalam menumbuhkan rasa persatuan dan kebangsaan. Melalui pembelajaran tentang sejarah bangsa, simbol-simbol negara, dan nilai-nilai Pancasila, siswa diajak untuk mencintai tanah air dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Mereka diajarkan untuk mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Misalnya, melalui kegiatan upacara bendera, siswa diajak untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebersamaan. Selain itu, kegiatan gotong royong di sekolah, seperti membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama, juga dapat menumbuhkan rasa persatuan dan solidaritas antar siswa.
Selain penanaman nilai dan pengetahuan, PKn juga melatih keterampilan sosial siswa dalam berinteraksi dengan orang lain yang berbeda latar belakang. Melalui kegiatan diskusi, presentasi, atau kerja kelompok, siswa belajar untuk berkomunikasi secara efektif, mendengarkan pendapat orang lain, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis antar siswa. Misalnya, dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa diajak untuk bertukar pendapat dan mencari solusi bersama terhadap suatu permasalahan. Hal ini melatih mereka untuk menghargai perbedaan pendapat dan bekerja sama dalam mencapai mufakat. Dengan demikian, PKn tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk hidup rukun dalam masyarakat yang beragam.
PENUTUP
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak hanya menanamkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, saling menghormati, persatuan, dan gotong royong, tetapi juga melatih keterampilan sosial siswa dalam berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang. Melalui pembelajaran PKn yang efektif, siswa dipersiapkan untuk menjadi warga negara yang baik, yang mampu hidup rukun dan harmonis dalam keberagaman, serta berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, PKn menjadi fondasi penting dalam membangun generasi muda yang berkarakter, berwawasan kebangsaan, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H