Menelisik dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, terdapat 74,3 juta gen z di Indonesia atau kisaran 27 persen dari total penduduk di Indonesia. Generasi z ini berusia rentang 9-22 tahun. Usia yang belum cukup produktif untuk bisa bertanggung jawab penuh dengan dirinya sendiri.
Generasi z atau gen z ini adalah generasi yang dapat menguasai teknologi dengan cepat. Namun yang menjadi tugas berat generasi z ini ialah selain harus bisa mentransfer ilmunya ke generasi lain, mereka juga harus mampu mendapatkan fasilitas teknologi terkini. Hal ini yang akan memunculkan kesenjangan sehingga akan terasa terpetak-petak. Karena bagi kalangan menengah ke atas, hal tersebut bukan menajddi masalah besar. Berbeda dengan kalangan bawah, pastinya akan sulit menyisihkan rupiah demi memberikan fasilitas teknologi memadai bagi gen z.
Karakteristik gen z ini sudah terbiasa dengan teknologi, mampu berkomunikasi di dunia maya sehingga menjadi manusia yang lebih toleran. bahkan mengumbar aib sendiri sudah biasa. Selian itu, gen z juga lebih mandiri dan mempunyai ambisius yang tinggi, terlebih urusan finansial. Hal ini juga akan membuat mereka terus terobsesi menjadi orang-orang yang berada di kalangan atas tanpa memikirkan bahwasaanya jika sesuatu terjadi secara mendadak sampai membuat mereka kehilangan segalanya sekejab mata, maka akan membuatnya menjadi frustasi.
Usia gen z yang masih terbilang muda terkadang membuat para orang tua harus bermain lotre ketika menunggu hasil akhir dari kedewasaan anak mereka. Karena pada era yang serba berteknologi ini, jika para orang tua yang membatasi sang anak bermain telepon gengganm atau computer akan menjadi masalah besar, anak menjadi tertingga dan bisa dikucilkan oleh sekawanannya. Namun memfasilitasinya dengan teknologi juga akan memberikan banyak dampak yang sulit untuk mengkontrolnya lagi.
Kendati demikian, beberapa kelemahan di atas bisa terminimalisir, yaitu dengan tetap menjadi orang tua yang mampu mengikuti perkembangan teknologi guna mengawasi sosial media yang gen z akses, selalu memberi edukasi dari tontontan yang mereka saksikan, serta tetap menjaga komunikasi dengan baik kepada anak. Serta satu lagi hal terpenting, orang tua juga harus belajar mengikuti perkembangan teknologi supaya bisa menjadi sahabat bagi sang anak. Karena pada hakikatnya, seperti yang pernah Ali bin Abi Thalib katakan, "Wahai Kaum Muslim, didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H