Bagian sebelumnya
http://www.kompasiana.com/zulianto/sogokan-cpns-dan-lulus-tahun-2014-benarkah-bagian-1_5695eeb88f7a614107dde1ac
Lanjutan
Aku termenung duduk di sebuah minimarket samping Polsek Arjasa, kupandangi anak dan istriku. Ya Allah, mereka tampak capek sekali, kemduian aku bertanya kepada istriku keperluan apa saja yang dibutuhkan malam ini untuk bayi kecil kami. Istriku menyampaikan ini dan itu, tetapi kami lupa bahwa hari ini kami tidak membawa keperluan apapun. Rencana cuma sehari di Jember, urusan menginap belum terpikirkan sama sekali. Bergegas istriku menghubungi adiknya untuk menjemput kami. Aku kemudian menuju minimarket untuk membeli perlengkapan bayi kecilku. Oh Aku lupa cerita nama anakku Zakiyya Namirah An Naqiy, untuk arti nama anakku lain waktu akan kuceritakan.
Alhamdulillah, listrik sudah kembali menyala, Aku bergegas menuju ke mesin atm. Setelah itu Aku mencari beberapa perlengkapan untuk kami menginap. Usai belanja, Aku memandangi kedua perisai hati ini, “Ya Allah, memang benar, kesuksesan seorang pria itu dilihat bagaimana istrinya memperlakukan suaminya dan bagaimana ibunya mendidiknya sejak kecil”. Ku melihat tampak rona kesabaran dalam diri istriku, rasa capek tak pernah dia langsung sampaikan, hanya dipendam agar diriku tidak larut, berharap Aku tetap fokus pada ujian dosen ini.
Kabar baik dari istriku, bahwa di tempat kos adikku ada satu kamar kosong yang bisa dipakai malam ini, Alhamdulillah. Masalah motor dan penginapan terselesaikan. Sambil menunggu kami dijemput, Aku teringat dua tahun silam, tepat Januari 2012 Aku sudah menyiapkan diri untuk hidup mandiri, sebelumnya sejak kecil hingga lulus S1, Aku menjadi tukang todong alias masih mendapatkan jatah bulanan dari orang tua. Sejak Aku hijrah ke Jogja, ku memberanikan diri untuk detik itu membiayai kuliah pasca sarjana dari keringat sendiri. Ternyata begini ya menjadi orang tua, Aku sekarang baru merasakan bagaimana orang tua kita berjuang dengan keringat mereka untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga.
Tak terasa air mata ini mengalir, isak tangis pecah melihat istri dan anakku. “Ya Allah, Aku dulu masih manja kepada kedua orang tuaku. Aku malu Ya Allah, belum bisa maksimal dalam ibadah, belum bisa maksimal dalam mendidikan istri, belum bisa memberikan yang terbaik kepada anakku. Ya Rabb, berikanlah Aku kekuatan untuk terus berjuang di jalan-Mu”. Tak terasa Aku lagi menyogok Allah SWT, menyogok dengan sebaik-baiknya sogokan. Kalau bahasa ustadz YM, ngarep kepda Allah SWT. Dari kejauhan adik iparku dan temannya sudah dating untuk menjemput kami, pertolongan Allah hari ini begitu luar biasa, kemudahan yang Allah berikan lebih dari cukup, rugi sekali apalagi kita sebagai manusia berlaku sombong, malu untuk menyogok Allah apalagi sampai menomor satukan usaha tanpa do’a. jadi teringat tentang ajaran kakkekku bahwa Allah suka kepada hamba-Nya yang rajin berdo’a.
Kami menuju ke jalan Kalimantan, setelah sampai kami bersihkan diri kemudian setelah sholat maghrib untuk membeli pakaian ganti, maklum tidak ada pakaian ganti yang kami bawa, semua di luar rencana. Kami berangkat menuju alun-alun Jember, suasana Nampak ramai sekali, maklum pertama kali datang ke Jember ya pertama kali ini. Setelah belanja kami balik ke tempat untuk beristirahat. Sebelum tidur Aku tidak lupa menyogok Allah dengan do’a semoga diberi kelancaran untuk ujian esok hari.
TKB Hari Kedua
Alhamdulillah hari kedua ujian. Hari ini, ujian TKB materinya tes kemampuan bahasa inggris. Sebelum berangkat ujian, Aku pamit kepada istriku dan minta do’a semoga diberi kelancaran, tak lupa sms ke adik dan kedua orang tuaku. Sudah menjadi kebiasaanku, apabila minta do’a kepada keluarga, karena Aku yakin semakin banyak yang menyogok kepada Allah, kekuatannya semakin berlipat ganda. “Ummi, ntar hati-hati ya. Insya Allah, rabu Abi langsung pulang. Ummi pulang duluan saja, ntar Abi nginap di tempat teman”. Istri dan anakku hari ini pulang terlebih dahulu ke Situbondo, kasian anak dan istriku, biar mereka tenang di rumah dan lebih kondusif.
Aku bergegas menuju tempat ujian, ternyata jauh juga ya hehehe. Sok gaul jalan kaki sambil memandangi lingkungan Unej, luas sekali kampus ini,mengingatkanku kepada UM,kampus pertama kali Aku mengenal kuliah, teringat sosok dosen yang mengajariku banyak hal, ada Pak Rachmad, Pak Imam, Pak Heri Pratikto, dll. Teringat masa-masa menjadi aktivis kampus, kadang tertidur di kelas sudah menjadi cap bagiku. Ahhh, mahasiswa mengelitik kalau menceritakan masa laluku jadi mahasiswa, hehehhe. Sampailah Aku di gedung rektorat Unej. Hari kedua ini sangat antusias untuk mengikuti ujian. Allah sudah mengajarkan banyak hal di hari pertama kemarin, Aku melihat masa depanku ada di tanganku sendiri, teringat sebuat perkataan “rezeki itu misteri, mati itu pasti”. Kenapa manusia harus takut untuk melangkah kalau itu baik dan tidak melanggar hukum Allah. Inilah usahaku untuk meraih masa depanku, karena masa depan seseorang itu harus diperjuangkan.
Lancar, alhamdulillah ujian hari kedua kulalui dengan baik. Langsung aku naik mikrolet menuju Polsek Arjasa untuk mengurus motor. Alhamdulillah motor sudah siap kembali, motor ini yang menemaniku sejak di Malang hingga kubawa ke Jogja. Sampai kapanpun tidak akan pernah Aku jual, motor yang memiliki banyak kenangan dan perjuangan untuk menemani perjuangan meraih gelar sarjana dan magister. Kemudian Aku menuju ke tempat temanku untuk menginap. Sebelumnya Aku pinjam laptop adik iparku, ternyata ada tambahan untuk hari ketiga. Praktik mengajar diharapkan membuat materi yang sudah ditentukan oleh jurusan. Laptop sudah di tangan langsung Aku bergegas menuju tempat kawan.
Eitsss lupa, Aku kan belum bertanya dimana alamat. Akhirnya, Aku sms kembali ke Nuris namanya, nama tersebut Aku dapatkan dari Guruku di Malang, beliau adalah inspiratorku, Aku diajarkan tentang kehidupan, berjuang untuk kebaikan dan selalu menasehatiku tentang rumah tangga. HPku berbunyi, Nuris menyampaikan agar Aku menuju ke Unmuh Jember. Hehehe, Aku bingung Unmuh Jember itu dimana, akhirnya tanya kesana kemari, sampailah Aku di tempat.
Langsung Aku memenmui Nuris dan bercerita tentang ujian dosen selama dua hari ini, tidak lupa kami berbincang asyik tentang aktivis kampus, tentang dakwah kampus dan perkembangan kehidupan kampus. Aku ijin sama temanku tersebut untuk istirahat, sejak tadi Aku belum merebahkan punggungku barang sejenak agar badan lebih fresh, soalnya nanti harus lembut membuat perangkat pembelajaran untuk ujian mengajar besok. Setelah istirahat dan mandi, Aku buka laptop dan mulai membuat perangkat pembelajaran. Pikiranku melayang kesana kemarin mencari materi yang pas untuk dibawakan esok hari. Tidak terasa Aku 5 jam berada di depan laptop, hanya istirahat untuk sholat saja. Sudah jam 22.00 wib tetapi Aku juga belum selesai nih.
Aku harus cepat maksimal jam 24.00 wib haru sudah istirahat, soalnya hari ketiga ujiannya cukup menyita tenaga dan pikiran. Hari ketiga materi ujiannya berupa tes tulis kemampuan akademik, praktik mengajar dan wawancara. Alhamdulillah jam 23.00 wib sudah selesai semua yang akan Aku bawa besok. Aku menuju kamar dan istirahat, tidak lupa nyogok lagi sebelum tidur. Hamper lupa sms ke istriku, menyampaikan ini itu di hari kedua tadi. Semua sudah beres, semoga hari ketiga besok lancar, amin.
TKB Hari Terakhir
Adzan subuh berkumandang, Aku bergegas bersama temanku untuk menuju masjid di dekat tempat menginap. Setelah subuh, Aku megecek apa yang akan Aku bawa saat ujian hari ini. Ya Allah, sudah tiga hari kemejaku tidak ganti. Aku lupa menceritakan, kalau saat belanja Cuma membeli kaos saja, untuk kemeja tidak terpikirkan sama sekali. Aku bingung sekali, bagaimana ini. Aku dipinjami temanku ternyata kebesaran. Aku hubungi ke teman yang lain belum ada balasan. Beli kemeja dimana ini, Ya Allah Aku bingung sejadi-jadinya, padahal kan hari ini praktik mengajar dan wancara, tidak lucu kan kalau kelihatan kurang rapi. Dalam kondisi seperti ini otak diharapkan memiliki ide-ide cerdas. Aku memutar otakku, aha pinjam jas aja kan bias itu. Aku coba untuk meminjam temanku jas, ternyata jasnya kebesaran, alamakkk bagaimana ini. Waktu udah jam 06.00 wib. Sementara kutinggalkan urusan pakaian, Aku belum print perangkat pembelajaran. Aku selesaikan urusan satu ini. “Mas sudah jam 6.50 wib apa tidak telat?”.
Ya Allah tidak terasa Aku hampir satu jam berada di depan laptop, yang sebelumnya tinggal print ternyata masih banyak editan yang disana-sini, untung sudah mandi. Dengan secepat kilat urusan print selesai. Kayaknya ada yang lupa deh, ampun. Aku kan belum dapat kemeja. Nangis pengennya tapi sudah besar malu dilihat teman, hehehe. Ya udah denga terpaksa, Aku pakai kemejaku. Saya cerita ya, tapi sekali lagi jangan di bully. Bener ya mohon jangan dihina dinakan diri ini. Juju raja selama tiga hari ujian, kemejaku tidak ganti, selama tiga hari tersebut kemejaku hanya kulepas saat usai ujian. Insya Allah masih bersih dan tidak bau. Ah Mas Zul jorokkkk, maaf kawan namanya juga terpaksa mau bagaimana lagi. Sekalian saya minta maaf kepada Wiwin hehehe, ceritanya hanya Aku dan dia yang tahu.
Masalah kemeja kita cukupkan dulu ya, Aku tahu pasti kalian sekarang sedang ketawa, ngeledek ya . Karena sudah jam 07.00 wib, Aku harus segera sampai ke tempat ujian. Oh ya, ini untuk kawan-kawan yang mau ikut CPNS ke depan, jangan smapai kita telat atau tidak ikut 1 sesi saja ujian, itu sama saja kita sudah gagal. Karena penilaian tiap sesi ada prosentasenya. Ingat pesan saya jangan telat. Aku masuk ke ruangan, sambil nyinyir, kemejaku bau ndak ya . Abaikan deh yang penting suci insya Allahkan, darurat. Aku siap menjalani ujian terakhir hari ini. Sambil menyapa Wiwin, Aku ambil kartu ujian dan KTP, alamak mapku yang berisi semua perlengkapan ujian hari ini tidak ada di dalam tasku. Dimana ini, Ya Allah Aku mumet (baca: bingung). Aku kontak si Nuris untukmelihat mapku disana.
“Iya Mas, mapnya ketinggalan, nanti diantar Rifqie”. Jlebbb, penyakit lamaku kambuh, sering lupa hal-hal kecil kalau mendadak seperti tadi. Aku meminta ijin kepada panitia menyampaikan bahwa temanku akan mengantarkan data diri. Kalau tidak ada data diri, peserta tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian. Alhamdulillah, namanya Pak Eko, beliau baik banget, mengijinkan Aku untuk menunggu. Aku mindar-mandir kesana kemari, pengen nangisjuga tidak menyelesaikan masalah. Ujian akan dimulai tepat pukul 07.30 wib, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 07.20 wib, kurang 10 menit lagi. Aku diantara sukses dan gagal. Ujian terakhir yang Aku persiapkan tidak aka nada rtinya kalau Aku tidak bias ikut ujian hari ini. Ya Allah tolongglah hamba-Mu ini, kalau Unej jodohku dekatkanlah. Sambil mondar-mandir Aku menyogok Allah berkali-kali.
Panitia sudah menyampaikan waktu tinggal 5 menit lagi, Ya Allah Aku gagal ini, Aku pengen ujian Ya Allah. Aku nekat ke lantai bawah, karena ujiannya di lantai dua. Tidak tahu feeling aja Aku langsung ke bawah, Aku keluar gedung untuk melihat mungkin Rifqie ini salah tempat. Benar saja, Aku telepon dia ternyata di gedung FKIP, segera Aku menyuruh untuk ke tempat Aku ujian di gedung Rektorat. Aku berlari saat dia menuju ke arahku. Padahal sebelumnya kami tidak pernah bertemu sama sekali, Aku feeling saja melambai ke setiap orang yang menuju ke Gedung Rektorat. Malu, pastilah malu, tapi bagiku malu itu perkara kecil, Aku akan lebih malu kalau Aku diam dan tidak berusaha. Aku tidak malu untuk jualan agar biaya S2 ku tercukupi. Legaaaaaaaaaaa, Alhamdulillah 5 menit sebelum ujian dimulai perlengkapan sudah lengkap. Akupun diperbolehkan masuk oleh panitia untuk ikut ujian. Ya Allah, drama darimu membuatku berdebar, hanya kalimat hamdallah saat itu dipikiranku. Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang mau berusaha.
Singkat cerita ujian hari ketiga lancar walaupun awal-awal dibarengi dengan drama-drama, tapi secara keseluruhan alhamdulillah Allah memudahkan semuanya. Akhirnya Jum’at, 19 Desember 2014, Aku kembali ke Balikpapan. Sibuk dengan aktivitas pembelajaran di sana, Aku akhirnya mengundurkan diri dari tanggal 6 Januari 2015. Ingin fokus karir di Jawa. Rezeki dari Allah memang tidak disangka datangnya, tanggal 11 Februari 2015 akhirnya Aku dinyatakan diterima di CPNS Universitas Jember. Sejak Februari akhir Aku sudah mengajar untuk dua matakuliah.
Ya begitulah kuasa Allah SWT, menyogok dengan halal. Andapun pasti pernah merasakan hal yang sama atau bahkan lebih dramatis. Itulah kuasa Allah ‘kun fayakun’, tinggal Anda yakin apa tidak, pertanyaannya “Sudahkah kita menyogok Allah hari ini?”.
Jangan lupa baca ceritaku berikutnya ya, mohon maaf kalau ada yang salah, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H