Perbedaan di Antara Umatku adalah Rahmat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada perbedaan. Baik perbedaan dalam latar belakang, pandangan, budaya, atau keyakinan. Perbedaan ini sering dianggap sebagai sumber konflik atau ketegangan. Namun, dalam ajaran Islam, perbedaan antara umat Muslim sebenarnya dipandang sebagai rahmat dan anugerah dari Allah. Sebagaimana terkandung dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim:
"Perbedaan di antara umatku adalah rahmat."
Hadis ini mengajarkan kita bahwa perbedaan seharusnya tidak dipandang sebagai pemecah belah, melainkan sebagai sesuatu yang bisa memperkaya pengalaman spiritual dan sosial umat Islam. Pengalaman pribadi saya dalam menghadapi perbedaan, baik dalam konteks agama maupun budaya, dapat memperkuat pemahaman saya bahwa perbedaan, jika dipahami dengan bijaksana, bisa membawa keberkahan dan rahmat.
Perbedaan sering kali menjadi sumber ketegangan. Namun, dalam kehidupan saya sebagai bagian dari komunitas yang beragam, saya menemukan bahwa perbedaan bisa memperkaya pemahaman dan memperluas wawasan. Misalnya, dalam lingkungan tempat saya tinggal, ada banyak individu yang berasal dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda. Pada awalnya, saya merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pandangan yang berbeda. Tetapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa justru melalui interaksi dan pemahaman terhadap perbedaan tersebut, saya menjadi lebih toleran dan lebih mengerti bahwa Allah menciptakan perbedaan sebagai bagian dari hikmah-Nya.
Secara nyata, saya ingat pengalaman ketika saya berinteraksi dengan teman-teman yang berasal dari berbagai agama dan suku. Kami sering berdiskusi tentang bagaimana cara masing-masing menjalankan ibadah, bagaimana pandangan kami terhadap kehidupan setelah mati, dan berbagai isu lain. Awalnya, saya merasa canggung dan bahkan ragu untuk berbicara tentang keyakinan saya. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa dengan saling mendengarkan dan mencoba memahami sudut pandang yang berbeda, kami justru semakin dekat satu sama lain, dan perbedaan itu tidak menjadi pemisah, melainkan memperkaya hubungan kami. Ini mengingatkan saya pada hadis Rasulullah yang menyatakan bahwa perbedaan adalah rahmat, karena melalui perbedaan, kita diajarkan untuk saling menghormati dan belajar.
Arti Perbedaan dalam Konteks Islam
Islam mengajarkan kita bahwa meskipun umat Muslim memiliki agama yang sama, perbedaan dalam mazhab, pandangan fiqh, dan pendekatan terhadap kehidupan adalah hal yang wajar. Rasulullah SAW sendiri, dalam berbagai kesempatan, menunjukkan sikap yang sangat terbuka terhadap perbedaan di kalangan umatnya. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu. Mereka bertanya, 'Siapakah golongan yang selamat itu, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Yang mengikuti apa yang aku dan para sahabatku ikuti.'" (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menggambarkan bahwa meskipun ada banyak perbedaan di antara umat Islam, hanya mereka yang mengikuti ajaran yang benar yang akan mendapat petunjuk Allah. Namun, penting untuk dipahami bahwa "perbedaan" dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan golongan lain, melainkan untuk menekankan bahwa keragaman pandangan dalam masyarakat Muslim adalah suatu hal yang wajar dan tidak seharusnya menimbulkan perpecahan.
Pengalaman pribadi saya menguatkan pemahaman ini. Dalam kehidupan sehari-hari, saya kerap dihadapkan pada perbedaan pandangan tentang cara menjalankan ibadah. Misalnya, saya pernah berdebat tentang cara melaksanakan shalat berjamaah dengan seorang teman yang memiliki pemahaman berbeda. Alih-alih merasa tersinggung, saya memutuskan untuk berdiskusi secara terbuka, mengungkapkan pandangan saya dan mendengarkan penjelasannya. Dari diskusi tersebut, saya belajar bahwa meskipun ada perbedaan, niat kami semua sama, yakni ingin mendapatkan ridha Allah. Hal ini mengingatkan saya bahwa tujuan utama kita sebagai umat Islam adalah untuk saling memahami dan menjaga ukhuwah (persaudaraan) meskipun ada perbedaan.
Selain itu, pengalaman saya dalam suatu percakapan dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, baik dalam konteks agama, budaya, maupun ideologi, juga memperkaya pemahaman saya tentang keragaman. Saya mulai melihat bahwa perbedaan bukanlah hal yang harus ditakuti atau dihindari, melainkan sesuatu yang perlu dihargai dan dipahami. Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi tentang kehidupan sosial, saya belajar banyak dari perspektif orang yang memiliki pandangan yang berbeda tentang keadilan sosial dan cara menanggapi masalah-masalah sosial. Perbedaan itu bukan menghalangi saya untuk menerima pendapat mereka, tetapi justru membuka wawasan dan memberikan saya pemahaman yang lebih luas tentang dunia.