Mohon tunggu...
zuliana 29
zuliana 29 Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar/mahasiswa

mendengarkan adalah salah satu hobi saya;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri Cina

2 Desember 2024   15:56 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hadis Tentang Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina 

"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" adalah sebuah pepatah yang terkenal dikalangan umat Islam, meskipun bukan hadis yang tercantum langsung dalam koleksi hadis shahih. Namun, arti yang ada dalam pepatah ini mencerminkan semangat ajaran Islam mengenai pentingnya memperoleh ilmu, tanpa memandang lokasi atau batasan sosial.

Asal Mula Pepatah 

Pepatah "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" sering dihubungkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam Kitab Al-‘Ilm, meskipun frasa persisnya tidak ada dalam hadis-hadis sahih seperti yang dicatat oleh al-Bukhari atau Muslim. Namun, inti dari pepatah ini tetap relevan dan sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong umat untuk selalu mencari pengetahuan.

Ada beberapa riwayat yang menggaris bawahi pentingnya menuntut ilmu, walaupun tidak menyebutkan Negeri Cina secara eksplisit. Salah satunya adalah hadis berikut:

Hadis tentang Tuntut Ilmu 

Rasulullah SAW bersabda: 

"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad." 

(Hadis Riwayat Al-Baihaqi) 

Hadis ini mengajarkan bahwa mencari ilmu adalah kewajiban sepanjang hidup, tanpa ada batas usia untuk belajar. Ini juga menandakan bahwa pencarian ilmu tidak terikat oleh waktu atau lokasi, dan harus dilakukan terus menerus dari lahir hingga mati.

Mengapa "Cina"? 

Mengapa nama negeri Cina sering muncul dalam pepatah ini? Hal ini berkaitan dengan besar dan majunya peradaban yang ada di Cina pada masa lampau, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada zaman dulu, Cina diakui sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan, terutama dalam mata pelajaran astronomi, matematika, dan teknologi. Oleh karena itu, merujuk pada "Negeri Cina" mencerminkan luasnya pencarian ilmu yang harus dilakukan oleh umat Islam. 

Pada masa Rasulullah SAW, Cina merupakan lokasi yang sangat jauh, dan dalam konteks ini, disebutkan untuk menggambarkan bahwa umat Islam harus sangat serius dalam mencari ilmu, bahkan sampai ke tempat yang paling jauh.

Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam 

Islam sangat menjunjung ilmu pengetahuan, baik yang bersifat agama maupun duniawi. Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadis lain: 

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." 

(Hadits Riwayat Ibn Majah) 

Ilmu memiliki posisi yang tinggi dalam Islam. Malah, ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah tentang perintah membaca (Iqra’), yang menunjukkan bahwa membaca dan mencari ilmu merupakan langkah awal yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Kesimpulan 

Meskipun "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" bukanlah hadis yang sahih dalam kata-kata tersebut, makna yang terkandung dalam ungkapan ini sangat sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menuntut ilmu. Islam tidak membatasi lokasi atau waktu dalam pencarian pengetahuan, bahkan mendorong umatnya untuk berusaha keras mencari ilmu dari berbagai sumber yang berguna, di manapun dan kapanpun. Dengan menuntut ilmu, seorang Muslim bisa mengisi diri dengan pengetahuan yang berguna baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. 

Dengan semangat ini, umat Islam diajarkan untuk tidak hanya puas dengan ilmu yang ada, tetapi juga untuk terus menggali dan memperluas pemahaman demi kebaikan umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun