Dulu, medio 2009 di satu angkot 03 warna putih trek Komplek Sadabuan via Sitataring menuju Pasar Rajawali Pusat Kota Padang Sidimpuan, melalui salah satu siaran radio aku mendengar lagu "The Reason" milik Hoobastank. Saat itu, aku langsung jatuh cinta, meski belum mengerti apa makna & arti lagunya.
And The Reason Is You begitu lirik terakhir di bagian reff, diulang dua kali, seperti sebuah upaya penegasan dari penulis lagu atas sesuatu yang sering dipertanyakan.
Kini, 15 tahun berlalu aku mendengar lagu itu kembali di satu warung sekitaran Hotel Natama secara tidak sengaja. Dan lagu itu, menarik aku pada sebuah pertanyaan filosofis yang dalam tentang sebuah realitas yang terjadi pada diriku akhir-akhir ini.
Pertanyaannya adalah kenapa aku harus berubah dan menjadi lebih baik?
Lama sekali pertanyaan itu menggelinding di kepalaku. Kurang lebih 3 tahun aku bersembunyi dari pertanyaan sederhana itu. Bagiku, pertanyaan tersebut hanya ditujukan pada manusia rapuh, berkarat dan terbuang.
Tapi, lagu milik Hoobastank itu menyadarkanku dan menuntun keluhnya hati pada sebuah jawaban diluar kebiasaan. Lagu yang dulu aku gemari itu akhirnya berubah wujud menjadi teman berjalan menemukan rantai alasan dan membuatku berani menjawab pertanyaan di atas.
Kau tau jawabnya apa? Benar, alasannya adalah kau.
Seperti yang kau tau, 3 tahun aku terombang ambing di atas daun alas, sewaktu-waktu bisa lenyap, entah karena tiupan angin atau mengurai bersama teriknya panas matahari. Seperti yang kau tau, tak kurang ku rasakan pilu menyayat di ulu hati, yang luka itu telah terinfeksi dan menyebar bakteri masuk ke saluran darah, mengumpal di jantung dan menghambat oksigen masuk ke otak. Sewaktu-waktu bisa memisahkan hayat dan raga.
Dan kau tau, seperti Doug Robb sang vokalis Hoobastank yg lantang mengucap "Is You" pada akhir reff lagunya. Aku juga ingin mengucap itu lewat tulisan sederhana ini agar tercatat abadi diingatan dan dunia maya.
Kau tau, itu karena kau.