Perasaan kedua insan yang sedang jatuh cinta berat itu sungguh terguncang kuat. Tetiba segala keindahan yang tampak sudah di depan mata buyar, terhempas oleh realitas hidup yang ada-ada saja.
Baru saja mereka tertawa riang, saling berbagi suka, bergandengan tangan erat sampai menjelang matahari terbenam. Suasana kebatinan mereka terlihat jelas optimisme masa depan.
Tapi itu sesaat, disaat hati mereka bersaut-saut indah dengan nyanyian cinta yang menggebu, mereka tidak sadar ada ujian besar yang sedang dirancang oleh sang Kuasa Alam.
Ujian itu datang, bahkan sebelum tanggal berganti. Yang tentu saja, bahagia mereka harus berganti dengan derai air mata sepanjang malam.
Sebelum dini hari, malam belum begitu panjang, pria yang tadi sore berdiri dengan optimisme harus tertunduk lesu setelah melihat pesan di Hape-nya.
"Bang, sepertinya ini sulit. Bagaimana kita selanjutnya" begitu pesan dari kekasihnya yang tentu menggetarkan seluruh tubuh pria itu.
Meski berusaha untuk tetap tenang, tapi tetap saja pria yang sedari tadi sudah gelisah itu tak kuasa menahan air matanya, tumpah air matanya membanjiri sekujur pipi, bahkan menetes sampai membasahi kemeja hitamnya.
Ia membathin, kesalahan apa yang ia lakukan hingga ia harus kembali diterpa kisah dengan ujian yang selalu berat.
"Status Abang menjadi hal utama Bang" begitu pesan berikutnya yang ia terima.
Pria tersebut sekoyong-koyong terhempas ke bumi paling bawah dengan bebatuan panas telah menimpa seluruh tumbuhnya.