Di saat pandemi anak saya terutama si sulung sangat lekat sekali dengan ponselnya. Selain digunakan untuk belajar secara daring, youtube, tik tok, instagram menjadi aplikasi wajib yang ia lihat setiap hari. Â Suatu saat saya mengecek ponsel saya, untuk melihat data yang saya catat di ponsel. Â Ternyata memori ponsel saya penuh dengan video-video yang direkam oleh si sulung yang berlagak seperti influencer, yang mereview sebuah produk.
Selain itu saya juga melihat layar ponsel saya penuh dengan aplikasi editing video. Saya sempat berpikir keras, kapan saya menginstal aplikasi tersebut pada ponsel saya. Namun rasa penasaran saya terjawab ketika saya membuka salah satu aplikasi editing dan menyaksikanj sebuah video yang berisi tentang tutorial mmenggunakan permainan Bus id. Aplikasi simulasi mengemudi bus. Pada video tersebut anak saya menerangkan bagaimana cara agar pemain game tersebut bisa berada di dalam dan mengemudikan bus pada aplikasi tersebut .
Saya memanggilnya dan bertanya proses editingnya. Lalu si sulung menjawab, bahwa dia mengeditnya dengan aplikasi yang ada di ponsel saya, dan menggunakan kain hijau, supaya bisa menempatkan objek apa saja dimana saja, melalui proses editing. Â si sulung yang berumur 10 tahun ini kemudian menerankan kepada saya mengenai cara editingmenggunbakan peranghkat kinemaster dan cara menggunakan layar hijau, dan cara mengatur chromachy agar gamabr editing bisa terlihat bagus.Â
Ketika ia menerangkan dengan caranya, saya hanya bisa terdiam, sambil berkata dalam hati," Anak gue ngerti ngedit, kenapa gue gak ngerti-ngerti ngedit video, padahal kan gue kerja di linhgkungan audio visual?"  Kemudian si sulung cerita kalau ia telah mengupload sejumlah videonya ke chanel youtube nararya adhaputra (promosiin chanel si sulung hehehehe ) Bahkan ia sempat membuat video dengan sang adik mereview rasa mie instan yang ia masak sendiri.  Setidaknya ada 31 video youtube yang ia hasilkan selama pandemi.  Ketika saya tanya dari mana ia belajar cara mengedit dan berkreasi membuat video? jawabnya sederhana,"Aku belajar dari youtube pah."
Ada rasa bangga karena si sulung memiliki bakat dan kreatif dan memanfaatkan internet dan ponsel untuk menghasilkan karya audio visual. Namun di satu sisi saya sebagai orang tua harus semakin ketat memantau penggunaan gawai oleh si sulung, agar ia tidak terlalu fokus dengan kegiatan membuat konten dan editing sehingga lupa belajar. Untuk itu saya membagi tugas dengan istri saya untuk mengawasi penggunaan gawai pada anak-anak, dimana ibunya anak-anak akan memantau penggunaan ponsel dan akan mengambilnya jika sudah melewati batas waktu yang telah ditetapkan yaitu 2 jam.Â
Dan di saat libur penggunaan ponsel pada si sulung agak dilonggarkan agar ia bisa membuat konten yang ia mau. Tapi terkadang dia akan ngambek kalau ada gangguan saat proses produksinya (bahasa produksi  banget) karena si sulung orangnya perfeksionis Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H