Mohon tunggu...
Zulfiyah Silmi
Zulfiyah Silmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Faktor Penentuan Lokasi Retail Perdagangan

30 Mei 2018   15:09 Diperbarui: 30 Mei 2018   15:17 3791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jenis industri eceran atau industri dalam skala kecil terus berkembang pesat di negara Indonesia. Permintaan masyarakat terus berkembang dan perkembangan ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tingkat jual beli barang dan atau jasa dengan sistem eceran atau ritel. Ritel adalah penjualan sejumlah kecil dari komoditas kepada konsumen (Risch, 1992). Ritel dalam bahasa Perancis retaillier yang berarti memotong menjadi kecil- kecil. Sedangkan menurut (Gilbert, 2003) ritel adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.

Yang dimaksud dengan retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Sedangkan pengertian dari riteler adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebih dari setengah hasil penjualannya dari retailing. Ritel atau eceran merupakan semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang dan atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan pribadi konsumen itu sendiri bukan untuk dijual kembali demi bisnis.

Di Kota Surabaya terdapat fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket atau retail. Pertumbuhan retail di Kota Surabaya terus bertambah dari tahun ke tahun dan persaingan supermarket ini pun tidak dapat dielakkan.

Salah satu jenis persaingan dalam fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket adalah mendirikan retail atau toko mereka berdampingan dengan pesaing mereka sendiri. Hal inilah yang terjadi pada Supermarket Giant dan Superindo yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Terjadinya hal ini tentunya di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong pemilihan lokasi tersebut menjadi tempat bagi kedua supermarket tersebut bersaing.

Penentuan dan penelitian faktor-faktor yang mendorong dijadikan acuan kedepan dalam perencanaan baik baik bagi planner sendiri maupun pihak swasta atau developper untuk penentuan lokasi sebuah fasilitas perdagangan dan jasa yang lebih baik lagi. Maka dari itu, dalam laporan ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yiang mempengaruhi lokasi kedua supermarket tersebut berdasarkan konsumen dengan analisis teori Hottelling dan Metode CFA.

  • Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditentukan rumusan masalah makalah ini adalah :

  • Bagaimana Implikasi teori lokasi dalam menetukan lokasi ritel
  • Bagaiman persaingan yang terjadi antar ritel.
  • Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui implikasi dari teori lokasi yang digunakan pada ritel di Jalan Arief Rachman Hakim. Untuk mencapai tujuan tersebut maka di perlukan sasaran sebagai berikut :

  • Mengetahui teori-teori penentuan lokasi retail yang berhubungan dengan studi kasus,
  • Mengetahui keterkaitan antara teori lokasi dengan kondisi retail yang menjadi studi kasus,
  • Mengetahui faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi retail yang menjadi kasus berdasarkan analisis yang dilakukan,
  • Mengidentifikasi faktor-faktor lokasi yang sesuai dengan tinjauan teori
  • Mengetahui fakta empirik dari hasil implikasi dan analisa penentuan faktor lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya.

    • Sistematika Penulisan
  • Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

    • BAB I Pendahuluan
  • Merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang yang menjelaskan teorilokasi industri serta bagaimana persaingan antar ritel dan keterjangkaun ritel- ritel tersebut. Pada bab ini selain dijelaskan latarbelakang juga terdapat rumusan masalah pembahasan makalah ini serta tujuan,sasaran, dan sistematika penulisan yang membuat penyususnan makalah ini lebihterstruktur dan terperinci.
    BAB II Pembahasan
    Pada bab ini akan memaparkan tinjauan pustaka yang menjelsakan tentang penegrtian lokasi industri Hotelling dan teori yang menjelaskan bagaimana persaingan ritel di Keputih, gambaran umum wilayah dan lain-lain

    • BAB III Gambaran umum
  • Pada bab ini berisi gambaran umum wilayah studi.

    • Bab IV Analisis
  • Bab ini berisi analisis faktor lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya.
    BAB V Kesimpulan
    Bab ini berisi penutup seperti kesimpulan dan lesson learned

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Retail


Retail adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga (Ma'ruf, 2005:7). Sedangkan retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk penggunaan pribadi atau keluarga (Levy, 2009:48). Sedangkan toko adalah tempat dimana konsumen melakukan pembelian yang terencana maupun tidak terencana (Tirmizi et al, 2009). Toko ini menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen membeli barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Konsumen bergantung kepada pendapatan dan waktu yang mereka keluarkan dalam melakukan pembelian. Hal ini membuat konsumen akan melakukan pembelian terencana, apabila konsumen melakukan pembelian secara tidak terencana maka dapat dikategorikan sebagai pembeli impulsif.
Retail dapat dibagi menjadi berbagai jenis, hal yang paling sederhana untuk membaginya adalah dengan melihat retail mix atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bauran. Terdapat empat elemen atau tipe retail yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Levy, 2009) yaitu,


    • Tipe dari barang dagangan (merchandise)

      • berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada.
    • Variasi dan jenis barang dagangan

      • Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis rang dagangan adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang dagangan.
    • Jasa yang disediakan

      • Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar konsumen dapat menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran.
    • Harga

      • Harga juga menjadi penentu janis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru.
    • 2.1.1 Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel


Sebuah studi mengungkapkan bahwa faktanya riteller memiliki kriteria tertentu yang mereka gunakan untuk mencari lokasi baru untuk sebuah toko. Charles G. Schimdt, seorang profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver, mengemukakan empat karakteristik utama dalam memilih lokasi retail yaitu:



      • Volume lalu lintas yang padat, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.
      • Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak.
      • Ukuran tapak untuk ekspansi (tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasaan usaha dikemudian hari).
      • Threshold populasi, yaitu Penentuan lokasi pusat belanja juga memperhitungkan threshold atau batas ambang, yaitu tingkat permintaan/jumlah penjualan minimum yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan kegiatan perdagangan tertentu. Salah satu indikator yang digunakan dalam perhitungan threshold adalah variabel jumlah penduduk yang merupakan substitusi dari data jumlah penjualan yang didapat secara empiris.
    • Pengembangan pusat belanja juga didasari oleh konsep jangkauan barang, yaitu jarak yang harus ditempuh oleh konsumen untuk membeli barang/jasa dengan harga tertentu. Konsumen akan mengeluarkan biaya tambahan, karena adanya jarak yang harus ditempuh. Biaya yang dikeluarkan merupakan gabungan dari jumlah uang yang dikeluarkan, waktu dan usaha yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi konsumen dalam pemilihan unit perdagangan yang akan dikunjungi. Konsumen cenderung tidak mengunjungi unit perdagangan yang jauh untuk barang dengan frekuensi high quick turnovergoods.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi retail modern, meliputi:

      • Faktor permintaan (demografi, perubahan permintaan dan variabel psikografis)
      • Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel teknologi)
      • Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)
      • Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan dan lokasi fisik retail dari retail sendiri)
      • Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan)
      • Faktor aksesibilitas
      • Faktor kebijakan perencanaan lokal
    • Sedangkan Diana (2003), menyatakan bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya lokasi perdagangan meliputi:

      • Jumlah penduduk pendukung
    • Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan.

      • Aksesibilitas

        • Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegiatan perdagangan.
      • Keterkaitan spasial

        • Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generatif, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting.
      • Jarak

        • Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun meyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat.
      • Kelengkapan fasilitas perdagangan

        • Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas yang memadai.
      • 2.2 Teori Lokasi Hotelling


Teori lokasi Hotelling muncul sebagai kelemahan teori lokasi yang mengasumsikan bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori ini juga merupakan pengembangan dari konsep "least cost location" dengan memperhatikan "ketergantungan lokasi". Selain itu, produsen dalam memilih lokasi industri berperilaku untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan keputusan berlokasi produsen lainnya (Hotelling, 1929). Dalam teori Hotelling terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut,




        • Terdapat 2 perusahaan homogen (menjual barang yang sama) pada linier area
        • Konsumen terdistribusi secara merata dan membeli 1 produk barang di perusahaan terdekat
        • Biaya prooduksi sama dimana saja
        • Ongkos transportasi adalah sama per unit jarak pada seluruh pasar
        • Ongkos transportasi dibayar oleh konsumen
      • Berikut adalah proses yang terjadi terhadap kedua ritel, menurut Teori Hotelling,

Spatial Competition

Competitive Differentiation





        • Diagram 1. Proses Terjadinya Teori Hotelling
          Sumber : Hotelling, 1929
          Teori lokasi Hotelling memiliki dua kondisi sebegai berikut,

          • kondisi inelastic demand
          • industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B berkompetisi dengan A
          • jika keduanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari kedua industri
          • jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan dengan harga di tengah
          • jika demand-nya inelastic (membeli produk pada harga berapa pun) maka B tidak mendapat keuntungan dari perubahan lokasi ini





          • (b)
        • Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Inelastic Demand
          Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan

          • kondisi elastic demand
          • dua industri A dan B berkolusi monopoli oasar dan berlokasi pada posisi kuartil
          • keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan loksi di tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan dengan lokasi yang di tengah
          • keuntungan berlokasi di kuartil melebihi berbagai kemungkinan alternatif lainnya lainnya




        •  
        •  
        •  
        •  
        •  
        •  
        •  

          • (b)
        • Gambar 2. Ilustrasi Kondisi Elastic Demand
          Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan

2.3 Alat Analisis


Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi retail dengan spesifikasi bisnis waralaba ini adalah analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan analisis faktor.

2.3.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)


CFA digunakan untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung (Joreskog dan Sorborn, 1993). Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu (Kusnendi, 2008).
Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan memiliki dua fokus kajian yaitu :





          • Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat dan konsisten
          • Indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti
        • 2.4 Sintesa Pustaka


Berdasarkan kajian pustaka yang telah dijabarkan, didapatkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi retail supermarket khususnya Super Indo dan Giant di Jalan Arief Rahman Hakim. Hal-hal tersebut yang berpengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi retail supermarket khususnya Super Indo dan Giant di Jalan Arief Rahman Hakim.

Empat elemen atau tipe retail yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Levy, 2009) yaitu :

Elemen

Penjelasan

Tipe dari barang dagangan (merchandise)
 

berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada

Variasi dan jenis barang dagangan
 

Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis rang dagangan adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang dagangan.

Jasa yang disediakan 
 

Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar konsumen dapat menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran.

Harga 

Harga juga menjadi penentu janis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru.

Empat Karakteristik utama dalam memilih lokasi retail menurut Profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver yaitu :

Karakteristik

Penjelasan

Volume lalu lintas yang padat

kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.

Frontage yang lebar dan akses aman

Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak

Ukuran tapak untuk ekspansi

tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasaan usaha dikemudian hari

Threshold populasi

Penentuan lokasi pusat belanja juga memperhitungkan threshold atau batas ambang, yaitu tingkat permintaan/jumlah penjualan minimum yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan kegiatan perdagangan tertentu. Salah satu indikator yang digunakan dalam perhitungan threshold adalah variabel jumlah penduduk yang merupakan substitusi dari data jumlah penjualan yang didapat secara empiris

Faktor-faktor yang menjadi penentu berkembangnya lokasi Retail Modern serta Perdagangan dan Jasa

Profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver

Diana (2003)

Faktor permintaan (demografi, perubahan permintaan dan variabel psikografis)

Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel teknologi)

Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)

Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan dan lokasi fisik retail dari retail sendiri)

Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan)

Faktor aksesibilitas

Faktor kebijakan perencanaan lokal

Jumlah penduduk pendukung, setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan
Aksesibilitas, berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian
Keterkaitan spasial, pada kegiatan perdagangan yang bersifat generatif, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting
Jarak, pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat
Kelengkapan fasilitas perdagangan, faktor penentu pemilihan lokasi berbelanja konsumen.


Berdasarkan Sintesa Pustaka, dapat disimpulkan bahwa variabel variabel yang menjadi variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel yaitu :

No

Faktor

Variabel

Keterangan

1

Aksesibilitas

Kemudahan menjangkau lokasi

Berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian

2

Kelengkapan Fasilitas

Kelengkapan fasilitas dibanding pesaing

Berkaitan dengan fasilitas yang ada pada supermarket, kelengkapan serta kualitas produk yang ditawarkan.

Kelengkapan dan kualitas produk yang ditawarkan

3

 

Produk

Penawaran promo dan potongan harga

Berkaitan dengan promo dan potongan harga serta perbandingan harga yang lebih murah antar kedua supermarket tersebut.

Harga lebih murah

BAB III
GAMBARAN UMUM
 

3.1 Profil Supermarket Giant


Giant di indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa PT Hero Supermarket Tbk yang telah mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm International pada tahun 1999 dalam bentuk penyertaan saham langsung. Gerai Giant yang pertama kali dibuka di Indonesia adalah Giant Hypermarket di Villa Melati Mas, Serpong, Tangerang pada tanggal 26 Juli 2002. Hingga Januari 2009, Giant telah memiliki 46 gerai dalam bentuk hypermarket dan 104 gerai dalam bentuk supermarket yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Gian memiliki tipe barang dagangan dengan "Banyak Pilihan Harga Lebih Murah" menyediakan sekitar 35.000-50.000 jenis produk. Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003 dengan menggunakan merek Giant serta First Choice. Produk private label hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sensitif terhadap harga akan produk yang berkualitas. Harga yang ditetapkan untuk produk private label lebih murah bila dibandingkan dengan produk merek nasional. Dengan adanya produk private label diharapkan dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam berbelanja.
Slogan dari produk private label milik Giant adalah Proudly Made in Indonesia. Produk-produk private label yang dijual oleh Giant 90% adalah produk lokal yang dihasilkan oleh pemasok yang sebagian besar adalah perusahaan berskala kecil menengah di Indonesia. Giant memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh pemasok dalam memproduksi produk private label. Standar ini digunakan untuk menjaga kualitas dari produk private label yang dihasilkan. Giant juga memberlakukan kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mengembalikan produk private label yang telah dibeli ke gerai Giant manapun jika merasa tidak puas dengan kualitas produk private label tersebut.

3.1.1 Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya


Di kota Surabaya setidaknya terdapat 9 gerai Supermarket Giant dan 4 geraiHypermarket Giant yang tersebar di beberapa lokasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya

No

Nama Gerai

Lokasi

1

Giant Supermarket Arief Rahman Hakim

Jalan Arief Rahman Hakim No. 169

2

Giant Supermarket HR Muhammad

Jalan HR Muhammad Kav. 11-12, Sukomanunggal

3

Giant Supermarket Kapas Krampung Plaza

Jalan Kapas Krampung Mall Kaza Lantai Dasar No. 45, Tambakrejo

4

Giant Supermarket Kedungsari

Jalan Kedungsari No. 80, Tegalsari

5

Giant Supermarket Klampis

Jalan Klampis Jaya, Klampis Ngasem

6

Giant Supermarket Manukan Lontar

Jalan Raya Manukan Tama, Lontar

7

Giant Supermarket Mulyosari

Jalan Raya Mulyosari No. 300, Dukuh Sutorejo

8

Giant Supermarket Rungkut

Jalan Rungkut Mapan Utara, Rungkut Tengah

9

Giant Supermarket Wiyung

Jalan Raya Menganti, Babatan

10

Giant Hypermarket Maspion

Jalan Jend. A. Yani No. 73, Margorejo

11

Giant Hypermarket Mayjen Sungkono

Jalan Mayjen Sungkono, Dukuh Pakis

12

Giant Hypermarket Diponegoro

Jalan Pangeran Diponegoro, Gunungsari

13

Giant Hypermarket Pondok Chandra

Jalan Wadung Asri I, Waru


Sumber : wikipedia.org

3.2 Profil Supermarket Super Indo


Sejak tahun 1997, Super Indo tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Kini, Super Indo telah memiliki 132 gerai tersebar di 17 kota besar di indonesia dan didukung lebih dari 6000 karyawan terlatih. Setiap gerai umumnya menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari.
Super Indo merupakan jaringan ritel Internasional Delhaize Group, sebuah perusahaan ritel produk pangan berpusat di Brussel, Belgia yang beroperasi di tiga benua dan sebelas negara (Belgia, Amerika Serikat, Romania, Yunani, Luksemburg, Indonesia, Serbia, Bulgaria, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, serta Albania). Pada tahun 1997 Delhaize Group membeli 51% saham Super Indo.
Super Indo memiliki private brand "365". "365" diluncurkan pada tahun 2006 dan telah memiliki lebih dari 140 jenis produk. Super Indo memiliki motto "Lebih Segar, Lebih Hemat, Lebih Dekat".

3.2.1 Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya


Di Surabaya terdapat 10 gerai Super Indo yang tersebar di beberapa lokasi di seluruh Kota Surabaya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya

No

Nama Gerai

Lokasi

1

Super Indo Central Park

Jalan Raya Mulyosari 123-A

2

Super Indo Arief Rahman Hakim

Jalan Arief Rahman Hakim 169-171

3

Super Indo Delta Plaza

Jalan Pemuda No. 31-34

4

Super Indo Rungkut

Jalan Rungkut Mapan Utara FA-01

5

Super Indo Dharmahusada

Jalan Dharmahusada No. 191

6

Super Indo Kenjeran

Jalan Raya Kenjeran No. 564-572

7

Super Indo Semolowaru

Jalan Nginden Semolo No. 98

8

Super Indo Merr

Jalan Ir. Soekarno No. 351

9

Super Indo Wadung Asri

Jalan Wadung Asri, 76

10

Super Indo Jemursari

Jalan Jemursari No. 170

11

Super Indo Mastrip

Jalan Raya Mastrip No. 4

12

Super Indo Royal Square

Jalan Menganti No. 479

13

Super Indo Citraland

Jalan Telaga Utama D1 Kav 31-32

14

Super Indo Satelit Utara

Jalan Raya Satelit Utara KN 9


Sumber : wikipedia.org

3.3 Gambaran Umum Lokasi Giant Dan Superindo Arief Rahman Hakim


Lokasi gerai supermarket Giant yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim No. 169 Kelurahan Keputih, KecamatanSukolilo, Surabaya. Supermarket Giant terletak di dekat perumahan Kertajaya Regency dan berdampingan dengan Supermarket Super Indo. Selain itu Supermarket Giant mempunyailetak yang dekatdengan Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, perumahan Araya, dan Kampus Hang Tuah. Berdasarkan klasifikasi jalan, Supermarket Giant terletak di tepi jalan kolektor primer.
Lokasi gerai Super Indo yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di jalan Arief Rahman Hakim No. 169-171 Kelurahan Keputih. Super Indo terletak berdampingan dengan gerai Giant dan perumahan Kertajaya Regency. Serta terletak tidak terlalu jauh dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus Hang Tuah serta perumahan Araya.

 

BAB IV


ANALISIS
 





          • Metode Analisis Data

            • Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub pokok bahasan seperti alur berpikir, metode pengumpulan data, dan profil responden.
          • Alur Berpikir
        • Alur berpikir yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim dapat dilihat pada bagan atau diagram dibawah ini:

          • Diagram 2. Alur Berpikir Laporan
             
             
             
             
             
             
             
            Sumber : Analisis Penulis
             
             
             
             
             


            • Metode Pengumpulan Data

              • Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan, hal terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim adalah sebagai berikut,
            • Survey Primer

              • Dengan melalui pengamatan langsung di lokasi studi sedangkan untuk data-data yang diambil adalah kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi) dan persepsi konsumen Giant dan Super Indo yang didapatkan melalui kuisioner yang telah disebar.
            • Survey Literatur

              • Survey literatur digunakan untuk mencari data berupa tinjauan pustaka dan teori yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya.
            • Profil Responden

              • Berdasarkan penelitian yang dilihat dari persepsi masyarakat selaku konsumen, oleh karena itu responden yang diminta untuk memberikan pendapat terkait faktor lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya. Karakteristik responden yang diambil adalah yang memiliki usia antara 18-22 tahun dengan segala jenis profesi, untuk jumlah responden penulis mengambil sebanyak 30 responden untuk diminta pendapatnya.
              • Selain itu juga dilakukan pengambilan responden dari stakehoder terkait yang berhubungan dengan penentuan faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang melalui manager dari kedua retail tersebut. Dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dan kuisiner yang berisikan beberapa variabel faktor lokasi yang dianggap berpengaruh terhadap penentuan lokasi retail.
            • Analisis Lokasi
            • Confirmatory Factor Analysis (CFA)

              • Penempatan lokasi retail mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberlangsungan usahanya. Sehingga diperlukan penempetan lokasi retail yang mendekati pusat berkumpulnya calon pembeli. Pada supermarket Giant dan Super Indo diketahui bahwa perlu dilakukan sebuah penelitian dimana keberadaan lokasi yang memberikan keuntungan besar dari penjualan produk. Perspektif masyarakat atau konsumen nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap faktor lokasi apa saja yang berpengaruh pada penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim sehingga kedua retail tersebut terletak secara berdekatan satu sama lain.
              • Untuk memudahkan dalam menganalisis jawaban dari responden, dipilihlah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang pemilihan lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang merupakan konsumen dari supermarket tersebut. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan berisi lima tingkat jawaban yang menggambarkan apakah faktor-faktor penentu lokasi retail telah mempengaruhi penentuan lokasi retail supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim dari perspektif konsumen sebagai salah satu stakeholder kunci. Untuk tingkatan jawaban dalam analisis dengan skala likert meliputi,
            • Sangat Berpengaruh = 5
            • Berpengaruh = 4
            • Ragu-ragu = 3
            • Tidak Berpengaruh = 2
            • Sangat Tidak Berpengaruh = 1
          • Faktor-faktor yang ditanyakan kepada konsumen adalah faktor-faktor penentuan lokasi yaitu sebagai berikut,
            Tabel 4.1 Faktor Penentuan Lokasi yang ditanyakan kepada Konsumen

Faktor

Variabel

1

Aksesibilitas

Kemudahan menjangkau lokasi

2

Kelengkapan Fasilitas

Kelengkapan fasilitas dibanding pesaing

Kelengkapan dan kualitas produk yang ditawarkan

3

Produk

Penawaran promo dan potongan harga

Harga lebih murah






          • Sumber : Hasil Analisa, 2018
            Berikut adalah hasil kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden yang meliputi konsumen supermarket Giant dan Super Indo.
            Tabel 4.2 Hasil Kuisioner terhadap 30 Reponden

No

Nama

Akesesibilitas

Kelengkapan Fasilitas

Produk

X1

X2

X3

X4

X5

1

Olivia Pandora

2

4

4

4

4

2

Tri Prasetya

3

5

4

5

4

3

Oca

2

4

4

3

4

4

Shabrina

4

3

3

3

3

5

Fun

5

2

3

4

4

6

David Abraham

3

3

4

3

3

7

Krisman.N

4

4

4

4

4

8

Maria

4

4

4

4

3

9

Fandi

3

4

3

3

3

10

Bayu

3

5

5

4

4

11

Fifi

5

5

5

5

5

12

Ade Rosa

5

5

5

5

5

13

Firda

5

5

5

4

1

14

Dea

3

4

3

2

3

15

Sessy

4

3

3

3

3

16

Mita

4

4

4

3

3

17

Audrey

3

4

4

4

3

18

Annisa

5

5

4

4

3

19

Rachel Herlinda

4

3

4

1

2

20

Susetyo

3

4

4

5

5

21

Ria Natasya

4

4

3

4

4

22

Muhammad.N

4

3

4

4

3

23

Ibnu Qayyim

1

3

5

3

5

24

Iqbal K

4

4

4

2

3

25

Okis

5

3

4

4

4

26

Rizal Imamy

4

4

4

3

3

27

Icha

1

4

4

4

4

28

Gardini

4

4

5

3

5

29

Farrah Fadilah

4

2

3

4

3

30

Annisa

4

4

4

4

4





          • Data-data di atas nantinya diolah dengan SPSS menggunakan Analisis Faktor guna mengetahui fator-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya. Responden yang dipilih adalah konsumen selaku stakeholder yang ikut berperan dalam keberadaan kedua supermarket tersebut. Berikut adalah hasil dari analisis faktor yang dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS:
            Tabel 4.3 Hasil Analisis SPSS

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.480

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square

25.937

Df

10

Sig.

.004





          • Sumber : Analisa Penulis, 2018
            Dari tabel diketahui bahwa nilai Sig menunjukkan <0,05 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan terhadap variabel.
            Tabel 4.4 Hasil Analisa SPSS Nilai Anti-image

Anti-image Matrices

X1

X2

X3

X4

X5

Anti-image Covariance

X1

.859

.034

-.030

-.219

.252

X2

.034

.627

-.335

-.200

.122

X3

-.030

-.335

.640

.045

-.178

X4

-.219

-.200

.045

.629

-.321

X5

.252

.122

-.178

-.321

.634

Anti-image Correlation

X1

.272a

.047

-.040

-.298

.341

X2

.047

.512a

-.529

-.318

.194

X3

-.040

-.529

.556a

.071

-.280

X4

-.298

-.318

.071

.488a

-.508

X5

.341

.194

-.280

-.508

.436a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)






          •  Sumber : HasilAnalisa, 2018
            Dari tabel di atas diketahui bahwa dalam nilai Anti-image masih terdapat nilai MSA yang 0,5. Dimana dilakukan kembali reduksi dengan mengeluarkan variabel yang memiliki nilai MSA terkecil yaitu X1.
            Tabel 4.5 Hasil Analisis SPSS Reduksi

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.536

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square

22.189

df

6

Sig.

.001






          • Sumber : HasilAnalisa, 2018
            Tabel 4.6 Hasil Analisa SPSS 4 Variabel

Anti-image Matrices

X2

X3

X4

X5

Anti-image Covariance

X2

.628

-.336

-.210

.127

X3

-.336

.641

.042

-.192

X4

-.210

.042

.690

-.319

X5

.127

-.192

-.319

.718

Anti-image Correlation

X2

.513a

-.529

-.319

.190

X3

-.529

.557a

.062

-.284

X4

-.319

.062

.567a

-.453

X5

.190

-.284

-.453

.504a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)


Sumber : Hasil Analisa, 2018
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS, diketahui bahwa variabel yang dianggap berpengaruh adalah variabel X2, X3, X4 dan X5. Selanjutnya variabel tersebut dihitung nilai pembobotannya dengan teknik manual menggunakan formula sebagai berikut:
Ai =

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun