Mohon tunggu...
Zulfiyah Pramudyandari
Zulfiyah Pramudyandari Mohon Tunggu... -

mahasiswa ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniora UIN sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Catatan" Aksi Sejuta Cap Tangan Melawan Korupsi

9 Desember 2013   23:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386642215622079974

[caption id="attachment_297617" align="alignleft" width="1229" caption="bentangan kain cap tangan melawan korupsi, memperingati hari anti korupsi sedunia"][/caption] Rasanya seringkali kita mendengar berbagai macam kasus mengenai korupsi di Indonesia. Korupsi di Indonesia telah amat sangat merebak, mulai denagn kasusbank century, gayus tambunan, proyek hambalang, dll. Bahkan menurut ratting pada tahun 2012, menyebutkan bahwa Indonesia termasuk pada 60 besar Negara terkorup, yaitu menempati peringkat ke 56.

Selain merugikan rakyat, korupsi juga merugikan semua pihak, terumata moral yang menjadi sasarannya. Dengan nyaman, para pejabat berkorupsi, sedangakan rakyat masih banyak yang perlu di bantu.bagaimanapun, korupsi haruslah di cegah, agar semua pihak merasa aman serta nyaman, oleh karena itu muncullah gerakan-gerakan yang di pelopori oleh orang-orang yang peduli terhadap maraknya korupsi di Indonesia saat ini.

Begitu pun dengan GPMK, sebuah gerakan yang telah di sah-kan oleh KPK, sebagi salah satu gerakan yang di pelopori oleh pemuda untuk membantu dalam pemberantasan korupsi di Indonesia melalui penanaman moral yang baik terhadap calon-calon pemimpin bangsa, dan salah satu alat yang di gunakan dalam GPMK, untuk memerangi korupsi yaitu melaluibudaya.

Tepat pada tanggal 09 Desenber, yaitu hari anti korupsi se-dunia, GPMK mengadakan sebuah event bersambung. Event tersbeut bertemakan “sejuta cap tangan melawan korupsi, dan baksos, peduli korban korupsi”. Dimana rangkaian acara yang telah di laksanankan adalah dilakukannya cap tangan yang berarti tidak, dalam sebuah bentangan kain, dan sasaran yang mengecap kain tersebut adalah para akademisi ( mahasiswa dan pelajar), jajaran kepolisian di jogja, masyarakat luas, serta para anggota dewan yogyakarta.

Hari ke-1 (05 Desember 2013)

Rangkaian acara, di lakukan di uinversitas. Dan universitas yang menjadi tujuan adalah Universitas Islam Negri Sunan kalijaga. Dimana antusiasme para mahasiswa sangat tinggi. Banyak sekali cap tangan yang di dapatkan, dan yang pasti menunjukkan bahwa “mahasiswa menolak korupsi”. Walaupun mungkin tidajk dapat di pungkiri, mahasiswa pun ernah berkorupsi, namun semoga dengan adanya cap tangan tersebut, dapat menyadarkan diri mereka masing-masing, dan menjadikannya pertimbangan, ketika akan melakukan korupsi.

Hari ke-2 (06 Desember 2013)

Pada hari kedua, giliran pelajar lah yang men-cap kain yang di bentangkan tersebut. Ketika itu, pihak GPMK mendatangi slah satu sekolah yang ada di jogja, yiatu tepatnya MAN I Yogyakarta, yang berada di Jl. C. simanjuntak, no.60. para siswa pun antusias dalam men-cap kain tersebut dengan tangan mereka, namun sayang, di karenakan pada tanggal itu para siswa sedang melakukan ujian akhir sekolah, maka berakibat pada kurangnya kontribusi mereka dalam mengecap tangan. Walaupun demikian, hal itu sudah menunjukkan bahwa “pelajar menolak korupsi”.Hari ke-3 (07 Desember 2013)

Pada road show ini, GPMK menempatkan bentangan kain tersebut di depan polresta daerah Yogyakarta, numun syang sekali, karena ketika itu hari libur, maka sedikit anggota kepolisian yang berkontribusi.

Hari ke-4 (08 Desember 2013)

Dirasa telah cukup dan memaksimalkan roadshow pada hari puncak, yaitu tanggal 09 desember, maka GPMK tidak melakukan aksinya.

Hari ke-5 (09 Desember 2013)

Hari ini merupakan hari puncak diantara road show-road show. Dimana pihak GPMK mengajak berbagai macam komunitas di jogja untuk berkontribusi dalam pengarakan kain di atas kepala, yaitu long march dari kantor DPRD Yogyakarta, kemudian di lanjutkan ke titik nol Kilometer, serta terdapats sedikit pergelaran budaya di titk tersebut. Sambil menempelkan stiker permanen di mobil-mobil ber-plat merah, dengan tulisan “sumpah, aku naggk akan korupsi”. pada kesempatan ini pula kebetulan seorang public figur, yaitu om pong, ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, serta menunjukkan apresiasinya yang luar biasa.

Semoga saja dengan semua yang kita lakukan, maka dapat pemahaman masing-masing, dan dengan melakukan halkecil (mengecap tangan), semua pejabat akan sedikit sadar dan malu untuk melakukan korupsi, ketika di tanya.

Amin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun