Sudah sekitar tujuh tahun ini tetangga kami menyembelih seekor sapi untuk berkurban saat Idul Adha. Sebagai tetangga tentu saja kami selalu kebagian daging kurban tersebut.
Biasanya paket kurban tidak melulu daging has, tapi termasuk juga tetelan dan tulang. Agar semuanya termanfaatkan, maka seorang istri harus putar otak untuk mengolah apa yang diberikan oleh orang yang berkurban. Pada kesempatan ini Saya ingin berbagi pengalaman  mengenai kebiasaan istri Saya mengolah daging kurban. Tidak semuanya, tetapi hanya alternatif.
Tetelan paling pas dibuat Sup, atau Soto. Ibu rumahtangga dipastikan sudah biasa membuatnya.Â
Sedangkan untuk tulangnya, bisa mencoba resep masakan tradisional khas masyarakat Sumatera Selatan, yaitu Pindang. Seperti  Sup dan Soto, Pindang juga berkuah  sebagai teman makan nasi. Memang, Pindang sendiri lebih lekat dengan ikan, dari pada dengan daging, atau tulang. Mengingat daerah Sumatera Selatan dikenal dengan ikan air tawarnya, seperti: Patin, Kelemak, dan Baung.
Diantara ketiganya (daging tetelan, dan tulang), paling gampang mengolahnya dan beragam peruntukannya, sudah pasti dagingnya. Daging bisa diolah menjadi Rendang, Bistik, Dendeng, dan paling gampang digoreng dengan bumbu ketumbar.Â
Semoga saja tulisan ini bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H