Mohon tunggu...
Zulfika Zuhro
Zulfika Zuhro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Sedang tidak baik-baik saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Jiwa Psikopat pada Anak Usia Dini

27 November 2022   17:15 Diperbarui: 27 November 2022   17:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sadis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Supardi. Seorang anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Peristiwa tersebut terungkap oleh ayahnya ketika pulang kerja. 

Supardi mengaku telah berkali-kali menghantam tekuk ibunya dengan palu. Untuk memastikan ibunya telah tewas, Supardi memisahkan bagian kepala dengan badan. Tidak berhenti sampai situ, dia juga mengaku telah merusak jasad ibunya bahkan memakan bagian hatinya. Hal tersebut dia lakukan karena merasa orang tuanya pilih kasih dan tak memperhatikannya lagi. Banyak orang yang menyebut supardi sebagai psikopat.

Istilah psikopat pertama kali digagas oleh psikiater asal Jerman bernama J.L.A Koch pada abad ke-19. Dilansir dari kamus American Psycological Association, Psikopat adalah seseorang yang cenderung dianggap impulsif disfungsional terhadap hal-hal tidak menentu seperti bertindak aneh yang merugikan dan melakukan hal-hal di luar kemampuan orang pada umumnya.

Sikap anti sosial pada anak bisa memantik kecurigaan bahwa anak tersebut terindikasi menjadi psikopat. Ketika ada dugaan psikopat pada anak, sikap umum yang muncul adalah emosi yang tidak terkontrol dan sama sekali tidak menunjukkan adanya empati dan hati nurani. Gejala anak psikopat bisa terdeteksi rentan usia 2-4 tahun, namun kebanyakan terlihat ketika sudah beranjak dewasa. Adapun tanda-tandanya yaitu:

  • Berperilaku kasar/kejam
  • Suka membully dan mengintimidasi
  • Licik/manipulatif
  • Suka menyiksa hewan
  • Tidak ada rasa bersalah/penyesalan

Mengapa anak bisa menjadi psikopat?

Belum ada pembuktian secara ilmiah mengenai penyebab seseorang bisa menjadi psikopat. Namun kondisi ini diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan seperti: pola asuh yang salah, pergaulan, dan trauma akibat kekerasan verbal. pelecehan seksual, perbudakan, dan kejadian lain yang mengakibatkan anak menjadi trauma.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti cara pencegahannya, namun demikian orang tua dapat meminimalisir dengan menciptakan suasana hangat, penuh kasih sayang dan jauh kekerasan.

Apakah ada harapan untuk sembuh?

Beberapa peneliti melaporkan bahwa pengobatan tidak membantu namun dapat mengurangi gejala dengan beberapa terapi yang dilakukan secara konstan dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Anak Psikopat tidak dapat dipandang sebelah mata. Jika hal Ini dibiarkan akan berakibat rusaknya dan hancurnya bangsa itu sendiri. Maka dari itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk meminimalisir dampak yang yang terjadi jika memiliki anak dengan karakter psikopat. Bisa dengan cara koordinasi dan memilih sekolah yang tepat dan lingkungan yang mendukung dengan harapan anak akan menjadi pribadi yang berbudi baik, berakhlak mulia dan mencintai diri dan lingkungan serta bangsanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun