[caption id="" align="aligncenter" width="395" caption="Masyarakat Korea Selatan yang Maju (dan Bersemangat Maju) "][/caption] Tidak bisa dipungkiri, Korea Selatan sekarang adalah salah satu negara yang lagi naik daun. Dahsyatnya sepertinya mereka "membombardir" dunia dari segala sektor. Mulai dari sektor musik, perfilman, otomotif, dan yang paling hot teknologi elektronik (terutama selular). Padahal kalau ditilik, yang pertama dari geografis, negara ini kecil sekali. Sama Jepang saja masih jauh lebih besar Jepang. Belum lagi bersebelahan dengan Korea Utara yang berkonflik. Lagi ditilik dari sejarah perkembangannya, Korea Selatan sepertinya dulu gaungnya di Indonesia pun pada tahun 1990-an seperti masih diremehkan. Sekarang? waah jangan ditanya! [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Lokasi Korea Selatan (sumber: worldatlas.com)"]
Lokasi Korea Selatan (sumber: worldatlas.com)
[/caption] Saya seketika sekarang tertarik dengan Korea Selatan. Negara yang berangkat dari peperangan ideologi hingga akhirnya terpecah ini ternyata memiliki semangat pembangunan yang sangat maju. Sekarang China dan Jepang boleh dibilang "kalah" oleh geliat dari Negeri Gingseng ini. Ketika dosen saya menceritakan pengalamannya saat berkunjung tugas di sana, saya sangat tertarik sekali. Beliau dan tim dari Kementerian PU berkesempatan studi banding di bagian instansi setara Bappenas di Indonesia. Jadi bisa tahu tentang pembangunan di Korea Selatan. Di Seoul, ada slogan "every citizen is a mayor in Seoul" yang bisa diartikan bahwa setiap pendapat masyarakat akan didengar oleh pemerintah dan menjadi bahan pertimbangan atau masukan yang sangat berperan besar. Korea Selatan memang menganut demokrasi liberal yang merupakan ideologi "ajaran" dari Amerika Serikat, sedangkan Korea Utara menganut sosialis "ajaran" Uni Soviet. Pembangunan di Korea Selatan sudah direncanakan jauh2 hari saat tahun 1990 dengan pembangunan utama ada di infrastruktur seperti jalan, jalan tol, bandara, dll. Kini di tahun 2000-an, Korea Selatan punya misi ingin memenuhi "international competitiveness" alias menjadi negara dengan daya saing internasional bersaing dengan Eropa, AS, China, Jepang, dan negara maju lainnya. [caption id="attachment_223835" align="aligncenter" width="300" caption="Slogan di Booklet Perencanaan Seoul"]
[/caption] Sejak tahun 2003 Pemerintah Korea Selatan telah mengubah paradigma pembangunannya dari yang awalnya berbentuk top-down menjadi bottom-up. Korea Selatan memiliki rencana dan pandangan baru untuk dapat mengembangkan sebuah pembangunan yang merata dan seimbang (balanced growth model). Untuk mewujudkannya bahkan pemerintah pada tahun 2003 membentuk sebuah badan yang dikhususkan untuk mengkaji dan mensosialisasikan penerapan pembangunan seimbang yang bernama Presidential Committee on Balanced National Development (PCBND). Mulai berkembangnya konsep jaringan produksi global atau Global Production Networks (GPN) merupakan salah satu alasan mengapa Korea Selatan benar-benar mendesak dan harus mengembangkan konsep pembangunan seimbang. Konsep GPN memberikan paradigma baru bahwa pembangunan yang optimal dapat dikembangkan dengan mengadakan kesatuan wilayah atau bahkan negara dalam kegiatan produksi. Selain fokus di Seoul sebagai ibukota, Korea Selatan juga mempunyai Kota
Busan. Kota ini bukan ibukota tetapi menjadi sebuah pengembangan kota metropolitan dan kosmopolitan sendiri dengan julukan "Busan
Innovation City". Kota Busan merupakan sebuah kota yang dikembangkan sebagai sebuah
innovation city atau kota inovasi. Implementasi dari Busan Innovation City ini sesuai dengan aksi rencana dari Pemerintah Korea Selatan yang ingin menerapkan desentralisasi pemerintahan. Busan direncanakan menjadi sebuah kota yang mewadahi salah satu perkembangan wilayah di Korea Selatan dan salah satu dari proyek relokasi berbagai institusi ke berbagai wilayah. Kunci keberhasilannya adalah peran kerja sama dari industri lokal, akademisi, institusi penelitian (litbang), dan LSM yang ada yang bersama-sama membantu jalannya pembangunan wilayah. Kota Busan direncanakan akan mengembangan tiga sektor yaitu sektor maritim dengan peningkatan perkonomian di bidang produksi hasil perikanan, pengembangan sektor industri perfilman, dan pengembangan sektor keuangan. Menariknya, Kota Busan ini kemudian direncanakan dengan membagi 4 distrik dengan masing-masing fokus. Pengembangan distrik yang berbeda fokus ini dikarenakan pemerintah Korea Selatan menginginkan tiap distrik dapat memfokuskan pembangunan sesuai dengan bidang atau sektornya. Selain itu hal ini menjadi kemudahan koordinasi dan perencanaan baik bagi pemerintah maupun bagi para investor, pengunjung, dan pihak-pihak lainnya.
[caption id="attachment_223832" align="aligncenter" width="596" caption="(dari kiri atas ke kanan, clockwise) Rencana Distrik Dongsam, Munhyeon, Centum, dan Multi-Dwelling Residential (eks-ROKA area) sumber: english.busan.go.kr"]
[/caption]
- Distrik Dongsam, fokus di pengembangan maritim dan produk perikanan. Pengembangannya berada pada Korean Ocean Research and Development Institute
- Distrik Munhyeon, fokus pada distrik komersial dan keuangan. Ini jadi pusat bisnis dan area perbelanjaan
- Distrik Centum, uniknya distrik ini fokus pada pengembangan perfilman Korea. Di sini akan dibangun kantor-kantor dan studi perfilman Korea
- Distrik Multidwelling Residential Area, akan menempati lokasi bekas ROKA (Republic Korea Army) yang sudah lama ditinggalkan.
Keren bukan? Di sini selain mengagumi Korea Selatan saya juga jadi flash back. Ingat sekali dulu produk-produk Korea Selatan sepertinya tidak ada apa2nya malah cenderung disepelekan. Sekarang malah menjadi nomer satu. Jadi tidak mustahil kalau kita Indonesia benar-benar ingin maju mari berangkat dari 0 dan meniru semangat Korea Selatan. Di masa mendatang bukan tidak mungkin giliran kita yang memimpin dunia :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya