[caption id="" align="aligncenter" width="534" caption="10 Mahasiswa Delegasi Universitas Dipnegoro"][/caption] Pada tanggal 10-12 Februari 2012 ini, Universitas Diponegoro (Undip) mengirimkan 10 mahasiswanya untuk mengikuti simulasi sidang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau bahasa resminya adalah Model United Nations (MUN) di London, Inggris. MUN kali ini bernama LIMUN alias London International Model United Nations, sebuah simulasi sidang PBB terbesar di Eropa dan ketiga di dunia. LIMUN 2012 ini merupakan event yang ke-13 dengan 1350 peserta, 140 institusi (universitas, institut, SMA, society, dll), dan diikuti oleh 47 negara. Bisa dibayangkan kan bagaimana spektakulernya dan hebohnya LIMUN ini! Pembukaan atau Opening Ceremony-nya juga dihadiri orang-orang penting, salah satunya adalah Jeremy GreenStock yang merupakan Chairman dari UN Association di Inggris. [caption id="attachment_164926" align="aligncenter" width="300" caption="Jeremy Greenstock, Ketua Asosiasi PBB di Inggris Memberi Sambutan"][/caption] Sebelum kita masuk membahas acara di dalamnya, mungkin para teman-teman dan pembaca masih belum tahu apa itu MUN dan mengapa PBB harus repot-repot mengizinkan sebuah simulasi sidang PBB ini diselenggarakan. MUN merupakan simulasi sidang PBB yang diselenggarakan biasanya untuk para mahasiswa atau pelajar. Tujuan utamanya tentu untuk melatih bagaimana cara berdiplomasi yang terhormat di ranah dunia karena setiap individu seolah-olah menjadi diplomat dari suatu negara. Uniknya dalam MUN, peserta biasanya tidak diperbolehkan mewakilkan negara native-nya masing-masing. Misal saya dari Indonesia, ketika mendaftar suatu MUN pasti saya dialokasikan menjadi diplomat negara lain misal Islandia. Begitu juga dengan bule-bule lain yang mendaftar bila ia dari Perancis misal, dia akan menjadi diplomat dari Spanyol. Begitu seterusnya. Di dalam MUN biasanya juga terdapat banyak sekali komite atau badan-badan di bawah PBB atau mitra PBB seperti WHO, UNEP, UNESCO, UNICEF, WTO, FAO, dan lain sebagainya. Peserta diwajibkan untuk memilih salah satu komite dari berbagai komite yang ditawarkan. Tujuan akhir dari MUN adalah bagaimana setiap delegasi dari negara mampu menyampaikan kepentingan negaranya dan menyumbangkan ide untuk sebuah resolusi dari permasalahan yang dibahas di dalam sebuah Draft Resolution. Selain untuk melatih public speaking, debat yang terhormat, dan lobbying, MUN penting karena istilah-istilah yang digunakan dalam sidang PBB agak-agak aneh didengar, bahkan untuk orang asli keturunan bahasa Inggris pun. Sebut saja istilah Moderate Caucus, Unmoderate Caucus, Motion on the Floor, Yields, Point of Parliamentary of Inquiry, dan berbagai istilah njlimeti (memusingkan) lainnya. Dengan mengikuti MUN ini maka diharapkan para siswa atau mahasiswa yang mengikutinya kelak bisa menjadi diplomat di dalam sidang PBB yang telah mengerti rule atau aturan dari sidang tersebut. [caption id="attachment_164931" align="aligncenter" width="300" caption="Setiap Mau Memaparkan Apapun, Delegasi Wajib Mengangkat Placard"]
Selain mengikuti LIMUN, kami juga diundang oleh KBRI London untuk bertemu Duta Besar RI di Inggris serta dijamu makan siang. Ah senangnya, ibarat mahasiswa perantau, inilah saatnya kami perbaikan gizi: MAKAN NASI! :D
[caption id="attachment_164932" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama Duta Besar RI di London (Tengah, Berbadan Tinggi Besar)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H