Mohon tunggu...
ZS Maula
ZS Maula Mohon Tunggu... Lainnya - Amil Zakat Bersertifikat BNSP

hamba Allah, diciptakan untuk beribadah, bekerja dan terus bekerja, menulis dan terus menulis..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Ustadz Yazid Jawas Sebelum Wafat saat Ditanya Muridnya Soal Penggantinya

12 Juli 2024   21:57 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:23 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap Lacar Dokumen Pribadi ManhajsalafVideo

Kabar Ustadz Yazid Jawas yang wafat pada hari Kamis, 11 Juli 2024 lalu cukup mengejutkan berbagai kalangan, sebelum meninggal ternyata beliau pernah memberi pesan sangat penting kepada murid-muridnya saat ditanya siapa penggantinya atau yang harus diikuti setelah dirinya?.
Banyak kalangan merasa berduka dengan wafatnya Ustadz Yazid Jawas sehingga tidak sedikit yang membahas di media sosial dan menjadi trending topik pada pencarian Google sampai 100,000 lebih mengalahkan berita-berita lain seperti salah satunya pertandingan sepak bola atau sebagainya.

Sebelum wafat Ustadz Yazid Jawas sempat dimintai nasehat oleh jamaahnya soal siapakah yang seharusnya diikuti oleh muridnya setelah dirinya, namun hal ini bukan dijawab dengan menyebutkan nama tokoh atau da'i melainkan dijelaskan bahwa perkara tersebut termasuk ghuluw dimana merupakan hal terlarang.

Ustadz Yazid Jawas menerangkan di hadapan banyak jamaah yang hadir di majelisnya bahwa pertanyaan mengenai siapa yang harus diikuti setelah adalah berlebih-lebihan, karena sebenarnya ada banyak da'i dimana bisa diambil ilmu darinya, soal ini tidak perlu hanya bergantung hanya pada 1 atau 2 orang saja.

"Ini pertanyaan ghuluw, berlebih-lebihan. (ada) banyak da'i, antum nggak perlu kepada saya atau Ustadz Hakim, kita manusia biasa kadang benar kadang salah," jelas Ustadz Yazid Jawas sebagaimana dikutip dari video yang diunggah oleh akun Facebook Manhaj Salaf Video #2 pada 17 Agustus 2020.

"Yang diikuti siapa, Rasulullah  SAW, ustadz-ustadz yang lain banyak yang antum bisa belajar selama mereka berpegang kepada Alquran dan sunnah atas faham salaf," tambahnya yang melanjutkan dengan ayat dimana sebenarnya barusan dibahas olehnya terkait sifat ghuluw atau berlebih-lebihan.

Adanya sifat berlebih-lebihan inilah yang menyebabkan sebagian orang menuduh murid-murid yang berguru kepada Ustadz Yazid Jawas sebagai ta'ashub atau fanatik buta, tidak mau menerima selain darinya, padahal dirinya tidak pernah mengajarkan hal demikian, kecuali ayat Al Quran dan hadits.

Ustadz Yazid Jawas lalu menerangkan kepada hadirin yang memenuhi masjid bahwa tidak boleh hanya mau menerima kajian atau nasehat hanya darinya saja, silahkan belajar kepada selainnya selama isinya dalil, atau mengatakan menolak selainnya, jika begitu maka akan kembali masuk golongan ahlu bid'ah dan hizbi.

Ghuluw ini menurut Ustadz Yazid Jawas membinasakan maka harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjerumus ke dalamnya, lalu disebutkan pula hadits Rasul SAW yang berkenaan dengan sikap berlebih-lebihan itu, dan artinya perilaku inilah penyebab dihancurkannya kaum terdahulu.

"Ya antum bisa ngaji kepada orang lain, selama yang disampaikan itu juga dalil Quran sunnah. Tapi antum nggak boleh kalau nggak dari Ustadz Yazid tidak mau terima. Antum kembali lagi kepada ahlul bid'ah lagi, kepada hizbi lagi, terima dari siapa saja selama itu dalil dari Quran dan sunnah, itu perhatikan, ghuluw ini membinasakan," ungkap Ustadz Yazid Jawas.

Kemudian Ustadz Yazid  Jawas menjelaskan soal terjadinya kesyirikan pertama kali diperbuat oleh kaum Nabi Nuh AS, yaitu orang-orang sholeh-nya saat meninggal dibangun kuburannya dibuat lukisan, patung. Memang awalnya tidak disembah, namun kemudian akhirnya terlena dan dilakukanlah apa yang dilarang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun