donasi Palestina untuk tahap ke 4 sebesar Rp150,000,000 melalui asosiasi forum FOZ sehingga dihitung sejak pertama sudah Rp800,000,000 ditunaikan menuju 1 milyar rupiah lebih insya allah.
Keseluruhan donasi untuk Palestina yang sudah disalurkan LAZ Assalaam Timika sejak tahap pertama yaitu sebesar Rp800,000,000 itu ditunaikan melalui berbagai pihak diantaranya ASAR Humanity/G.D.D, BAZNAS RI, NU-Care Pusat, dan kali ini FOZ yang sudah banyak bekerja sama.
Hanya kurang Rp200,000,000 saja donasi Palestina yang dihimpun LAZ Assalaam Timika mencapai 1 miliar rupiah, bahkan bisa lebih insya allah mengingat kebutuhan korban perang di Gaza dan daerah lain sangat parah serta masih terus memerlukan uluran tangan dari berbagai pihak.
LAZ Assalaam Timika merupakan lembaga resmi berizin dan terdaftar untuk menghimpun dana termasuk dalam hal ini donasi Palestina yang kembali disalurkan untuk tahap ke 4, sehingga tidak perlu ragu dalam sedekah atau infak di daerah Mimika bisa langsung melalui lembaga yang berkantor di SP 2 ini.
"Kami terus mengajak Sahabat Fillah sekalian untuk senantiasa menyisihkan sedikit rezeki kita untuk membantu perjuangan saudara-saudara kita di Palestina," kata Direktur LAZ Assalaam Timika Ir Supranoto, ST melalui pesan singkat pada hari Sabtu, 29 Juni 2024.
Pihak FOZ yang merupakan asosiasi lembaga-lembaga amil zakat dimana LAZ Assalaam Timika termasuk salah satu anggota-nya mengapresiasi setinggi-tingginya donasi Palestina yang disalurkan melalui forumnya, hal ini menunjukkan rasa kemanusiaan masih ada dalam jiwa Bangsa Indonesia.
Untuk membantu Palestina sebenarnya tidak harus menjadi seorang muslim tetapi hanya memerlukan hati nurani, rasa kemanusiaan tinggi sebagaimana tercantum dalam sila ke 2 Pancasila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" selama masih mengakui falsafah ini maka selayaknya memihak orang-orang terjajah.
Untuk itu Bangsa Indonesia tidak pernah melupakan sejarah sebagaimana Ir Soekarno mengatakannya, dan memberikan contoh terkait akan selalu berdiri bersama Palestina atau mendukungnya selama kemerdekaan orang-orang di sana belum diserahkan kepada pemilik tanah tersebut.
Kebijakan inilah yang terus dipegang oleh Bangsa Indonesia biarpun presiden dari tahun ke tahun terus berganti, namun terkait Palestina maka tidak pernah berganti haluan, sampai saat di zaman Menteri Luar Negeri saat ini yaitu Retno Marsudi yang terus melanjutkan pendirian Ir Soekarno.
Ibu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia dalam berbagai pertemuan-pertemuan penting di PBB maupun bukan untuk membahas persoalan Palestina selalu tegas membela kemanusiaan agar bebas dari penjajahan, pesannya keras kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu , maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan."
Tidak hanya di lingkaran pemerintahan atau eksekutif Indonesia saja yang melakukan diplomasi untuk melakukan kebijakan luar negeri sebagaimana para pendiri bangsa dahulu wariskan, namun juga dari legislatif seperti DPR RI juga melaksanakannya.