Kehadiran dokter Aisyah Dahlan di Timika untuk agenda seminar parenting mendapat sambutan meriah, gedung tempat kegiatan terisi penuh dari depan hingga belakang hanya menyisakan jalan di sisi kanan, tengah, dan kiri ruangan besar.
Sebelum menjelaskan terkait kesalahan dalam pola asuh yang menggunakan cara kekerasan, dokter Aisyah Dahlan mengatakan bahwa orang tua kelahiran 60-70an memang kurang canggih dibandingkan generasi-generasi setelahnya, tetapi sebenarnya lebih tangguh yang terdahulu.
Datang  bersama tim unik dan spesial yang berjumlah 8 orang, dokter Aisyah Dahlan memberikan seminar parenting di Gedung Tongkonan Jalan Sam Ratulangi Timika Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah yang baru saja mekar dari daerah induknya.
Bunda dokter Aisyah Dahlan kemudian juga mengibaratkan dengan televisi hitam putih pada zaman dahulu yang apabila tampilannya sudah gangguan, maka orang tua akan menyuruh sang anak memukulnya dan setelah itu gambar di kotak ajaib itu bersih kembali.
"Makanya anak jaman dulu dipukul jadi betul, sekarang karena memang Allah Ta'ala menciptakan sel otak lebih canggih, dan karena kondisi dunia (dengan) nutrisi, maka sel otak jaman sekarang otak yang lembut sambungannya ," jelas dokter Aisyah Dahlan di hadapan peserta seminar parenting di Gedung Tongkonan Jalan Sam Ratulangi Timika pada hari Ahad, 2 Juni 2024.
Begitu pula dengan teknologi yang tercipta saat ini mengikuti kondisi otak yaitu lembut atau biasa ada istilah soft touch (sentuhan lembut), oleh karena itu anak-anak sekarang merupakan generasi dimana akan jauh lebih baik apabila diasuh dengan kelembutan.
Walaupun maksud dari mengasuh dengan kelembutan bukan berarti logat bahasanya harus pelan, sebagaimana orang Jawa, tetapi keluarga yang berasal dari Sulawesi, Papua, atau Maluku dimana biasanya memiliki nada tinggi tetap bisa dilakukan juga asalkan hati-hati.
Ibu dokter Aisyah Dahlan itu kemudian memberikan poin pertama dari parenting pada zaman sekarang yaitu jangan menyebut dengan panggilan yang buruk, misalnya menamainya sebagai generasi micin, rebahan, galau dan lainnya, ini tidak boleh. Sebab apa yang diucapkan bisa menjadi doa.
Sebut anak-anak sekarang dengan generasi qurani atau robbani karena otak akan mengikuti apa yang diucapkan dan terjadi sambungan-sambungan dimana terdapat semacam lem antaranya, dokter Aisyah Dahlan kemudian meminta agar peserta seminar parenting memperagakan sebagai otak.
Kedua tangan dan kaki berdekatan antar peserta seminar parenting tetapi tidak bersentuhan, begitulah kira-kira kondisi otak yang digambarkan oleh dokter Aisyah Dahlan, wanita kelahiran tahun 60 an itupun berkelakar jika pada kondisi memperagakan tersebut merupakan momentum sangat bagus sekali untuk diambil foto.
"Dekat tapi tidak menyentuh, begitulah (posisi) sambungan otak, dia tidak tersambung secara fisik, nanti dari ujung-ujung jari ini keluar zat kimia seperti lem," terang dokter Aisyah Dahlan sambil meminta peserta seminar parenting memperagakan kembali kondisi isi kepala tersebut.