Mohon tunggu...
Zulfikar Abdulah
Zulfikar Abdulah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Masih kuliah di STAIN PURWOKERTO Jawatengah Fakultas tarbiyah jurusan PAI. Invite 755D3494

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokrasi Lucu

28 Maret 2014   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demokrasi lucu

Menghitung sisa sisa demokrasi
Demokrasi yang selalu saja begini
Dalam pekatnya harapan
Tapi tanpa jasa yang berbalas

Wajah orang ku robek robek.
Nama orang ku himpit dan ku tendang
Ku punguti keping demi keping
Tapi tanpa terimakasih secuilpun.

Jika aku boleh berontak aku akan berlari menjauhi matahari
Tapi hanya harmonika dan teman kusam yang mampu menenangkanku

Lampu itu terlihat sendu mengiringi kobaran api di emperan sekolahan
Orang orang itu hangus bersama kemarahanku yang tak menentu

Kalau kau boleh percaya
Itu sungguh saat dimana hanoman yang menantikan
Trijata
Ataupun rahwana yang mengharap sinta

Pukul 23.55 ku awali langkah demi langkah
Memaafkan orang yang tlah terlupa oleh dunia dan tahta di keheningan surya..

Maksud baik mungkin tak akan berguna
Jika hanya seteguk terimakasihpun kau tiada
Pukul 23.55 aku tinggalkan kobaran yang mulai mereda di bawah tiang penyangga bulan yang menjadi saksiku bersama teman kusamku

karya Zulfikar Abdulah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun