Daerah
Keterampilan Tenaga Kerja dan Infrastruktur Digital: Kombinasi Sukses PembangunanArtikel ilmiah berjudul Digital transformation as a means to attract innovative establishments to municipalities karya Eva Hagsten dan Martin Thomas Falk, yang dipublikasikan dalam jurnal Information Technology for Development (Volume 30, Isu 3, Tahun 2024), membahas peran transformasi digital dalam menarik perusahaan inovatif ke daerah-daerah di Swedia. Salah satu aspek utama yang diteliti adalah hubungan antara akses broadband berkecepatan tinggi dan peningkatan jumlah pendirian perusahaan inovatif di 290 kota di Swedia selama kurun waktu 2010-2021. Data panel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa akses broadband yang kuat dapat memengaruhi keberadaan perusahaan di sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT), khususnya di daerah-daerah yang mengalami penurunan populasi.
Hagsten dan Falk memfokuskan penelitiannya pada dampak akses broadband terhadap perusahaan mikro yang berjumlah 5-9 karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan sebesar 60 persen pada akses broadband di seluruh kota selama periode penelitian, yang menghasilkan pertumbuhan sebesar 6,5 persen pada jumlah perusahaan ICT. Selain itu, di kota-kota dengan populasi menurun, akses broadband terbukti berkontribusi pada dua pertiga dari peningkatan total jumlah perusahaan tersebut. Studi ini menekankan pentingnya keterampilan tenaga kerja terdidik sebagai variabel pendukung yang krusial dalam membangun ekosistem perusahaan inovatif.
Temuan-temuan ini menegaskan bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga terkait erat dengan kemampuan daerah untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja berketerampilan tinggi. Di tengah meningkatnya perdebatan tentang digitalisasi sebagai sarana pembangunan regional, studi ini memberikan bukti empirik yang mendukung gagasan bahwa infrastruktur digital berperan penting dalam menciptakan daya tarik ekonomi untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor berbasis teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hagsten dan Falk menunjukkan bahwa akses broadband berkecepatan tinggi menjadi faktor krusial dalam menarik perusahaan inovatif ke daerah-daerah di Swedia. Secara spesifik, dalam periode 2010 hingga 2021, peningkatan akses broadband sebesar 60 persen di seluruh kota menghasilkan kenaikan rata-rata sebesar 6,5 persen pada jumlah perusahaan layanan ICT. Ini berarti bahwa setiap kenaikan 10 persen dalam akses broadband mengarah pada peningkatan sekitar 0,6 persen jumlah perusahaan ICT. Dalam kota-kota yang mengalami penurunan populasi, dampaknya bahkan lebih signifikan, dengan kontribusi dua pertiga dari total pertumbuhan perusahaan ICT berasal dari akses broadband. Fakta ini menunjukkan bahwa infrastruktur digital dapat berfungsi sebagai pendorong utama dalam menghidupkan kembali daerah-daerah yang terancam mengalami stagnasi ekonomi.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya keterampilan tenaga kerja. Di sektor R&D, misalnya, akses broadband tidak cukup kuat untuk menarik perusahaan inovatif tanpa adanya tenaga kerja yang terampil. Dalam kasus ini, keterampilan penduduk menjadi faktor yang lebih dominan daripada infrastruktur digital. Menurut data yang dikumpulkan oleh penulis, terdapat peningkatan rata-rata 0,49 persen dalam jumlah penduduk dengan pendidikan tinggi di Swedia selama periode penelitian. Peningkatan ini sangat berkorelasi dengan peningkatan jumlah perusahaan R&D di kota-kota besar seperti Stockholm, Uppsala, dan Gothenburg, yang dikenal sebagai pusat inovasi teknologi di Swedia. Namun, bagi perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur teknologi tinggi, akses broadband dan keterampilan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat industri yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama untuk merespon transformasi digital.
Yang menarik dari penelitian ini adalah pemisahan antara perusahaan mikro dan perusahaan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mikro yang terdiri dari 1-9 karyawan mendapatkan manfaat paling besar dari akses broadband. Ini menyoroti pentingnya infrastruktur digital bagi pengusaha kecil yang mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya dan modal yang sama dengan perusahaan besar. Oleh karena itu, kebijakan yang berfokus pada peningkatan akses broadband harus mempertimbangkan segmen ini sebagai prioritas utama, terutama di kota-kota yang mengalami penurunan populasi dan ekonomi.
Penelitian oleh Hagsten dan Falk memberikan bukti kuat bahwa transformasi digital, khususnya melalui akses broadband berkecepatan tinggi, dapat menjadi kunci dalam mengembangkan ekonomi regional dan menarik perusahaan inovatif ke daerah-daerah. Meskipun efek positif ini lebih terasa pada sektor layanan ICT dan perusahaan mikro, penting untuk dicatat bahwa kesuksesan transformasi digital juga sangat bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang terampil. Daerah-daerah yang mampu memanfaatkan akses broadband dan meningkatkan keterampilan penduduknya akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam menarik perusahaan inovatif.
Sebagai implikasi praktis, pemerintah dan pembuat kebijakan harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur digital di daerah-daerah yang tertinggal, serta mendukung pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Dengan begitu, transformasi digital tidak hanya menjadi alat untuk menarik perusahaan, tetapi juga untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di seluruh wilayah.
REFERENSI
Hagsten, E., & Falk, M. T. (2024). Digital transformation as a means to attract innovative establishments to municipalities. Information Technology for Development, 30(3), 522-541. https://doi.org/10.1080/02681102.2023.2294041
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H