Kurikulum Industri 5.0: Peran AI dan Kolaborasi Manusia
PengembanganDi era revolusi industri 5.0, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Artikel berjudul "Towards human-AI collaboration in the competency-based curriculum development process: The case of industrial engineering and management education" oleh Antonio Padovano dan Martina Cardamone (2024) membuka pandangan baru tentang bagaimana AI dapat berkolaborasi dengan manusia dalam proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (CBC). Penelitian ini fokus pada pendidikan teknik industri dan manajemen, mengidentifikasi kebutuhan untuk adaptasi kurikulum secara dinamis dan responsif terhadap tuntutan pasar kerja yang terus berubah.
Statistik menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja global semakin mengalami kesenjangan keterampilan. Hays Global Skills Index 2019/2020 mencatat adanya peningkatan mismatch keterampilan sebesar 20% di berbagai negara industri. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, pendidikan harus mampu mencetak lulusan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Di sinilah peran CBC dan CBE (competency-based education) menjadi penting, karena pendekatan ini menekankan pada penguasaan kemampuan spesifik yang dapat diukur dan diterapkan di dunia kerja.
Namun, pengembangan kurikulum secara tradisional memerlukan waktu dan usaha yang besar, terutama ketika harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dalam hal ini, Padovano dan Cardamone memperkenalkan penggunaan AI sebagai alat bantu dalam proses tersebut. Melalui analisis semantik, text mining, dan model NLP (natural language processing), mereka menunjukkan bahwa AI mampu menyediakan wawasan berbasis data yang dapat mempercepat pengambilan keputusan dalam merancang kurikulum yang lebih relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh Padovano dan Cardamone (2024) menunjukkan betapa pentingnya peran AI dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di bidang teknik industri dan manajemen. Dalam dunia pendidikan tinggi, kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa harus mampu mengikuti perkembangan teknologi yang pesat dan kebutuhan industri yang terus berubah. Namun, proses pengembangan kurikulum tradisional sering kali lambat, karena melibatkan diskusi panjang dengan para akademisi, praktisi industri, dan lembaga akreditasi. Di sinilah AI muncul sebagai solusi inovatif yang dapat mempercepat dan meningkatkan akurasi proses ini.
Melalui penggunaan teknik text mining dan NLP, penelitian ini berhasil mengidentifikasi lebih dari 19.744 kata kunci unik dari literatur ilmiah di bidang industri 4.0 dan 5.0, yang kemudian diolah menjadi 357 topik pembelajaran yang relevan untuk pengembangan kurikulum (Padovano & Cardamone, 2024). Dengan kemampuan AI untuk mengelompokkan dan menganalisis data secara cepat, topik-topik ini dipetakan ke dalam empat kuadran strategi, yaitu: Innovate and Pioneer, Specialize and Develop, Monitor and Expand, serta Explore and Enhance. Misalnya, bidang seperti digital twins dan extended reality berada di kuadran "Innovate and Pioneer", menunjukkan bahwa topik-topik ini masih dalam tahap awal pengembangan dan menawarkan peluang besar untuk inovasi kurikulum.
Selain itu, penelitian ini juga menyertakan proses validasi melalui studi Delphi, di mana para ahli di bidang industri dan akademisi memberikan umpan balik tentang rekomendasi AI. Hasilnya, terdapat konsensus kuat bahwa bidang-bidang seperti human-centric IEM dan digital twin engineering harus menjadi fokus utama dalam pengembangan kurikulum masa depan. Angka dari studi ini mencatat bahwa 54% ahli menyebutkan pentingnya etika dalam kurikulum yang berpusat pada manusia, sementara 34% menyoroti aspek sosial-ekonomi sebagai elemen penting dalam pendidikan industri 5.0 (Padovano & Cardamone, 2024).
Dengan dukungan angka dan data yang jelas, AI terbukti bukan hanya alat pendukung, tetapi juga mampu memimpin proses perancangan kurikulum yang lebih responsif dan relevan. AI mampu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kurikulum baru, dan lebih penting lagi, memungkinkan universitas kecil atau yang berada di wilayah periferal untuk bersaing dengan institusi yang lebih besar dalam hal inovasi pendidikan.
Kolaborasi antara manusia dan AI dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi merupakan langkah penting menuju peningkatan kualitas pendidikan di era digital. Penelitian Padovano dan Cardamone (2024) menegaskan bahwa AI memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan tinggi dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri 4.0 dan 5.0. Dengan kemampuannya untuk menganalisis data secara cepat dan akurat, AI mampu memberikan rekomendasi yang relevan dan tepat waktu bagi pengambil keputusan.
Namun, penting untuk diingat bahwa AI bukanlah pengganti manusia, melainkan mitra yang dapat membantu mempercepat proses yang kompleks. Keputusan akhir tentang desain kurikulum tetap memerlukan penilaian dari para ahli, yang memahami konteks sosial, budaya, dan kebutuhan spesifik dari setiap institusi pendidikan. Kombinasi kekuatan analitis AI dengan intuisi manusia menghasilkan pendekatan yang lebih holistik dan efisien.
Secara keseluruhan, penelitian ini memperlihatkan jalan bagi masa depan pendidikan yang lebih adaptif dan responsif. Institusi pendidikan yang mampu mengintegrasikan AI dalam proses pengembangan kurikulumnya akan berada di garis depan dalam mencetak lulusan yang siap bersaing di pasar kerja global.
REFERENSI
Padovano, A., & Cardamone, M. (2024). Towards human-AI collaboration in the competency-based curriculum development process: The case of industrial engineering and management education. Computers and Education: Artificial Intelligence, 7, 100256. https://doi.org/10.1016/j.caeai.2024.100256