Mohon tunggu...
Zulfikar Ali Husen
Zulfikar Ali Husen Mohon Tunggu... Penulis - Konstruktif, Inovatif dan Adaptif

Seperti Matahari

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Film "The Devil Wears Prada"

15 Februari 2021   15:43 Diperbarui: 15 Februari 2021   15:59 2975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pada film "The Devil Wears Prada" memperlihatkan etos kerja, ambisi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah. Bagaimana seorang perempuan yang berambisi ingin bekerja di perusahaan ternama agar bisa mendapatkan yang lebih setelah itu, lalu di dalam kantor pun seorang pemimpin menggunakan legalitasnya untuk kemauannya, dan ada pula pemecahan masalah terhadap seseorang yang sudah cerita kepada kawannya lalu diberi masukkan hingga akhirnya punya sikap untuk mengakhiri.

Andy yang sangat ambisi dan obsesi terhadap jurnalis mengawali kesempatannya pada majalah fashion ternama, tetapi ketika wawancara dengan pemimpin perusahaannya langsung ia ditempatkan pada posisi sekretaris kedua yang memang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. 

Lantas pada proses perjalanannya Andy dibuat aneh oleh Miranda dengan bekerja yang tidak sesuai dengan tugasnya. Andy lama kelamaan kehilangan waktu, teman dan keluarganya sehingga ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Padahal Andy mempunyai etos kerja yang baik tetapi dimanfaatkan oleh kepemimpinan otoriter Miranda.

Grooming dan Perilaku Tokoh

Untuk Andy sangat ambisius dan dibarengi oleh kemampuan dan etos kerjanya sehingga dapat meyakinkan orang di sekitarnya dengan pribadi yang ramah menjadi nilai plusnya.

Lalu Miranda mempunyai posisi penting sehingga memanfaatkan kepemimpinannya untuk keberlangsungan ia sendiri.

Pada Nigel yang mempunyai jiwa pertemanan yang baik sehingga memberikan saran dan harapan untuk tetap bisa bersemangat dalam bekerja, salah satu yang ada adalah problem solving ketika teman punya masalah.

Emily mempunyai pribadi yang patuh pada atas sehingga harus menampilkan orang lain di depan atasan.

Budaya Kerja

Pada budaya kerja di sini mempertontonkan iklim yang buruk karena pemimpin yang seharusnya menjadi contoh malah menjadi sosok yang haus akan rasa hormat, sehingga timbul sumbatan komunikasi yang menyebabkan iklim dan lingkungan kerja tidak baik sehingga budaya kerja pun seakan menjadi kebiasaan yang lumrah pada akhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun