Mohon tunggu...
Zulfikar
Zulfikar Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Pamulang Sastra Indonesia

Membacalah !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahagia yang Tertunda

16 Januari 2023   13:58 Diperbarui: 16 Januari 2023   14:12 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku pernah dibahagiakan dengan seseorang yang paling aku sayangi, tetapi kebahagiaan itu hanya tinggal kenangan dan sebuah pelajaran yang aku lewati, tetapi aku sadar bahwa keputusan seseorang tidak bisa kita atur dengan kemauan kita sendiri, bahwa semuanya kita harus ikhlaskan dengan rasa sedih.

Seseorang itu pernah ada di hati aku paling dalam, dan sudah mempercayai diriku sepenuhnya tetapi takdirlah yang menentukan semuanya, aku hanyalah bisa berencana dan berjalan dengan apa adanya saja, dia itu sudah banyak mengasih pelajaran hidup kepada aku, tetapi kebahagiaan itu hanya sebentar saja tidak selamanya.

Aku ingin apa yang ku inginkan semuanya tercapai, apa yang dia ingin kan juga tercapai, tetapi dia memilih kebahagian tersendiri untuk meninggalkan aku, memang untuk situasi ekonomi yang ku cari itu adalah perjuangan yang sesungguhnya, tetapi dia ingin kepastian yang sesungguhnya tetapi waktunya harus menunggu lama, dan dia ingin kebahagiaannya terlalu cepat tidak ingin menunggu terlalu lama.

Sudah banyak perempuan yang mengajariku tentang kesetiaan itu apa, tetapi kesetiaan itu hanyalah tentang situasi ekonomi saja, kalau saya bisa memenuhi kebahagiaan dia dengan ekonomi yang banyak mungkin kebahagiaan ini tidak tertunda akan tetapi melanjut sampai nanti, tetapi yang menjadi perkara adalah ketika ekonomi sudah tidak bisa berkata jujur.

Aku sudah berjuang keras untuk meyakinkan diriku untuk bersamanya, tetapi takdir berkata lain, memang semuanya yang di jalani ini sangat mustahil untuk di tinggalkan, tetapi untuk kebahagiaan dia aku hanyalah bisa mengikhlaskan saja, ikhlas adalah nomer satu, titik cinta tertinggi adalah ketika kita sudah bisa meninggalkan dia dengan ikhlas.

Aku menulis ini dengan mengungkapkan sebuah perjuangan pasti ada bahagia dan ada sedihnya, kalau di sini saya menulis awalnya bahagia tetapi ketika dia sudah ingin bersama orang lain dan dia ingin bisa lebih baik kebahagiaan itu tertunda, bahwa aku inget kita di tinggalkan oleh dia pasti sang pencipta mengasih sosok perempuan lain untuk kita, yang terpenting aku hanya bisa berprasangka baik saja.

Memang tidaklah mudah untuk melupakan seseorang yang sudah menemani kita dalam bertahun-tahun, tetapi aku juga ingat dia bebas untuk memilih hidupnya, tetapi ingat kamu bisa memilih hidupmu itu jangan pernah kamu untuk menyesali untuk pilihanmu itu, karena itu sudah yang kamu pilih untuk kebahagiaan kamu, mungkin sama aku hanyalah pelajaran hidup yang kau dapatkan, tetapi kamu butuh kepastian yang sesungguhnya dari orang lain.

Aku juga ingin mewujudkan apa yang kamu impikan, yaitu kepastian yang sesungguhnya adalah kepastian ketika kita semuanya sudah mulai ke jenjang serius dalam hubungan, tetapi aku hanya bisa untuk waktu yang cukup sangat lama untuk bisa ke jenjang itu semua, karena aku harus meluluskan sekolah tinggi ku di universitas, dan aku juga harus mengumpulkan untuk biayaya itu semuanya, semua orang juga pasti memikirkan apa yang kekasihnya pikirkan adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Tetapi kamu harus ingat, aku dari orang kecil yang terus berjuang untuk bisa meluluskan di sekolah tinggi universitas, aku juga untuk bisa membahagiakan orang tua aku dalam kehidupan, dan aku juga ingin sekali untuk bisa mendapatkan kebahagiaan apa yang kamu inginkan, tetapi situasi ekonomi yang telah berkata semuanya dalam kehidupan.

Suatu saat nanti aku ingi mengubah semuanya dalam kehidupan ini, dari ekonomi dari segala perubahan, aku juga sudah memikirkan dari sejak dahulu untuk mengubah ekonomi ku, tetapi perjalanan itu hanya sia-sia yang aku jalankan, tetapi aku bertekad keras untuk mengubah semua kehidupan ini, aku juga sedang menunggu suprais apa lagi yang datang, kemarin banyak seorang perempuan yang datang ke aku, tetapi seorang perempuan itu hanyalah sebuah perjalanan hidup saja bagiku, di januari 2023 ini aku menulis untuk bisa menceritakan bagaimana kebahagiaan aku yang dulu ada tetapi hanyalah tinggal sebuah kenangan dan pelajaran hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun