Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Takkan!

17 September 2018   07:09 Diperbarui: 17 September 2018   07:23 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sembari derap langkah hiasi hari.
Terbesik dalam ingatan.
Setiap liku nan kulalui,
tiadalah berarti.
Kala semua bersanding,
bersama pengorbanan,
nan dikau curahkan.

Kala semua terbesik.
Betapa besarnya pengorbanan.
Betapa banyak peluh,
bercucuran.
Demi langkahku tak berhenti.

Kulit terbakar terik mentari.
Dari pagi hingga petang.
Demi petikan senyum dalam hari.
Serta kebersamaan hiasi pagi ke pagi.
Tak terbayang lelah,
nan amat sangat kau derita.
Terlihat betapa nyenyak tidurmu.
Hingga air mata basahi pipiku.
Karena ku tak tega,
biarkan semua tetap seperti itu.

Haruskah ku sia-siakan,
segala asa nan kau korbankan...?
Haruskah kubalas dengan kekecewaan...?
Haruskah ku melihat,
cucuran air di matamu...?

Tidak...!!!
Ku tak ingin.
Lagi ku tak mampu.
Insya Allah...
Takkan ku sia-siakan,
segala asa dan pengorbanan.

Ku harus bertekad.
Ku harus yakin.
Ku harus bergerak.
Ku harus melangkah.

Man Jadda Wa Jada.
Asa dalam jiwa menggelora.
Berkobar lagi membara.
Bak api semangat dalam jiwa.
Demi petikan senyum,
terbingkai indah di pipimu.
Suatu saat nanti.
Hingga abadi.
Sampai masa berganti.

MSAA, 17/09/'18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun