Mohon tunggu...
Money

Optimisme Berhadapan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

8 Februari 2016   18:35 Diperbarui: 8 Februari 2016   18:59 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau yang biasa dikenal dengan persaingan pasar bebas. Dimana dalam pasar bebas tersebut orang-orang luar negeri bebas masuk kedalam negara kita. Seperti yang telah kita ketahui bersama pemerintah telah menghapuskan peraturan yang menyatakan bahwa “setiap warga asing yang ingin masuk ke dalam indonesia untuk bekerja harus bisa berbahasa indonesia dengan fasih”. Dengan tidak diberlakukannya peraturan tersebut menyebabkan warga asing semakin bebas dan lebih mudah untuk bisa berkarier di Indonesia Hal ini dapat mengancam perekonomian Indonesia apabila kita sebagai masyarakat hanya tinggal berdiam diri atau hanya sebagai penonton di negara kita sendiri melihat orang-orang luar menguasai pasar persaingan. Dengan adanya MEA ini kita sebagai masyarakat harus pintar-pintar dan jeli dalam menghadapi pasar bebas ini.

Seperti yang kita ketahui, dimasa sekarang ini masih banyak masyarakat yang belum mengenal MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Maka dari itu, kita sebagai anak muda sebaiknya memberikan informasi atau pengetahuan tentang MEA (masyarakat Ekonomi ASEAN) kepada masyarakat terutama orang tua dan anak-anak muda.

Di dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) banyak hal yang dapat kita lakukan, misalnya kita harus lebi kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk-produk dalam negeri dan membuat usaha-usaha  yang bisa ikut bersaing dipasar bebas. Tidak hanya itu kita juga harus lebih mencintai produk-produk dalam negeri.

Optimisme dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) harus kita perlihatkan dengan mengembangkan infrastruktur karena seperti yang kita ketahui transportasi dinegara kita yang masih kurang baik, serta masih kurangnya sumber daya manusia yang kompeten, dan pengelolaan sumber kekayaan alam dan aset-aset yang kita miliki,serta memanfaatkan sumber daya dengan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun