Mohon tunggu...
zulfa zet
zulfa zet Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Guru Pembentuk Bibit Bangsa Bukanlah Professi Cadangan

17 Mei 2015   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Naruli seorang guru adalah naruli yang tumbuh yang memang pada dasarnya tepupuk dalam hatinya untuk iklas dalam mengemban amanat, menciptakan benih-benih tauladan bangsa yang baik. Rasa cintanya untuk mengajar serta memberikan tauladan memang tertanam ikhlas serta keoptimisan yang komitmen. Tanpa mengharapakan nilai meteril yang didapatkanya nanti, itu urusan belakang. Yang terpenting apa yang dia bisa ajarkan kepada anak-anak didiknya hingga mereka menjadi pemimpin-pemimpin hebat serta orangorang yang bermoral dan bermamfaat bagi bangsa ini.

Seperti halnya dijepang yang sangat memuliakan guru. Seperti yang kta ketahui saat mereka sedang jatuh dalam peperangan. Pemerintahan Jepang mencari guru-guru yang masih hidup agar bisa menciptakan bibit bangsa yang bisa membangun Jepang lebih baik. Ini menujukan bahwa untuk menjadi guru bukanlah hal yang mudah, bukalah seorang yang hanya karena dalam kehidupanya setelah ia melamar diberbagai tempat yang dimana ia tidak diterima dalam pekerjaan yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Untuk menjadi guru yang profesional dan tercapai tujuan mulyanya, maka guru juga diasah dan dicetak dengan adanya jurusan-jurusan di masing-masing kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Berbagai mata kuliah di kampusnya mengajarkan para mahasiswa prodi kependidikan tentang strategi, perencanaan, evaluasi, pembuatan media pembelajaran dan microteaching. Dan lebih lagi kajian kurikulum pun menjadi menu wajib kuliah perkuliahan agar para calon gurujuga melek terhadapsistem pendidikan nasional. Secara otomatis mereka diasah diasah secara terus menerus terlatih menjadi yang professional dan tahu akan seluk beluk dunia pendidikan. Ini bukanlah perkara  yang mudah bukan? Guru-guru yang seharusnya dicetak bukanlah orang yang sembarangan saja, mereka harus pula melewati banyak pembelajaran sebelumnya.

Masalah professi guru juga diselewengkan, tercatat jumlah guru di Indonesia secara distribusi  dan mutu pada umumnya masi sangat rendah hal ini diperkuat dengan adanya guru di SMK/SMA yang masih banyak belum sarjana hingga akhirnya mereka menerapkan disiplin ilmu yang tidak sesuai, terlebihlagi dengan persentase 50% di seluruh Indonesia, dan dari itu 54%nya memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan. Dengan banyaknya masalah guru di Indonesia ini sangat memperihatinkan, kita tahu peranan guru yang dicetak untuk menumbuhkan serta mendidik anak-anak bangsa Indonesia menjadi kader-kadel penerus bangsa Indonesia yang cerdas, mandiri,  dan tak lupa juga bermoral. Pemerintah kementrian Pendidikan harus mempererhatikan dan ditinjau ulang bagaimanakah seharusnya guru-guru Indonesia yang akan mengajar serta mendidik, selalu di ingat pula untuk menjadi guru harus ada proses dan naruli sebagai guru. Profesi sebgai guru bukanlah  professi yang tujuanya untuk memperkaya namun professi dengan berjuta kebaikan nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun