Mohon tunggu...
zulfa zet
zulfa zet Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritisi untuk Kau Wahai Pemilik Kekuasaan

14 April 2015   21:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“ KRITISI UNTUK KAU, WAHAI PEMILIK KEKUASAAN”

Dari sekian juta penduduk Indonesia sekitar 51,5 persen publik tidak percaya dengan para politikus yang berada di legislatif, yudikatif maupun eksekutif.37, 5 persen yang percaya elite poltik memiliki moral yang bagik. Sementara 11 persen masyarakat tidak tahu moralitas elite politik.

Dalam sebuah penelitian juga menunjukan bahwasanya penduduk kota lebih tidak percaya kepada moralitas elite politik karena mereka mudah mendapatkan akses berita dari berbagai media yang ada di kota yang banyak tersebar tentang gunjang-ganjing berita-berita soal korupsi dan perselingkuhan para elit politik serta rusaknya moral para politik elite kebanyakan membuat mereka tak percaya dengan moralitas mereka. Ini merupakan hal fakta yang sedang terjadi dalam politik di Indonesia.

Karna kemerosotan kepercayaan politik terhadap politik elite menyebabkan kemerosotan demokrasi pula, dampaknya Kemerosotan demokrasi lebih banyak disebabkan oleh elite politik yang tidak memiliki integritas moral dan etika yang baik (degradasi moral) karena lebih dilandaskan oleh sebuah misi kekuasaan. Yang mana pada saat rakyat mempercayakan segala tanggungan negara kepada mereka, namun setelah diberi kepercayaan mereka seperti kehilangan kendali untuk mengendalikan diri.  Integritas moral dan akhlak bukan sekedar bermakna pada kehidupan pribadi elite politik namun juga berkesesuaian dengan persetujuan publik.

Mirisya apabila amanat yang diemban menjadi investasi kerakusan para elite kekuasaan semakin keras melaju bak rudal menghantam sasaran yang tak bisa dihentikan. Perseteruan antar kontestan semakin tak terhindarkan, aksi mereka yang saling menyikut dan tak peduli dengan cara apa saja beragam jurus dilakukan para elite tersebut untuk mengarahkan opini serta simpati rakyat agar menentukan pilihan kebenaran kemenangan. Yang sejatinya mereka mengejar kekuasaan saja.

Seharusnya politisi di Indonesia harus lebih mengerti dan mempelajari tentang moral ataupun etika kultul demokrasi bangsa timur. Dan jangan melupakan ke arah mana demokrasi serta bangsa ini akan dibawa serta tak akan pernah lupa misinya tujuan negara ini. Rakyat masih mengharapkan lagi pemimpin untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Saat ini pilar demokrasi tidak dibangun berdasarkan cerminan bangsa Timur seharusnya  Pilar demokrasi di negeri ini tidak dibangun dengan perilaku yang saling menjatuhkansikap inilah yang seharusnya ditanampakn oleh para elite politik dan tidak membuat pemilihan untuk mendapatkan kursi di pemerintahan berdasarkan persaingan dengan memfitnah serta menghalalkan segala caradiIndonesia etika berpolitik harus benar-benar dijaga serta sesuai dengan cerminan bangsa kita, bahwa berpolitik harus dilakukan dalam koridor etika yang santun dan berakhlak. Menjatuhkan serta melakukan hal yang melawan moral di mata rakyat bukanlah solusi tepat untuk menuju tujuan Indonesia. Sebab, rakyat menunggu janji yang dilontarkan serta pilitik elite sebagai contoh teladan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun