Mohon tunggu...
Zulfa Wadlhah
Zulfa Wadlhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan dan Konseling

Mahasiswa Aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konseling Kelompok dalam Mengembangkan Interaksi Sosial sebagai Upaya Memandirikan Anak Berkebutuhan Khusus

19 Desember 2022   22:02 Diperbarui: 19 Desember 2022   22:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Melakukan interaksi sosial adalah hal yang penting dilakukan oleh makhluk hidup/sosial. Karena, kita membutuhkan orang lain dalam keberlangsungan kehidupan, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Dan seseorang yang dikatakan sebagai makhluk sosial jika seseorang itu telah berinteraksi dan juga bersosialisasi. Jika individu suka menyendiri dan tidak pernah berhubungan dengan orang lain, maka dia tidak mungkin hidup sebagai manusia yang normal. Oleh karenanya, interaksi sosial adalah syarat utama terjadi aktivitas sosial serta sangat besar kontribusinya dalam keberlangsungan individu saat berada dimasyarakat. Interaksi sosial adalah hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lain dimana dapat berpengaruh satu sama lain dan sebaliknya. Bisa dengan hubungan seorang individu dengan individu, kemudian individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok. Kemudian Gerungan (1996) menafsirkan interaksi sosial adalah bentuk hubungan antara seseorang dengan lingkungan, khususnya dilingkungan psikis secara umum berkisar pada sebuah usaha dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dalam lingkungan sekolahpun jika kemampuan interaksi seorang anak rendah, maka dapat menghambat kemajuan dalam proses belajar tersebut. Tak terkecuali juga dialami oleh anak yang berkebutuhan khusus saat disekolah. Problem tersebut banyak terjadi pada ABK. ABK adalah anak yang memiliki karakter khusus dan mempnyai perbedaan dengan anak secara umum baik pada segi emosinya, mental ataupun fisiknya. Ada beberapa jenis dari ABK yaitu : tunarungu (seorang anak yang mengalami gangguan fungsi pada pendengaran), tunawicara (memiliki hambatan dalam berbicara/berkomunikasi lisan dan pendengaran), tuna daksa (memliki masalah pada anggota tubuh yang tidak sempurna), anak autis (anak kesulitan berinteraksi sosail, komunikasi dan berkarakter stereotip), tuna grahita (anak dengan kemampuan intelektual dibawah rata-rata), kesulitan belajar, tuna laras (memiliki problem mengemdalikan emosi dan kontrol). kemampuan interaksi yang rendah biasanya dapat terlihat pada komunikasi dan juga kontak sosialnya, baik antar siswa abk tersebut atau dengan guru saat disekolah.  Padahal menurut dayakisni (2009) syarat dari interaksi sosial yaitu ada 2 kontak sosial dan komunikasi. Di sekolah inklusi, siswa abk yang tidak mempunyai kemampuan dalam berinteraksi sosial akan dapat berpengaruh pada kemajuan belajarnya. Seperti contoh saat siswa abk sulit untuk memahami materi pelajaran dan ia enggan untuk bertanya maka dampaknya adalah dia tidak memahami apa yang disampaikan guru dan prestasi belajarnya akan rendah. Dari adanya masalah kurangnya kemampuan interaksi sosial yang dialami anak berkebutuhan khusus tersebut, maka sebagai guru BK kita harus dapat menanganinya salah satu caranya dengan memberikan sebuah layanan berupa konseling kelompok, dimana memiliki tujuan utama yaitu lebih menekankan untuk dapat memandirikan siswa. Memandirikan dalam hal agar siswa berani berkomunikasi dengan orang lain, dapat mengatasi problem yang dialaminya sendiri tanpa bergantung pada orang lain, belajar bersosialisasi dengan orang sekitar. ABK juga dapat hidup selayaknya orang normal biasa. Tergantung dengan effort dari diri mereka saja, bagaimana mereka dapat berusaha untuk mengatasi problem-problem yang sedang mereka hadapi tentunya dengan pendampingan dari orang sekitar, baik dilingkungan sekolah, lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar mereka. Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan untuk memecahkan suatu problem yang dialami oleh siswa dengan cara memanfaatkan adanya dinamika kelompok. Pada konseling kelompok terjadi sebuah penempatan sikap serta keberanian bertenggang rasa. Pada kegiatan tersebut anggota dari kelompok memperoleh sebuah peluang untuk menceritakan problem yang dialaminya. Mereka bisa mengekspresikan perasaannya,  menunjukkan perhatian orang lain dan bermacam pengalaman. Dalam artikel ini nantinya akan dibahas tentang hakikat dari interaksi sosial,  hakikat dari anak berkebutuhan khusus dan jenis-jenisnya, kemudian hakikat dari konseling kelompok serta pengembangan interaksi sosial bagi anak berkebutuhan khusus melalui konseling kelompok sebagai salah satu cara untuk dapat memandirikan mereka.

Interaksi Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup dilingkup masyarakat, dilingkungan fisik atau psikologis dimana didalamnya terdapat hubungan timbal balik dari seseorang yang satu dengan lainnya. ciri kehidupan sosial salah satunya terdapat sebuah interaksi sosial. Interaksi sosial menjadi faktor yang utama pada hubungan antara 2 individu tersebut atau lebih yang sifatnya bisa memengaruhi. Syarat dari interaksi sosial adalah komunikasi sosial serta kontak sosial. Interaksi berasal dari kata "inter" yang bermakna "aksi" atau "antar" yang berarti tindakan. Maryanti dan suwarti dalam (Binti, 2016) mengatakan interaksi sosial ialah sebuah timbal balik ataupun intersimulasi antar individu, kelompok ataupun individu kelompok. suatu hubungan yang timbal balik atau dinamis dalam bentuk sebuah kerjasama, persaingan, atau pertikaian (Damanik, 2010). Seseorang dikatakan sebagai mahluk sosial jika ia sudah berinteraksi dan juga bersosialisasi. Jika individu menyendiri dan tidak berhubungan dengan individu lain, maka dia tidak mungkin hidup menjadi manusia yang normal, oleh karenanya itulah yang menjadi syarat yang bisa dibilang utama dalam aktivitas sosial dan mempunyai kontribusi besar dalam kelangsungan hidup dilingkungan masyarakat (Prasasti, 2019)

Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus ialah anak dimana memiliki sebuah kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal secara umumya, baik pada fisik, mentalnya, sikap ataupun berbeda dari anak rata-rata secara umum karena terdapat suatu problem dalam penglihatan, pendengaran, berpikir, bergerak serta bersosialisasi. Definisi lain menjelaskan ABK adalah seorang anak yang perlu layanan serta pendidikan secara terpadu (khusus) berbeda dengan anak lainnya agar dapat berkembang sesuai potensi yang dimilikinya. Mereka memerlukan bantuan meliputi layanan sosial, kemudian dilayanan pendidikan serta layanan BK ataupun layanan lain yang sifatnya terkhusus (Khoirunnisa, 2018). Anak tersebut memiliki hambatan perkembangan dan hambatan dalam belajar. Oleh karenanya ABK perlu diberikan sebuah layanan penanganan disesuaikan pada masalah dalam perkembangan atau belajarnya yang harus disesuaikan terhadap diri anak yang mana pastinya berbeda. Kebutuhan ABK pada dasarnya tidak berbeda dengan anak yang lainnya baik pada kebutuhan yang sifatnya rohani atau jasmani. Terdapat beberapa jenis dari anak berkebutuhan khusus menurut (Aulia, 2016) yaitu :

  • Tunarungu : yaitu anak yang mempunyai gangguan pada pendengarannya. Memiliki ciri tidak bisa mendengarkan, kemampuan bahasa terlambat, sering berkomunikasi dengan isyarat.
  • Tunagrahita : yaitu seorang yang mempunyai kecerdasan dibawah rata-rata. Cirinya yaitu penampilan dalam hal fisik tidak seimbang, perkembangan bahasa serta bicara mengalami keterlambatan, tidak dapat mengurus dirinya sendiri.
  • Tunanetra : yaitu seseorang yang mempunyai gangguan pada penglihatannya. Terdapat 2 golongan yakni buta secara total dan low vision (kurang penglihatan).
  • Tunalaras : seseorang mempunyai problem pada pengendalian emosi dan juga kontrol terhadap sosial. Cirinya yaitu mudah emosi, melakukan tindakan agresif serta melanggar peraturan.
  • Autis : seseorang  yang punya hambatan pada area sosial, perkembangan otaknya, atau bahasa serta fantasinya.
  • Downsyndrome : seorang anak karena punya kelainan kromosomnya. Cirinya tinggi badan terkadang relatif pendek, kepala kecil atau hidung datar.
  • Kemunduran (retardasi mental) : keadaan intelegensi seorang yang  tidak berkembang dengan baik.

Konseling kelompok 

Konseling kelompok ialah sebuah upaya dalam pemberian bantuan memecahkan problem siswa dengan cara memanfaatkan dinamika kelompok. konseling kelompok merupakan salah satu dari layanan BK yang ada disekolah. Setiap peserta didik memperoleh kesempatan agar bisa mengggali masalahnya yang dialami setiap anggota dari kelompok tersebut. Hal ini, bisa dipergunakan sebagai sarana belajar dalam mengekspresikan perasaan, perhatian kepada orang lain serta bermacam pengalaman-pengalaman. Yang dipakai dalam konseling kelompok adalah pendekatan instruksional. Pendekatan ini mempunyai titik berat pada interaksi antara peserta didik bersama pemipin dikelompok tersebut. Diharapkan anggota kelompok dapat berdiri sebagai individu yang mengembangkan hubungan diri dengan individu yang lain. Dalam artian bahwa nantinya seorang individu bisa mengembangkan diri dan mengendalikannya dalam sebuah suasana dalam lingkup kelompok sehingga nantinya bisa aktif didalam kelompoknya alias tidak pasif. Beberapa tujuan dari adanya layanan konseling adalah agar setiap anggota kelompok dapat memahami diri dengan baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain, supaya anggota mendapat kemampuan dalam mengatur serta mengarahkan hidupnya sendiri yang pada awalnya dalam konteks kelompok kemudian dalam kehidupan sehari-hari, lebih bersikap peka pada serta dapat menghayati perasaan dari orang lain.

Konseling Kelompok Sebagai Upaya Pengembangan Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus 

Orang tua ataupun guru patut memahami keterbatasan interaksi sosial pada peserta didik berkebutuhan khusus dan berkewajiban dalam pengupayaan interaksi sosial yang dimiliki anak berkebutuhan khusus agar dapat meningkat. Sebagai seorang guru disekolah, apalagi menjadi seorang guru BK, tentulah mempunyai peran yang penting agar ABK dapat berinteraksi dengan baik disekolah, karena guru sama halnya menjadi orang tua siswa saat disekolah dan harus selalu siap dalam melayani pendidikan ABK dengan berbagai bentuk kekurangan yang mereka miliki. Tak terkecuali dalam membantu memandirikan ABK dengan salah satu cara mengembangkan kemampuan mereka dalam berinteraksi khususnya siswa tunanetra baik di sekolah luar biasa atau pendidikan inklusi. 

Dengan dilakukan layanan konseling kelompok dapat terjadi suatu interaksi dalam konteks lebih intensif bisa dilakukan secara terus menerus. Nantinya para anggota bisa belajar bersama dengan efektif karena anggota tersebut mengalami secara langsung. Dalam konseling kelompok, mereka bisa saling menerima pendapat-pendapat dari anggota lainnya dan bisa saling untuk memberi. Layanan ini bisa menjadi sebuah media dalam berlatih menghargai seseorang sehingga harapan yang diinginkan yaitu bisa mengurangi rasa emosi pada dirinya. Sebuah interaksi sosial yang tidak baik ataupun baik adalah sebuah proses yang tidak diturunkan pada anak tuna laras dan juga tuna daksa, melainkan diperoleh dari proses saat ia belajar, bimbingan serta latihan. Faktor internal atau eksternal baik yang positif atau negatif maka akan mempengaruhi seorang anak tuna laras dan tuna daksa saat berinteraksi. Adanya penanaman Kemauan yang kuat bisa memunculkan rasa kepercayaan pada diri. Yang kemudian mereka mampu membedakan perilaku yang baik dan mana yang tidak baik dengan melalui adanya program pengembangan interaksi ini. 

Dalam konseling ini anggota kelompok memperoleh kesempatan dalam menggali masalah yang terjadi pada anggota kelompoknya. kelompok bisa untuk mengekspresikan dari perasaannya, memperlihatkan perhatiannya, serta berbagi sebuah pengalaman. kemudian juga memperoleh kesempatan berteman akrab dengan para anggota dikelompoknya. Interaksi antar individu dan antar anggota kelompok pada konseling kelompok adalah sesuatu yang tidak ada didalam konseling individu. Dikarenakan dalam layanan ini tentunya para siswa berbeda-beda latar belakangnya. Konseling kelompok menjadi pilihan yang tepat dalam berusaha memandirikan Anak berkebutuhan khusus. Dengan menerapkan konseling tersebut, ABK akan lebih mengembangkan dirinya dan lebih mandiri karena akan dapat melatih diri menjadi seseorang yang berani (percaya diri) dalam melangkah dan bertindak, mereka dapat berusaha dalam memecahkan masalah yang mereka alami sendiri. Karena pada saat layanan konseling kelompok mereka berusaha dalam memecahkan masalah setiap anggota kelompoknya, mereka juga berusaha menjadi pendengar yang tidak sekedar mendengar namun juga melakukan konfrontasi yang mana memperlihatkan sebuah perhatian yang benar-benar  kepada anggota kelompok lainnya. Mereka juga akan saling tolong menolong, berempati dengan tulus juga menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun