Mohon tunggu...
Zulfa Ulinnuha
Zulfa Ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Angkatan 2022 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Angkatan 22 Informatic engineering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengoptimalkan Jaringan Internet dengan Load Balancing PCC pada Mikrotik

17 September 2024   12:30 Diperbarui: 17 September 2024   12:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mikrotik (Sumber: freepik.com)

Mengoptimalkan Jaringan Internet dengan Load Balancing PCC pada Mikrotik


Dalam era digital saat ini, stabilitas koneksi internet menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan operasional perusahaan, institusi pendidikan, hingga tempat umum seperti kafe. Menurut World Bank (2020), lebih dari 53,7% populasi Indonesia, atau sekitar 127,5 juta orang, aktif menggunakan internet. Peningkatan pengguna internet secara signifikan telah membawa tantangan baru dalam hal pengelolaan lalu lintas jaringan. Dalam banyak kasus, penggunaan beberapa penyedia layanan internet (ISP) dalam satu perusahaan merupakan langkah yang umum dilakukan guna menghindari gangguan koneksi. Namun, tanpa strategi pengelolaan yang tepat, hal ini sering kali tidak cukup untuk mengatasi masalah kestabilan jaringan, terutama selama jam-jam sibuk.

Salah satu solusi yang telah terbukti efektif adalah implementasi teknik load balancing dengan metode Per Connection Classifier (PCC) berbasis router MikroTik. Dalam studi terbaru oleh Amalia et al. (2023), mereka menunjukkan bagaimana metode PCC mampu mendistribusikan beban lalu lintas secara merata di antara dua ISP. Dengan memanfaatkan router MikroTik, penelitian ini berhasil meningkatkan kualitas layanan jaringan yang sebelumnya tidak stabil. Nilai QoS (Quality of Service) jaringan meningkat dari 0,4 menjadi 0,89 setelah implementasi PCC, sebuah peningkatan signifikan yang menunjukkan efektivitas metode ini.

Tidak hanya itu, penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana penerapan failover mampu mempertahankan koneksi internet ketika salah satu ISP mengalami gangguan. Dengan demikian, implementasi teknologi seperti PCC sangat relevan di Indonesia, di mana perusahaan sering kali menghadapi masalah jaringan overload atau kegagalan ISP secara tiba-tiba.

Metode Per Connection Classifier (PCC) yang diterapkan dalam penelitian Amalia et al. (2023) memberikan solusi praktis terhadap permasalahan yang dihadapi banyak perusahaan di Indonesia terkait kestabilan jaringan internet. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akses internet, jaringan sering kali mengalami gangguan akibat beban lalu lintas yang tidak terdistribusi secara merata. PCC bekerja dengan cara membagi koneksi berdasarkan klasifikasi lalu lintas yang masuk, memastikan setiap jalur data dialihkan ke ISP yang lebih ringan beban. Hal ini meminimalisir risiko overload pada satu jalur koneksi, yang sering kali menjadi penyebab lambatnya koneksi internet.

Dengan menggunakan dua ISP yang dihubungkan melalui MikroTik, sistem jaringan menjadi lebih stabil, terutama selama jam-jam sibuk. Berdasarkan data penelitian, nilai QoS pada jam sibuk mencapai angka 3,75, sementara pada jam normal nilai ini meningkat hingga 4. Peningkatan ini didukung oleh metode failover yang memastikan bahwa jika salah satu ISP mengalami gangguan, lalu lintas otomatis dialihkan ke ISP yang lain tanpa memutus koneksi pengguna. Penerapan teknologi ini sangat penting, terutama di lingkungan perusahaan yang sangat bergantung pada koneksi internet untuk aktivitas operasional sehari-hari.

Lebih lanjut, metode PCC juga unggul dalam menangani lalu lintas data dengan lebih efisien dibandingkan metode lain seperti ECMP (Equal Cost Multi-Path) dan NTH. PCC mampu mengklasifikasikan paket data berdasarkan alamat sumber dan tujuan, memastikan bahwa paket yang masih terhubung dengan koneksi sebelumnya akan mengikuti jalur yang sama. Hal ini menciptakan kestabilan lebih baik pada jaringan, di mana paket-paket data yang terkait dapat berjalan di jalur yang konsisten tanpa adanya lonjakan beban pada satu ISP.

Dalam studi Amalia et al. (2023), MikroTik digunakan sebagai router utama untuk mengelola dua ISP. Router MikroTik ini tidak hanya membagi beban lalu lintas, tetapi juga mengoptimalkan penggunaan bandwidth pada setiap ISP. Hasil implementasi menunjukkan bahwa penggunaan bandwidth yang optimal membantu mengurangi penumpukan lalu lintas pada satu ISP, terutama saat ada lonjakan permintaan pengguna. Berdasarkan survei terhadap 31 responden, kualitas layanan internet meningkat signifikan setelah penerapan PCC, dengan kenaikan skor dari 0,4 menjadi 0,89.

Teknologi load balancing berbasis metode PCC yang diimplementasikan pada router MikroTik memberikan solusi yang nyata untuk meningkatkan kestabilan jaringan internet, khususnya dalam lingkungan yang mengandalkan dua ISP. Hasil penelitian Amalia et al. (2023) membuktikan bahwa teknik ini mampu meningkatkan nilai QoS secara signifikan, dari 0,4 menjadi 0,89, serta menjaga kestabilan jaringan selama jam-jam sibuk. Selain itu, metode failover memastikan bahwa ketika salah satu ISP mengalami gangguan, koneksi internet tetap berjalan lancar dengan mengalihkan lalu lintas ke ISP lain tanpa interupsi.

Ke depan, penggunaan teknologi PCC dan MikroTik ini bisa menjadi standar bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas layanan internet mereka. Namun, disarankan agar infrastruktur yang digunakan, seperti bandwidth ISP dan perangkat jaringan, selalu dalam kondisi optimal untuk memaksimalkan hasil implementasi ini. Dengan langkah ini, kestabilan internet di perusahaan dapat terjaga secara efektif dan efisien.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun